Kementerian Kesehatan memilih 4 kabupaten dan kota sebagai percontohan Smart Healthy City. Dua di antaranya dari Jatim, yakni Surabaya dan Tulungagung.
Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung Kasil Rokhmat mengatakan bahwa 4 kabupaten/kota terpilih itu adalah Kota Surabaya, Kota Bogor, Tulungagung, dan Sumedang.
Keempat daerah yang dipilih Kemenkes itu nantinya juga akan menjadi wakil dalam Forum Kota Sehat Dunia yang bakal digelar di Korea Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Empat kabupaten/kota ini sudah punya keunggulan masing-masing. Diharapkan menjadi model atau percontohan kota sehat," kata Kasil Rokhmat, Kamis (10/8/2023).
Keunggulan dan inovasi dari setiap daerah itu akan dirangkum Kemenkes guna mendapatkan formula yang tepat dalam mewujudkan kota sehat di daerah lain di Indonesia.
"Makanya kali ini Kemenkes mengajak perwakilan keempat kota ini keliling ke masing-masing daerah untuk melihat keunggulan itu," ujarnya.
Dari hasil kunjungan tersebut Dinkes Tulungagung mendapatkan sejumlah sistem menarik yang layak untuk direplikasi.
"IT bidang kesehatan di Tulungagung, kemudian tata IT pemda di Sumedang dan Surabaya dan penguatan kota sehat secara getol oleh kepala daerah di Bogor," imbuhnya.
Kasil menambahkan rangkuman inovasi dari 4 kabupaten/kota sehat itu akan dibawa Menkes Budi Gunadi Sadikin di Forum Kota Sehat Dunia di Korea Selatan.
"Jadi Pak Menkes nanti akan mempresentasikan kota sehat ini di Forum Kota Sehat Dunia," katanya.
Dia menjelaskan pada institusi yang ia pimpin saat ini telah menerapkan teknologi berupa Sistem Informasi Kesehatan Tulungagung (Sikesta).
Dalam sistem berbasis teknologi dan informasi itu pihaknya menerapkan satu data untuk layanan kesehatan.
"Jadi Sikesta ini adalah pusat data dan informasi kesehatan, di dalamnya termasuk ada PSC RSUD dr Iskak ini," imbuhnya.
Melalui Sikesta, seluruh sistem layanan kesehatan di Tulungagung telah terintegrasi di satu data. Dengan teknologi itu masing-masing pemberi layanan kesehatan lebih mudah memantau pasien.
"Tujuan sistem ini agar kami tidak terputus dengan pemberi pelayanan. Contohnya kalau ada orang stroke dirawat di RSUD dr Iskak, dulu orang puskesmas yang punya wilayah nggak tahu, sekarang langsung nyambung ke perawat desa," jelas dokter Kasil.
Kepastian layanan kesehatan bagi warga. Baca di halaman selanjutnya.
Dinkes Tulungagung berharap sistem itu akan mempermudah masing-masing layanan kesehatan dalam melakukan pemantauan terhadap masyarakat maupun pasiennya.
"Misalkan terhadap warga yang memiliki riwayat hipertensi, yankes sudah tahu, ini akan memudahkan untuk memberi edukasi atau layanan," kata Kadinkes Tulungagung Kasil Rokhmat.
Direktur RSUD dr Iskak dr Supriyanto mengatakan bahwa Public Service Center (PSC) 119 menjadi bagian dari sistem kesehatan Tulungagung.
Sebab dengan PSC119 pihaknya dapat memberikan layanan kesehatan secara cepat dan tepat kepada masyarakat.
Layanan darurat yang biasa disebut Tulungagung Emergency Medical Service (TEMS) itu telah teruji selama bertahun-tahun.
Sistem itu juga sudah terintegrasi dengan seluruh layanan kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Tulungagung.
"Ini adalah sistem bagaimana memberi kepastian layanan kesehatan kepada masyarakat pada saat kondisi darurat. Darurat itu tidak hanya karena sakit, mamun juga kecelakaan, bencana, dan sebagainya," kata dr Supriyanto.
Menurutnya layanan PSC 119/TEMS iru berlaku untuk kedaruratan seluruh masyarakat yang ada di Tulungagung.
"Siapapun itu yang ada di Tulungagung harus segera ditolong, masalah biaya urusan belakang, yang penting ditolong dulu," jelasnya.