Akhir-akhir ini, Bakal Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi tampak lebih intens bersama Bakal Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Keduanya pun disebut 'mesra' dalam beberapa momen.
Padahal, Eri merupakan kader PDI Perjuangan. Di mana, partai berlambang Banteng tersebut mengusung calon sendiri, Tri Rismaharini atau Risma di Pilgub Jatim.
Eri pun buka suara dan menjelaskan alasannya jarang terlihat bersama Risma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Eri diusung oleh 18 atau seluruh partai politik di Surabaya. Nah, dari 18 partai ini, ada sejumlah partai yang mengusung Khofifah-Emil di Pilgub Jatim.
"Saya kebetulan direkom semua partai. Kalau partai itu, misal Gerindra pasti mengenalkan sosok wali kotanya, sosok gubernurnya pasti Bu Khofifah. Kalau PKB tanggal 11 besok rencananya, berarti aku ambek Mbak Luluk. Kalau PDIP saya pasti dengan Bu Risma," jelas Eri saat ditemui detikJatim di Balai Kota Surabaya, Selasa (10/9/2024).
"Saya didukung oleh semua partai, sehingga ketika ada acara partai saya datang. Kalau aku nggak teko terus yok opo? Nggak onok sosialisasi nang masyarakat lak an (Kalau aku nggak datang terus bagaimana? Nggak ada sosialisasi ke masyarakat dong)," tambahnya.
Meski jarang terlihat bersama, Eri menegaskan dirinya tegak lurus mendukung Mantan Wali Kota Surabaya ini. Eri juga menjelaskan, Risma memiliki peluang besar menang di Pilgub Jatim.
Sebab, Risma memiliki modal sosial yang kuat. Selain itu, gaya kepemimpinan Risma juga bagus, apalagi Risma pernah menjadi Wali Kota Surabaya dua periode dan terakhir sebagai Menteri Sosial RI.
Menurut Eri, Risma merupakan seorang pemimpin perempuan yang tidak hanya memiliki sifat keibuan, tetapi di dalam jiwanya terdapat seorang bapak. Hal ini tampak dari sikap tegasnnya dalam mengambil sebuah keputusan.
Ia pun belajar dari sikap dan gaya kepemimpinan Risma. Eri yang menjadi seorang bapak juga menanamkan jiwa seorang ibu dalam dirinya, untuk memberikan cinta kasih kepada warga.
"Otomatis saya menjadi seorang ayah dan ibu. Saya mencontoh siapa? Saya mencontoh Bu Risma. Bu Risma seorang wanita tapi bisa menjadi seorang bapak. Saya seorang bapak harus bisa menjadi seorang wanita dan itu terjadi," katanya.
Baginya, gaya kepemimpinan Risma efektif dalam melakukan tugas melayani masyarakat. Oleh karena itu dia menerapkan gaya dalam satu jiwa terdapat sosok keibuan dan kebapakan.
"Saya seorang bapak juga seorang ibu, kenapa stunting turun, guyub, karena jiwa ibu saya masukkan ke dalam diri saya. Bagaimana dulu pekerjaan taman tidak teratur bisa berubah karena ada ketegasan seorang bapak tapi ada dalam diri seorang ibu. Ini kepemimpinan Bu Risma yang luar biasa membuat saya hari ini juga menetes, mengalir dalam membentuk karakter gaya karakter Bu Risma," urainya.
Bila menjadi seorang gubernur, menurut Eri, Risma memiliki kelebihan pada gaya kepemimpinannya.
"Kalau beliau menjadi gubernur, memiliki kelebihan itu. Jiwa-jiwa itu yang perlu kita tata menjadi seorang pemimpin," pungkasnya.
Sebelumnya, momen 'kemesraan' Khofifah dan Eri ini, salah satunya pada akhir Agustus 2024, di mana keduanya menghadiri pengajian Gus Iqdam di wilayah Wonoayu, Surabaya didampingi Sekjen Golkar M Sarmuji.
Eri juga tampak hadir bersama Khofifah dalam pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul ke-32 Buya Mas Muhammad Fathoni di Jatim Expo Surabaya Minggu kemarin. Di momen ini, baik Khofifah dan Eri dielu-elukan puluhan ribu jemaah untuk memimpin kembali Jatim dan Surabaya.
Tak berhenti di situ, Eri juga terlihat begitu akrab bersama Bacawagub Emil Dardak pada saat acara Perwosi Run 2024 di Kota Lama, Surabaya yang digelar Minggu (8/9).
Keakraban itu cukup ganjil karena Eri sendiri notabene merupakan kader PDI Perjuangan (PDIP). Di Pilgub Jatim 2024, PDIP tidak mengusung Khofifah-Emil dan memilih mengusung Risma-Gus Hans.
(hil/iwd)