Pertarungan di Pilbup Jombang: Pengalaman Politik Vs Kekuatan Logistik

PILKADA JAWA TIMUR

Kenali Kandidat

Pilkada Jatim 2024

Pertarungan di Pilbup Jombang: Pengalaman Politik Vs Kekuatan Logistik

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 31 Agu 2024 18:10 WIB
Ilustrasi Pilbup Jombang 2024
Ilustrasi Pilbup Jombang (Foto: Jelita Nurisia/detikJatim)
Jombang -

Pilbup Jombang 2024 dipastikan berlangsung kompetitif. Di mana, sang petahana ditantang oleh pendatang baru.

Pengamat politik Jombang Mukari menilai, Pilbup Jombang 2024 menjadi ajang pertarungan paslon berpengalaman politik melawan paslon dengan kekuatan logistik. Menurutnya, kedua paslon perlu mengangkat isu strategis untuk kemajuan Kota Santri jika ingin mendongkrak elektabilitas.

Dosen Fisipol Undar, Jombang ini membandingkan kekuatan parpol pengusung masing-masing paslon. Petahana Mundjidah Wahab dan Sumrambah diusung empat parpol. Yaitu PDIP, PPP dan Partai Demokrat yang menguasai 20 atau 40% dari 50 kursi DPRD Kabupaten Jombang periode 2024-2029. Ditambah Partai Hanura, nonparlemen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan pasangan Warsubi dan Salmanudin Yazid atau Gus Salman (WarSa) diusung Koalisi Jombang Maju. Koalisi ini diperkuat PKB, Partai Gerindra, Partai Golkar, PKS, NasDem, serta partai nonparlemen PAN, Partai Gelora dan PSI. Lima partai parlemen menguasai 30 atau 60% dari 50 kursi DPRD Jombang periode 2024-2029.

"Dari sisi parpol pengusung, WarSa unggul, tapi belum tentu perolehan suara pilbup akan linear dengan pileg. Sangat tergantung mesin masing-masing partai berjalan dengan baik atau tidak," kata Mukari kepada detikJatim, Sabtu (31/8/2024).

ADVERTISEMENT

Mukari menilai, kedua paslon Pilbup Jombang 2024 mempunyai kelebihan dan kekurangan. Mundjidah dan Sumrambah sebagai petahana lebih menguasai peta Jombang. Namun, masyarakat mudah menemukan celah kelemahan mereka dari rekam jejaknya memimpin Kota Santri 2018-2023.

Menurutnya, pasangan Mundjidah-Sumrambah juga mempunyai massa militan yang mereka rawat sejak lama. Seperti diketahui, Mundjidah sejak lama merawat Muslimat dan Fatayat NU. Sedangkan Sumrambah dikenal sebagai kader PDIP. Keduanya sudah kenyang akan pengalaman berorganisasi dan berpolitik.

Di sisi lain, pasangan WarSa belum ada celah kelemahan yang bisa dinilai masyarakat. Warsubi merupakan Kepala Desa Mojokrapak 3 periode dan Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Jombang. Ia juga pengusaha ayam potong dan frozen food. Gus Salman merupakan mantan Ketua PCNU Jombang dan pengasun Pondok Pesantren Babussalam di Kalibening, Mojoagung, Jombang.

Karena latar belakangnya itu, kata Mukari, pasangan WarSa dinilai belum banyak pengalaman berinteraksi dengan parpol. Padahal dalam kontestasi Pilkada, paslon juga harus mampu mengakomodir kepentingan parpol dan merawat hubungan ke depannya. Kendati begitu, WarSa diuntungkan dengan modal finansial yang kuat, serta koalisi parpol pengusung yang gemuk.

"Karena karakter masyarakat masih transaksional, bisa jadi paslon dengan logistik kuat akan memenangkan kontestasi ini. Itu nanti akan dihadapkan pada militansi dan kerja keras lawannya (Mundjidah-Sumrambah). Saya kira saat ini, masih fifty-fifty, masing-masing punya plus dan minus yang membuat pilkada ini seru," jelasnya.

Lantaran hanya ada 2 paslon di Pilbup Jombang, lanjut Mukari, masyarakat bakal terpolarisasi menjadi 2 kubu. Oleh sebab itu, paslon harus mampu membangun dan mengangkat isu-isu strategis di Jombang untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya.

"Yang perlu diperhatikan masing-masing paslon adalah seberapa mereka menguasai masalah-masalah di Jombang, mengemas isu-isu strategis untuk membuat Jombang lebih baik. Tiga bulan ini akan diuji. Intens mana (di antara 2 paslon) menyapa masyarakat," terangnya.

Salah satu isu strategis yang bisa diangkat, tambah Mukari, terkait optimalisasi sumber daya alam dan ciri khas Kabupaten Jombang. Ia mengambil contoh wisata religi Makam Gus Dur dan wisata alam Wonosalam yang selama ini pengelolaannya dinilai belum maksimal.

"Misalnya wisata religi dikemas menjadi ikon Jombang. Sehingga bisa meningkatkan PAD dan memberi berkah masyarakat sekitar. SDA di Wonosalam juga belum dikelola dengan baik. Belum lagi potensi pertanian padi dan tebu," tandasnya.




(abq/hil)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Berita Terpopuler


Hide Ads