Polres Lumajang mendirikan tenda darurat untuk pengungsi dan pos tanggap darurat bencana erupsi Gunung Semeru di jalur Piket Nol, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Tenda darurat tersebut disiapkan sebagai tambahan tempat aman bagi para pengungsi di Desa Supit Urang dan Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, dua wilayah yang terdampak paling parah akibat erupsi pada Rabu sore (19/11).
Selain itu, polisi juga mendirikan tenda untuk pos informasi dan pos tanggap darurat bencana. Anggota kepolisian akan siaga selama tujuh hari, sesuai masa status tanggap darurat yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Lumajang. Masa siaga bisa diperpanjang apabila aktivitas Gunung Semeru kembali meningkat.
Untuk saat ini, para pengungsi sebagian tinggal sementara di bangunan sekolah, balai desa yang berada di Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo.
Kapolres Lumajang, AKBP Alex Sandy Siregar mengatakan, pihaknya membangun tenda darurat untuk penampungan sementara warga terdampak erupsi Gunung Semeru, dan pos tanggap darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru.
"Kita bangun tenda penampungan pengungsi sementara bagi warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru, dan pos tanggap darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru, agar bisa cepat mengevakuasi warga jika ada susulan letusan APG (Awan Panas Guguran) Gunung Semeru," kata Alex, Kamis (20/11/2025).
Data sementara menyebutkan sekitar 50 rumah rusak berat dan porak poranda akibat disapu awan panas. Kerusakan terjadi di dua dusun di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, yakni Dusun Sumbersari dan Dusun Kamar A. Keduanya merupakan wilayah rawan lintasan awan panas guguran dan banjir lahar dari gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Suradi (54), warga Dusun Kamar A, mengatakan rumahnya sudah dua kali dihantam awan panas Semeru. Selain merusak rumah, hewan ternaknya juga hilang tersapu awan panas kemarin sore. Bahkan sebelum awan panas menyapu desanya ada bunyi sirine keras berbunyi, dan warga berlarian menuju lokasi tempat aman.
"Ada 2 desa, Desa Sumbersari dan Kamar A, Desa Supit Urang, ada kurang lebih 50 rumah, dan bangunan sekolah dan tempat ibadah, serta puluhan ternak milik warga hilang tersapu bencana alam erupsi Gunung Semeru. Sebelum awan panas meluncur dam melintas di desa, sirine peringatan meraung-raung dan warga langsung keluar berlari menyelamatkan diri ke tempat aman," ujar Suradi kepada detikJatim.
BPBD Kabupaten Lumajang dibantu stake holder lainnya, masih melakukan asesment kerusakan dan kerugian akibat bencana alam erupsi Gunung Semeru ini.
Hingga kini hujan abu masih turun di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Sementara Jalan Raya Piket Nol, penghubung Lumajang-Malang, ditutup total karena dinilai sangat berisiko dan berbahaya bagi pengguna jalan.
Simak Video "Video: Kondisi Terkini Aliran Sungai Curah Kobokan Usai Gunung Semeru Erupsi"
(auh/hil)