Pisang cavendish adalah pisang yang paling banyak ditemukan di berbagai wilayah. Meski demikian, pisang ini terancam punah karena wabah jamur yang melanda di berbagai negara.
Pisang cavendish atau di Indonesia disebut dengan pisang ambon putih, banyak ditemukan jenisnya di supermarket. Pisang jenis ini juga paling banyak dikonsumsi oleh manusia.
Namun, penemuan baru-baru ini mengungkapkan bahwa hampir separuh pisang di dunia terancam punah karena penyakit jamur. Pisang ini tengah diserang infeksi jamur ganas yang disebut penyakit panama ras tropis 4.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Infeksi Jamur Ganas Menjangkit Pisang Cavendish
Penyakit panama ini juga dikenal sebagai layu fusarium. Jamur ras tropis 4 atau TR4 ditemukan pertama kali di Taiwan pada tahun 1989. Sejak tahun 2015, jamur ini telah menyebar ke Australia, India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Afrika.
Pada 2023, penyakit panama ini telah menyebar hingga Amerika Selatan. Panama TR4 ini mudah menyebar melalui manusia, kendaraan, dan hewan, pergerakan tanaman pisang yang terinfeksi, bahan tanam, serta tanah dan air yang terkontaminasi.
"Kalau sudah ada di suatu negara, penyakit panama sangat sulit dihilangkan," kata Dan Bebber, dosen biosains di University of Exeter pada 2019, dikutip dari New York Post.
Kasus Serupa karena Jamur Ras Tropis
Jamur ras tropis ini tidak menjangkiti buah-buahan kali pertamanya. Penyakit ini dapat menyebabkan farmageddon bagi pasar pisang global.
Tanda-tanda jamur telah menginfeksi pisang terlihat dari daunnya yang mulai menguning dan menyebabkan layu serta berwarna cokelat. Batang tanaman pisang mulai membusuk di bagian dalamnya, tampak seperti perubahan warna jika dibelah.
Misalnya pada kasus musnahnya varietas buah populer seperti Gros Michel akibat ras tropis 1 (pendahulu TR4), pada awal abad ke-20. Hal tersebut mengakibatkan varietas Cavendish melonjak karena kekebalannya terhadap ras 1 dan menjadi buah yang paling banyak diekspor.
Bahkan pisang cavendish menyumbang 47% produksi dan ekspor pisang global. Jenis pisang ini mampu menggantikan pisang lain yang telah terbasmi penyakitnya.
Akan tetapi, hal yang terjadi pada Gros Michel berulang pada Cavendish karena serangan TR4. Potensi kepunahan pisang cavendish cukup ironis mengingat spesies ini dibiakkan karena ketahanannya terhadap penyakit.
Solusi Mengatasi Kepunahan Pisang Cavendish
Untungnya, para ahli percaya bahwa mereka dapat mencegah Cavendish mengalami nasib yang sama dengan Gros Michel.
Solusi yang dapat dilakukan meliputi versi rekayasa genetika yang tahan terhadap TR4, pencangkokan buah seperti transplantasi jaringan antar tanaman untuk memberi mereka karakteristik berbeda seperti ketahanan terhadap penyakit.
Beberapa ilmuwan di Taiwan sedang bereksperimen membuat vaksin pisang pada bibit Cavendish agar membuat varietas tersebut kebal terhadap penyakit TR4.
Dikutip dari Daily Mail, para ilmuwan mulai mengembangkan versi rekayasa menggunakan C CRISPR-Cas9, yaitu teknik presisi yang memungkinkan para akademisi mengubah dan menghilangkan bagian-bagian DNA, sehingga memungkinkan pemberantasan penyakit.
Tim peneliti di Queensland University of Technology (QUT) mengembangkan varietas pisang Cavendish yang disebut dengan QCAV-4. Pisang ini dikembangkan melalui kemitraan dengan pemerintah dan industri.
Pisang QCAV-4 telah ditanam dalam uji coba lapangan di Northern Territory selama lebih dari 6 tahun dan terbukti tahan terhadap penyakit panama TR4.
Dan Koeppel, penulis buku "Banana: The Fate of the Fruit That Changed the World" menyatakan bahwa upaya-upaya ini hanyalah perbaikan sementara dan bukan solusi jangka panjang.
Tindakan-tindakan tersebut tidak akan dapat membuat pisang melawan jenis penyakit baru seperti yang terjadi pada Cavendish.
"Kita punya waktu setidaknya satu dekade sebelum dampaknya menjadi drastis," ungkap James Dale, profesor dan pemimpin program bioteknologi pisang di QUT.
Artikel ini telah tayang di detikEdu dengan judul Akibat Wabah Jamur, Pisang Cavendish atau Ambon Putih Terancam Punah
(abq/iwd)