Inovasi Mahasiswa ITS Manfaatkan Alga Merah untuk Atasi Ruam Kulit

Inovasi Mahasiswa ITS Manfaatkan Alga Merah untuk Atasi Ruam Kulit

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Selasa, 28 Feb 2023 05:01 WIB
Mahasiswa ITS buat  inovasi losion dari alga merah
Mahasiswa ITS Reynafa Agustin (Foto: Dokumen Humas ITS)
Surabaya - Alga merah ternyata memiliki banyak manfaat untuk mengatasi ruam kulit. Di tangan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, alga merah diinovasikan sebagai lotion untuk meredakan ruam.

Mahasiswi asal Departemen Kimia Industri ITS bernama Reynafa Agustin ini mengungkapkan, Gracilaria verrucosa merupakan salah satu spesies dari alga merah dengan populasi terbanyak ketiga di Indonesia.

"Pada tahun 2018, keberadaan Gracilaria verrucosa di Indonesia mencapai 1,12 juta ton, namun pemanfaatan ekonomisnya masih belum optimal," ungkap Reynafa, Senin (27/2/2023).

Ia melanjutkan, Gracilaria verrucosa mengandung senyawa antibakteri dan antioksidan. Antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, dan fenol sebagai antibakteri. Serta karotenoid, sterol, vitamin C dan E, protein, juga asam amino sebagai antioksidan.

"Gracilaria verrucosa juga mengandung senyawa antiinflamasi. Inilah yang berfungsi sebagai bahan terapi," bebernya.

Reynafa menerangkan, temperatur udara di Indonesia yang cenderung panas dapat menyebabkan berbagai efek samping berbahaya bagi kulit manusia. Karena, mikroorganisme berbahaya seperti Staphylococcus spp. dan Streptococcus spp. tumbuh saat kemarau.

"Suburnya mikroorganisme tersebut biasanya menimbulkan penyakit kulit, berupa rasa gatal dan ruam kemerahan," paparnya.

Gadis kelahiran Nganjuk ini berinisiatif untuk mengolah Gracilaria verrucosa menjadi lotion yang dapat mengatasi ruam kemerahan pada kulit.

"Gracilaria verrucosa mampu menghasilkan agar-agar yang dapat diaplikasikan sebagai agen pengental, pengemulsi, dan stabilitator," jelas Reynafa.

Gracilaria verrucosa perlu ditambahkan senyawa tambahan, seperti fenol dan vitamin B12. Reynafa menuturkan, fenol dapat berfungsi sebagai zat antibakteri dan antioksidan. Lebih rinci, fenol dikatakan dapat melindungi kulit dari kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti suhu udara yang panas atau kelembapan yang tinggi.

Berbeda dengan fenol, Reynafa menerangkan, vitamin B12 mengandung zat antiinflamasi yang tinggi, sehingga mampu memelihara proses metabolisme sel.

"Vitamin B12 berperan untuk mempertahankan sistem imun tubuh dan menghambat peradangan," tuturnya.

Selanjutnya, mahasiswi angkatan 2020 ini menyebut, proses pengolahan Gracilaria verrucosa hingga menjadi losion. Awalnya, Gracilaria verrucosa dicuci menggunakan air demineralisasi agar bebas dari kontaminasi.

Usai dicuci, Gracilaria verrucosa direndam dan dihomogenkan dengan air demineralisasi rasio 1:1 hingga terbentuk pasta Gracilaria verrucosa.

Proses dilanjutkan dengan mencampur bahan dasar losion yang terdiri dari asam stearat, parafin cair, pengemulsi, cetyl alcohol, pasta Gracilaria verrucosa, gliserin, trietanolamin (TEA), dan air demineralisasi. Reynafa melanjutkan, campuran tersebut akan membentuk formula losion dalam fase minyak dan fase cair.

"Setelah itu, keduanya akan dicampur menggunakan vortex mixer dengan suhu 70 hingga 75 derajat celcius," imbuhnya.

Reynafa menyebut, untuk mengoptimalkan peran Gracilaria verrucosa dalam menangani ruam kulit, tahap terakhir ditambahkan senyawa seng oksida dan besi oksida. Setelahnya, ia mencampurkan pasta Gracilaria verrucosa pada proses pertama dengan bahan losion yang sudah siap.

"Usai diuji coba, losion Gracilaria verrucosa terbukti aman dan efektif untuk digunakan mengatasi ruam kulit," imbuhnya.

Melihat efektivitas dan potensinya dalam mengatasi ruam kulit sekaligus memberdayakan alga merah, inovasi Reynafa ini berhasil memenangkan penghargaan juara III pada Lomba Esai Maritim Day 2022 yang diadakan Universitas Bangka Belitung.

"Saya harap inovasi yang saya cetuskan ini dapat memberi kebermanfaatan dan segera digunakan secara massal," harapnya.


(hil/fat)


Hide Ads