Pertarungan 2 Kiai di Balik Pilbup Mojokerto 2024

PILKADA JAWA TIMUR

Kenali Kandidat

Pilkada Jatim 2024

Pertarungan 2 Kiai di Balik Pilbup Mojokerto 2024

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 31 Agu 2024 06:00 WIB
Ilustrasi Pilbup Mojokerto 2024
Ilustrasi. (Foto: Jelita Nurisiaas
Mojokerto -

Pengamat Politik Mojokerto Dr Ahmad Hasan Afandi MSi menilai Pilbup Mojokerto 2024 adalah ajang pertarungan pengaruh KH Asep Saifuddin Chalim dengan KH Chusaeni Ilyas. Komunikasi untuk merawat kantong elektoral kedua kubu menjadi kunci kemenangan.

"Saya lihat magnitonya bukan di calon, tapi antara Kiai Asep dan Kiai Chusaeni," kata Hasan kepada wartawan, Jumat (30/8/2024).

Petahana Ikfina Fahmawati menggaet Sya'dulloh Syarofi yang merupakan putra Pengasuh Ponpes Salafiyah Al Misbar Kiai Chusaeni sebagai bakal calon wakil bupati pendampingnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Muhammad Albarraa atau Gus Barra sendiri adalah putra Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Kiai Asep. Gus Barra berpasangan dengan dr Muhammad Rizal Octavian, putra Mantan Bupati Mojokerto Achmady.

Hasan menjelaskan, pasangan Ikfina-Gus Dulloh (Idola) maupun Gus Barra-dr Rizal (Mubarok) sama-sama punya kekuatan NU. Hanya saja Kiai Asep dan Kiai Chusaeni lah yang menjadi magnet para pemilih. Kedua kiai sama-sama punya pengikut militan.

ADVERTISEMENT

Pengaruh Kiai Asep menjadi modal besar bagi pasangan Mubarok. Begitu pula pengaruh Kiai Chusaeni akan sangat menguntungkan bagi pasangan Idola. Sebab itu, kunci memenangkan Pilbup Mojokerto adalah merawat komunikasi dengan kantong elektoral yang sudah dibangun kedua kiai.

"Tinggal didiskusikan siapa yang bisa merawat, dia lah yang menang. Pengaruh kedua kiai sangat besar secara kultural. Itu disambut komunikasi Gus Dulloh ke masyarakat yang mengena. Kalau Mas Rizal tidak bergerak, kantong-kantong elektoral hilang," terangnya.

Keputusan Ikfina menggandeng Gus Dulloh menurut Hasan adalah keputusan politik yang sangat tepat. Wakil Ketua 2 Tanfidziyah PCNU Mojokerto yang juga Dewan Instruktur PW GP Ansor Jatim itu mampu berkomunikasi dengan masyarakat dari lapisan atas sampai bawah baik dengan komunitas kultural, keagamaan, maupun budaya.

Untuk mengimbanginya, Hasan mengatakan Gus Barra harus menekan dr Rizal untuk membangun komunikasi dengan kantong-kantong elektoral di bawah. Salah satunya memanfaatkan latar belakang akademis Rizal yang seorang dokter.

Terlebih lagi pengaruh sosok Achmady saat ini hanya pada komunitas tua. Sedangkan para calon pemilih pemiling suara di Pilbup Mojokerto nanti didominasi generasi Z.

"Kalau dia hanya mengandalkan sebagai putranya Pak Achmady, nantinya menjadi kecelakaan politik. Karena elektoral di bawah butuh sosok pemimpin yang mau komunikasi dengan masyarakat," ujarnya.

"Beda dengan Kota Mojokerto. Kalau Gus Barra tidak memerankan Mas Rizal, selesai. Pasti tergerus kantong-kantong elektoral yang sudah dibangun Gus Barra dan Kiai Asep," jelasnya.

Dari sisi finansial, kata Hasan, Ikfina dan Gus Barra sama-sama mempunyai modal. Baik pasangan Idola maupun Mubarok juga sama-sama diterpa isu korupsi.

Suami Ikfina, Mustofa Kamal Pasa (MKP) menjadi terpidana kasus suap, gratifikasi dan TPPU. Ayah dr Rizal, Achmady juga mantan napi kasus korupsi. Namun, isu korupsi tak terlalu berdampak terhadap elektabilitas mereka.

Hasan menilai untuk saat ini, pasangan Idola lebih unggul dibandingkan Mubarok. Selain sepak terjang Gus Dulloh, Ikfina juga diuntungkan dengan masifnya pembangunan jalan dan jembatan di masa kepemimpinannya.

Program peningkatan infrastruktur sampai pelosok kampung itu memang benar-benar dinikmati masyarakat.

"Untuk hari ini saya melihat Ikfina dan Gus Dulloh (unggul), tapi tak tahu kalau misal perkembangan selanjutnya timnya Mas Rizal. Saya lihatnya tipis, persaingan ketat. Namun, untuk sementara waktu masih unggul Ikfina," tandasnya.

Pasangan Idola dan Mubarok telah mendaftar ke KPU Kabupaten Mojokerto. Idola diusung 6 parpol. Empat parpol parlemen yakni PKB, Partai Golkar, PDIP dan PKS yang menguasai 25 atau 50% dari 50 kursi di DPRD Kabupaten Mojokerto periode 2024-2029. Sedangkan 2 parpol nonparlemen adalah PSI dan Partai Buruh.

Sedangkan pasangan Mubarok diusung 6 partai parlemen yang menguasai 25 atau 50% dari 50 kursi DPRD Kabupaten Mojokerto periode 2024-2029. Yaitu Partai NasDem, Partai Demokrat, PAN, PPP, Partai Gerindra dan Perindo. Tidak hanya itu, mereka juga diusung 6 partai nonparlemen, yaitu Partai Hanura, PBB, PKN, Partai Gelora, Partai Ummat dan Partai Garuda.




(dpe/iwd)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Berita Terpopuler


Hide Ads