Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan inovasi unik bernama Smart Augmented Technology for Children Disability (SAMATA), stroller pintar yang membantu anak disabilitas, khususnya autisme, berkomunikasi lebih mudah lewat teknologi interaktif berbasis gambar dan suara.
Alat yang sedang dikembangkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini adalah stroller pintar interaktif yang dirancang untuk memudahkan anak-anak autisme dalam berkomunikasi sekaligus meningkatkan kemampuan motorik dan kognitif mereka.
Inovasi yang digagas oleh mahasiswa Teknik Industri UMM Ulytz Sukma Susila bersama dengan timnya ini menggunakan teknologi mikrokontroler, sensor interaktif dan sistem Augmentative and Alternative Communication (AAC) berbasis gambar.
Ulytz mengatakan, Integrasi Sistem AAC Berbasis Gambar adalah teknologi bantu komunikasi bagi anak-anak yang kesulitan berbicara. Pada SAMATA, sistem ini diintegrasikan secara langsung ke dalam stroller melalui panel gambar interaktif.
Inovasi ini pada dasarnya adalah modifikasi dari sebuah stroller biasa yang ditransformasi menjadi alat bantu yang cerdas dan interaktif. Mereka memilih pendekatan modifikasi agar biaya produksi lebih terjangkau dan pemanfaatannya lebih mudah diterapkan langsung oleh mitra.
Lebih lanjut, Ultzy menjelaskan cara kerja SAMATA yang sederhana namun powerful. Anak cukup menekan gambar simbol di panel seperti gambar makanan atau minuman, maka sensor sentuh akan mengirim sinyal ke mikrokontroler.
Secara instan, speaker akan mengeluarkan suara "Saya mau makan" atau "Saya haus", sementara notifikasi yang sama terkirim ke smartphone pengasuh untuk memastikan respons cepat.
Adapun inovasi ini berangkat didasarkan dari identifikasi masalah di lapangan, tim kami menemukan tiga kendala utama yang terjadi di SLB Autisme River Kids. Seperti hambatan komunikasi signifikan pada anak, minimnya alat bantu efektif, dan beban emosional yang tinggi bagi pengasuh.
SAMATA hadir sebagai solusi dengan mengubah stroller biasa menjadi alat komunikasi interaktif yang terjangkau. "Oleh karena itu, inovasi kami hadir sebagai jembatan komunikasi untuk anak autisme, mendukung proses belajar, meringankan beban emosional guru," ungkap Ultzy kepada awak media, Senin (20/10/2025).
Dalam pembuatan SAMATA, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh Ulytz dan tim. Mereka harus membuat desain yang user-friendly, intuitif dan mudah dipahami oleh anak-anak autisme dengan beragam tingkat kemampuan.
Tentu hal ini membutuhkan iterasi dan uji coba langsung. Kemudian, dari segi durabilitas dan keamanan, mereka harus memastikan prototipe stroller yang dibuat tidak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga kuat, aman, dan nyaman untuk digunakan anak-anak setiap hari.
Keberhasilan ini tidak membuat tim berpuas diri. Tim SAMATA akan terus mengembangkan fiturnya, seperti mengembangkan bank suara dan simbol untuk mengekspresikan, sistem yang lebih cerdas dan mendesain ulang modul agar lebih modular sehingga mudah untuk dipasang.
"Semoga alat ini bisa membatu anak-anak disabilitas agar bisa dapat menyalurkan kebutuhan dasar mereka. Kami mengharapkan mereka bisa mengekspresikan rasa ingin tahu melalui alat komunikasi interaktif ini dan juga sebagai sarana pembelajaran yang mendukung perkembangan sensorik dan motorik," tandasnya.
Simak Video "Video: Viral Anak Difabel Jadi Korban Jambret di Depok"
(hil/hil)