Esa tergerak untuk ikut memperjuangkan hak-hak anak melalui berbagai upaya. Salah satunya dengan mengikuti Komunitas Child Campaigner Jawa Timur. Komunitas itu diketahui setelah ia tergabung dengan komunitas CYAN di Save the Children Indonesia.
Child Campaigner adalah komunitas anak-anak dan orang muda yang menjadi juru kampanye dalam naungan Save the Children. Mereka merancang dan memimpin kampanye mereka sendiri dengan berbagai macam isu yang berkelindan.
"Mereka (Save the Children) membuat beberapa komunitas. Salah satu komunitasnya, Child Campaigner Jawa Timur. Kayak anak-anak yang melakukan kampanye, fokus isunya itu soal krisis iklim untuk tahun ini," ujar Esa, salah satu Anggota Child Campaigner Jatim kepada detikJatim, Rabu (18/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, krisis iklim saat ini tengah menarik perhatian publik karena dampaknya yang kian dirasakan secara nyata di kehidupan anak-anak. Selain di Jawa Timur, komunitas Child Campaigner juga ada di berbagai provinsi lainnya.
Di Jawa Timur sendiri, kegiatan Child Campainger telah dimulai sejak Agustus 2024. Mereka sudah melakukan berbagai pelatihan dan aktivasi kampanye Aksi Generasi Iklim.
"Komunitas ini berada di bawah lembaga Save the Children. Dari Agustus itu mulai melatih pengurusnya, sekitar 10-18 orang waktu itu. Dilatih dulu memetakan dan memilih isu krisis iklim apa di Jatim yang mau dikampanyekan? Kampanye mau dalam bentuk apa saja," urainya.
"Sebelum melakukan kampanye, kami akan melakukan proses audiensi terlebih dahulu dengan Dinas DP3APPKB se-Jatim. Setelah diterima, ada rangkaian seperti webinar, kampanye, pelatihan, hingga festival yang akan digelar," katanya.
Adapun fokus kampanye di Jawa Timur ini disebabkan oleh perhatian khusus terhadap kondisi sungai-sungai yang banyak tercemar, dipenuhi sampah, dan limbah. Kampanye ini bertujuan mencegah masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.
![]() |
"Langkah ini juga memberikan pemahaman tentang penanganan sungai yang tercemar. Tahun ini kami masih berfokus pada proses penyadaran atau awareness, dan ke depannya kami berharap bisa lebih terlibat langsung dengan masyarakat serta melibatkan komunitas lain," ungkap dia.
Beberapa waktu lalu, Child Campaigner Jaitm telah menggelar acara Webinar Design Thinking yang mengundang perwakilan Dinas DP3AK se-Jatim. Ada pemateri yang membagikan informasi mengenai perubahan iklim di Jawa Timur dan langkah-langkah penanganannya.
"Tujuan dari acara itu adalah untuk menyadarkan peserta bahwa di Jawa Timur terdapat masalah terkait sampah dan sungai-sungai yang tercemar yang akan berdampak buruk bagi masa depan anak-anak," sebutnya.
"Ada pelatihan untuk anak-anak namanya desain thinking. Peserta diajarkan untuk mengidentifikasi masalah lingkungan dan kemudian melakukan aksi nyata di sekitar mereka," jelas Esa.
"Aksi-aksi itu kemudian dilombakan. Saat itu saya ingat ada beberapa peserta mengirimkan laporan bahwa mereka telah turun aksi di berbagai kegiatan, termasuk bersih-bersih sungai dan beberapa aksi lainnya," tambah dia.
Festival Bebaskan Sungai dari Sampah adalah puncak rangkaian kegiatan kampanye Aksi Generasi Iklim yang diselenggarakan Child Campaigner Jatim bekerja sama dengan Cempaka Foundation dan dihadiri forum anak Kabupaten/Kota, perwakilan sekolah Adiwiyata dan sekolah-sekolah lainnya.
Festival ini diisi berbagai kegiatan seperti talks how, penampilan seni, pembacaan puisi, serta tarian bersama. Anak-anak dari jenjang SMP hingga SMA turut mengikuti festival yang diselenggarakan terbuka di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan pada 16 November 2024.
"Ada sekitar 300 orang hadir sebagai audiens, yang terdiri dari perwakilan forum anak, sekolah Adiwiyata SMP di sekitar Pasuruan, serta perwakilan dari dinas terkait," pungkasnya.
(dpe/iwd)