Dikenal sebagai Kota Tapai, Bondowoso memiliki beragam olahan makanan dan minuman berbahan dasar tapai. Salah satunya tapai ngambeng yang pas untuk takjil berbuka puasa.
Tapai ngambeng berasal dari bahasa lokal (Madura). Ngambeng artinya mengambang. Karena saat diolah, tapai akan terlihat mengambang atau muncul di atas permukaan.
Minuman tapai ngambeng konon sudah ada sejak zaman dahulu dan menjadi minuman turun-temurun. Meski saat ini sudah jarang terlihat karena tergerus kuliner kekinian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun bisa dipastikan, olahan minuman ini selalu muncul saat bulan puasa Ramadhan. Karena, manis dan segarnya memang sangat pas sebagai takjil puasa. Tapai ngambeng bisa disajikan hangat maupun dingin, menyesuaikan dengan kondisi cuaca.
Resep untuk mengolah tapai ngambeng ini terbilang sangat simpel. Yakni tapai diiris kecil-kecil. Lantas diguyur air yang sudah dicampur gula aren. Jika suka, bisa ditambahkan jahe.
Air bercampur gula aren dan jahe tersebut diberi sedikit air kapur. Fungsinya untuk membuat irisan tapai tak lumer atau lembek saat bercampur air. Sehingga, bentuknya pun tetap utuh dan cantik.
Menurut salah seorang penjual kuliner di Bazar Ramadhan, Santi, resep itu memang banyak ditemui saat bulan Ramadhan. Karena paling banyak dicari orang untuk takjil.
"Kalau hari biasa, sangat jarang sekali dijumpai. Bahkan nyaris nggak ada yang jual," tuturnya, saat berbincang dengan detikJatim, Minggu (9/4/2023).
Kendati sangat cocok sebagai takjil puasa, menikmati minuman tapai ngambeng tak disarankan terlalu banyak dan berlebihan. Karena, bahan dasar tapai berasal dari singkong yang difermentasi dalam waktu tertentu.
Sehingga, dikhawatirkan mempengaruhi proses pencernaan di lambung, setelah seharian perut kosong dan tak terisi.
"Tapi nggak apa-apa kok. Karena fermentasi ketika bertemu dengan air panas, jadinya netral. Pun ada pula sedikit air campuran kapur," pungkas Santi.
(hil/sun)