Menikmati suasana sore di tengah dinginnya musim hujan paling pas menyantap camilan legendaris Tahu Solet Mak Ni di Desa Perning, Jetis, Kabupaten Mojokerto. Cita rasa tahunya lebih mantap karena diproduksi sendiri.
Tidak hanya itu, kenikmatan bumbu Tahu Solet Mak Ni yang lokasinya persis di seberang Kantor Desa Perning itu juga terjaga sejak 1970.
Tahu Solet Mak Ni Jaraknya hanya 11 Km atau 20 menit perjalanan dari Kota Mojokerto. Lapak tahu goreng ini terlihat sederhana namun tak pernah sepi pembeli sejak buka pukul 15.30 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti lapak gorengan pada umumnya, tahu solet Mak Ni disajikan hangat. Karena Budi Santoso (56) dan istrinya Susanah (50) terus menggoreng tahu untuk disajikan kepada pelanggan mereka.
Setiap potong tahu goreng ini mempunyai tekstur lembut di dalamnya dan renyah di kulitnya. Ternyata tahu ini mereka produksi sendiri.
"Tahu kami produksi sendiri, tidak pakai obat, masih tradisional, tidak pakai campuran. Rasanya tidak ada kecutnya, teksturnya lembut, digoreng cepat kering," kata Susanah kepada detikJatim, Kamis (27/10/2022).
Budi dan Susanah menyajikan tahu solet dengan cara berbeda. Mereka membelah setiap potong tahu, lalu mengisinya dengan bumbu yang nikmat.
![]() |
Bagi yang tidak suka asin tak perlu khawatir. Sebab tahu solet Mak Ni digoreng tanpa digarami. Sedangkan bagi penikmat asin tinggal menaburkan garam secukupnya.
Tidak hanya cita rasa tahunya yang masih original, bumbu tahu solet Mak Ni juga menggoyang lidah. Susanah mempertahankan resep warisan ibunya.
Bumbu tahu solet yang satu ini mempunyai cita rasa yang manis, gurih dan pedas yang pas. Yaitu menggunakan campuran kacang goreng, petis, gula pasir, garam, dan cabai.
Kacang goreng sengaja ditumbuk tidak sampai lembut atau masih berupa butiran-butiran. Sehingga setiap mengunyah ada sensasi ceklus-ceklus atau kriuk yang gurih.
Perpaduan tahu yang mantap dan bumbu yang nikmat membuat sulit berhenti untuk menyantapnya. Tak ayal tahu solet Mak Ni tetap eksis sejak 52 tahun silam.
"Tahu solet ini warisan bapak dan ibu saya yang memulai usaha tahun 1970. Resepnya diwariskan ke saya," terang ibu dua anak warga Dusun/Desa Perning ini.
Dirintis sejak 1970. Baca di halaman selanjutnya.
Tahu solet Mak Ni ini dirintis pasangan almarhum Kasmin dan Kasiani (86) sejak 1970. Pasangan suami istri yang mempunyai 4 anak ini sejak dulu memproduksi sendiri tahu yang mereka jual.
Nama Mak Ni diambil dari panggilan Kasiani. Susanah baru mewari bisnis ini sejak pensiun dari pabrik sarung tangan tahun 2017. Sedangkan suaminya pensiunan buruh pabrik sepatu.
Dibantu kakak iparnya, Budi memproduksi tahu di rumahnya menggunakan kedelai impor dari Amerika Serikat. Rata-rata menghabiskan 32 kg kedelai untuk 5 bak tahu per hari.
Produksi tahu secara tradisional berlangsung pukul 05.00-12.00 WIB. Selanjutnya 5 bak tahu itu mereka bawa untuk digoreng dan dijajakan di lapak tahu solet Mak Ni di Jalan Raya Desa Perning.
"Ibu saya bagian mengirisi tahu, kalau saya bagian di sini menggoreng dan menjual," jelas Susanah.
Lapak tahu solet Mak Ni buka setiap hari pukul 15.30-22.00 WIB. Saking larisnya, Susanah mampu menghabiskan 5 bak tahu per hari.
![]() |
Terlebih lagi lokasinya yang dekat dengan banyak pabrik di sekitarnya. Sehingga para buruh biasa mampir ketika jam istirahat untuk membeli camilan di tempat ini.
Omzet yang diraup anak bungsu dari pasangan Kasimin dan Kasiani ini pun mencapai Rp 1,5 juta per hari.
"Pemasarannya hanya dari mulut ke mulut, pelanggan saya dari Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kecamatan Jetis dan sekitarnya," ungkapnya.
Tahu solet Mak Ni paling enak dinikmati di tempat selagi masih hangat ditemani segelas kopi atau air mineral. Tapi tak jarang para pelanggan menyantap di rumah bersama keluarga.
Harga kudapan legendaris ini ternyata lumayan terjangkau. Yaitu hanya Rp 1.000 per potong.
"Pelanggan juga bisa meminta tahu yang lebih krispi, harganya sama," ujar Susanah.
Listyowati (40) adalah pelanggan setia Tahu Solet Mak Ni. Ibu rumah tangga asal Desa Singkalan, Balongbendo, Sidoarjo ini hampir setiap hari mampir untuk membungkus tahu solet.
"Hampir setiap hari beli buat camilan. Rasanya enak tahunya, garing dan gurih. Bumbunya enak juga, kacangnya ceklus-ceklus," katanya.