Sejarah wingko tidak bisa dilepaskan dari Kota Babat, salah satu kecamatan di Lamongan. Di Babat, jajanan yang terbuat dari tepung ketan dan kelapa ini dibuat sejak 1898.
Wingko pertama kali dibuat oleh pasangan Loe Soe Siang dan istrinya Djoa Kiet Nio. Usaha wingko ini kemudian dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Loe Lan Ing, yang kemudian menjadi merek dagang wingko itu sampai sekarang.
"Saya adalah generasi kelima dari wingko babat Loe Lan Ing ini," kata Olivia Gondokusumo, pemilik gerai kue Loe Lan Ing, Rabu (2/11/2022).
Loe Lan Ing meneruskan usaha wingkonya di Babat. Sementara saudara perempuannya yakni Loe Lan Hwa pindah ke Semarang dan mendirikan usaha yang sama.
Usaha Lan Hwa dimulai pada 1946 di Semarang dengan merek Wingko Babat Cap Spoor. Mengapa dinamakan wingko babat, karena wingko berasal atau dibuat pertama kali di Babat.
"Ya karena dari Babat, makanya dinamakan wingko babat," ujarnya.
Salah seorang karyawan Loe Lan Ing yang sudah 25 tahun bekerja, A Rafik mengungkapkan, awalnya kue ini dijajakan secara door to door. Juga di kereta api serta bus-bus yang lewat Babat. Hingga dititipkan di warung atau kios.
"Aslinya wingko ya dari Babat sini, Loe Lan Ing ini punya saudara 3. Di mana salah satunya pindah ke Semarang, yaitu Loe Lan Hwa yang kemudian juga membuat wingko," tutur Rafik.
Lambat laun, jajanan wingko babat semakin terkenal dan digemari orang-orang hingga kini. Wingko babat milik Loe Lan Ing atau LLI, terus bertahan sebagai salah satu jajanan khas Lamongan.
Selain dikenal sebagai wingko dengan nama Loe Lan Ing, ungkap Rafik, akronim LLI juga bisa berarti Lunak Lezat Istimewa sesuai dengan rasa dan tekstur kue ini.
"Wingko dari dulu memang dari Babat, yang kemudian semakin diteguhkan dengan adanya Tugu Wingko," terangnya.
(sun/fat)