Klepon adalah salah satu kue tradisional. Warnanya hijau dengan taburan kelapa parut di atasnya. Di dalamnya, ada sensasi gula merah cair yang meledak di mulut.
Kue tradisional ini bukan hanya memanjakan lidah, tapi juga menyimpan warisan kuliner Nusantara. Dari jajanan pasar hingga hidangan dalam acara keluarga, klepon tetap menjadi primadona.
Tak hanya enak, klepon juga punya nilai budaya yang kuat. Masyarakat Indonesia mengenal klepon sejak lama, dan hingga kini masih mempertahankan cara pembuatan tradisionalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 9 Kuliner Khas Gresik, Lezat dan Menggiurkan |
Asal-usul Klepon
Klepon dikenal sebagai kudapan tradisional yang khas dengan gula merah cair yang isiannya lumer saat digigit. Jajanan ini telah hadir dalam khazanah kuliner Indonesia sejak lama dan dikenal berasal dari Jawa Timur.
Dalam buku Indisch Leven in Nederland karya JM Meulenhoff, disebut klepon sudah dikenal sejak era 1950-an dan diyakini pertama kali diperkenalkan ke Belanda oleh seorang imigran asal Pasuruan, Jawa Timur.
Seiring waktu, klepon tidak hanya dikenal sebagai jajanan pasar. Tetapi juga telah masuk ke berbagai restoran di Belanda, baik yang menyajikan makanan Indonesia maupun Asia.
Nama 'klepon' sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti 'indung telur hewan', yang merujuk pada bentuknya yang kecil dan bulat. Umumnya, klepon disajikan bersama jajanan pasar lainnya seperti getuk dan cenil.
Dirangkum dari buku Belajar dari Makanan Tradisional Jawa karya Dawud Achroni dan laman Portal Informasi Indonesia, dijelaskan klepon menyimpan makna filosofis di balik tampilan sederhananya. Bahan-bahan yang digunakan mudah ditemukan dan tidak banyak jumlahnya, mencerminkan nilai hidup sederhana yang tak berlebihan.
Sifat ini mengajarkan kita untuk tidak pamer atau boros, serta mengingatkan bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari kemewahan, melainkan dari hal-hal kecil yang dilakukan dengan ketulusan.
Keunikan klepon terletak pada isinya, yakni gula aren cair yang tersembunyi di dalam bola ketan. Rasa manisnya baru terasa saat kita menggigitnya.
Hal ini melambangkan kebaikan hati manusia, meskipun tidak selalu tampak dari luar, namun bisa dirasakan oleh orang di sekitarnya. Kebaikan yang tersembunyi namun tulus, adalah hal yang membuat seseorang dihargai dan dicintai.
Parutan kelapa yang membalut klepon pun mengandung makna tersendiri. Proses memperoleh kelapa memerlukan usaha ekstra seperti mengupas sabut, membelah batok, dan membersihkan kulit arinya.
Maknanya, untuk meraih kebahagiaan manusia harus melewati berbagai tantangan dan membersihkan hati dari sifat-sifat buruk. Baru setelah itu, kebaikan yang sejati bisa muncul ke permukaan.
Bentuk bulat klepon melambangkan siklus hidup yang tidak diketahui ujung pangkalnya. Manusia tidak pernah tahu kapan ia dilahirkan dan kapan akan meninggal.
Dalam hidup tidak semua berjalan sempurna, sebagaimana bentuk klepon yang seringkali tidak bulat sempurna. Ada kalanya bahagia, ada kalanya sedih sebagai bagian alami dari kehidupan.
Sebelum dapat dinikmati, klepon harus melalui proses perebusan dalam air mendidih. Ini menjadi simbol bahwa seseorang harus berani menghadapi tantangan, bekerja keras, dan bersabar untuk mencapai keberhasilan.
Proses pembuatan klepon juga menuntut ketelitian dan kesabaran agar isian gula tidak pecah dan adonan tidak terlalu keras atau lembek. Warna hijau pada klepon yang khas bukan hanya untuk mempercantik tampilan, tetapi juga diambil dari pewarna alami seperti daun suji atau pandan.
Warna ini pun memiliki makna simbolis, yaitu lambang kehidupan dan kesejahteraan. Taburan kelapa parut melambangkan proses kehidupan manusia yang bertahap, seperti buah kelapa yang keras di luar namun lembut di dalam.
Maka dengan banyak makna dalam setiap tahap pembuatannya, tak heran jika klepon sering hadir dalam acara syukuran atau perayaan tradisional lainnya.
Klepon di Daerah Lain
Meskipun berasal dari Jawa, klepon telah menyebar luas ke berbagai wilayah lain di Indonesia seperti Sumatra dan Sulawesi, serta ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Di beberapa daerah seperti Sulawesi dan Kalimantan, klepon dikenal dengan nama onde-onde. Hal ini seringkali menimbulkan kebingungan karena di Jawa, onde-onde merujuk pada kue lain yang berbahan dasar kacang hijau dan berbalut wijen.
Di berbagai daerah, klepon memiliki sebutan lokal yang beragam, misalnya di Bengkulu, Sulawesi Tenggara, dan Sumatra Barat. Menariknya, ada pula pendapat lain yang menyebut bahwa klepon atau onde-onde, merupakan kudapan khas Bugis yang telah dikenal sejak abad ke-14 dan biasa hadir dalam berbagai upacara adat.
Dalam tradisi Bugis, onde-onde melambangkan persatuan dan keharmonisan. Hal ini tercermin dari perpaduan bahan-bahan seperti tepung beras, gula merah, dan kelapa parut. Kue ini menjadi bagian dari hidangan dalam upacara naik rumah sebagai bentuk syukur atas rumah baru yang telah ditempati.
Disadur dari laman Pemkot Denpasar, di Bali, klepon dikenal dengan sebutan Jaje Klepon yang artinya kue klepon. Jajanan ini kerap digunakan sebagai sajian dalam berbagai upacara adat umat Hindu, seperti saat pernikahan atau upacara potong gigi.
Sementara itu, dalam masyarakat Minangkabau, klepon atau onde-onde menjadi bagian dari parabuang, yaitu hidangan pelengkap nasi dan lauk pauk yang disajikan saat upacara adat atau keagamaan.
Termasuk dalam perayaan Maulid Nabi bersama kudapan lain seperti lapek manih dan pisang goreng. Meski zaman terus berubah, klepon tetap eksis dan digemari banyak orang hingga kini.
Resep Klepon
Kini, klepon tidak hanya ditemukan di pasar tradisional, tapi juga telah berevolusi menjadi kudapan modern. Ada tart klepon, cookies klepon, hingga isian rasa kekinian yang memadukan tradisi dengan inovasi.
Popularitasnya bahkan menyaingi kue-kue modern dari luar negeri. Hal ini jadi bukti bahwa warisan kuliner Indonesia tidak kalah menarik dan layak dibanggakan.
Melalui klepon, kita belajar banyak hal: tentang kesederhanaan, kebaikan hati, pentingnya usaha, dan ketulusan. Semua nilai ini menjadikan klepon lebih dari sekadar jajanan, tapi juga simbol kebijaksanaan hidup yang manis dan membumi.
Klepon terbuat dari adonan tepung ketan yang dibentuk bulat dan diisi dengan gula merah di bagian tengahnya. Setelah direbus hingga matang, klepon digulingkan dalam parutan kelapa muda yang telah dikukus.
Tampilan sederhana ini menyimpan cita rasa khas yang unik karena manis, gurih, dan kenyal dalam satu gigitan. Proses pembuatannya memerlukan ketelatenan agar menghasilkan tekstur kenyal dan isi yang benar-benar meleleh di dalam mulut.
Nah, berikut cara pembuatan klepon yang orisinil dan lumer di mulut, diambil dari arsip catatan resep detikFood.
- Total Waktu Penyajian: 45 Menit
- Untuk Penyajian: 12 Porsi
- Kategori: Kue
- Masakan: Klepon
- Durasi Persiapan: 15 Menit
- Durasi Masakan: 30 Menit
- Total Durasi: 45 Menit
Bahan
- 500 g tepung ketan
- 1 sdm air kapur sirih
- 1 sdt sdt garam
- 100 ml air endapan pandan suji
- 300 ml air matang
Isi
- 250 g gula aren, sisir halus
Lapisan
- 250 g kelapa parut memanjang
- 1 sdt garam
Cara Membuat
- Lapisan: Aduk rata kelapa parut dengan garam. Kukus dalam kukusan panas selama 20 menit. Angkat dan dinginkan.
- Taruh tepung keran dan garam dalam mangkuk/baskom, aduk rata.
- Tambahkan air endapan suji dan air kapur sirih, aduk rata.
- Tuangi air secara bertahap sambil aduk dan uleni adonan hingga kalis. Sesuaikan jumlah air dengan kondisi tepungnya.
- Ambil sejumput adonan, bulatkan lalu pipihkan, tekuk sedikit ujungnya, isi dengan gula aren. Tutup rapat dan bulatkan.
- Hati-hati saat membulatkan adonan, usahakan benar rapat agar tak ada gula yang bocor saat direbus.
- Didihkan air bersama beberapa lembar daun pandan. Masukkan bola-bola klepon ke dalam air rebusan pandan dan rebus hingga mengapung.
- Angkat, tiriskan dan gulingkan segera ke dalam kelapa parut hingga terbalut rata.
- Taruh atau susun dalam takir daun pisang dan sajikan.
Tips
Saat membentuk bola-bola adonan ketan, jaga adonan tetap lembap. Selalu tutup sisa adonan dengan serbet bersih. Jika bola adonan agak kering akan pecah saat direbus.
Untuk membalut dengan kelapa parut harus dilakukan segera setelah klepon ditiriskan. Jangan membiarkan bertumpuk karena bola klepon akan lengket satu sama lain dan pecah saat dibaluti kelapa parut.
Nah, itulah tadi asal-usul, jejak sejarah, dan resep jajanan tradisional klepon. Apakah ini termasuk dalam jajanan favoritmu?
(ihc/irb)