Penelitian Langka Antarkan Dosen ITS Raih Beasiswa Keren di Jerman

Penelitian Langka Antarkan Dosen ITS Raih Beasiswa Keren di Jerman

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Selasa, 14 Feb 2023 21:45 WIB
Dosen ITS peraih beasiswa ke Jerman
Dosen ITS peraih beasiswa bergengsi dari Jerman/Foto: Dokumentasi Humas ITS
Surabaya -

Penelitian langka yang dilakukan Dosen Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Dr rer nat Arif Luqman SSi MT membawanya meraih beasiswa postdoctoral bergengsi di Jerman.

Pria asal Mojokerto ini berhasil meraih beasiswa Research Fellowship ke Jerman yang diberikan oleh Alexander von Humboldt Foundation. Melalui beasiswa ini, Arif berkesempatan melakukan riset selama 24 bulan di universitas ternama di Jerman, Julius-Maximilian University of Würzburg.

Arief mengusung topik penelitian di bidang mikroorganisme. Di sana, Arief akan meneliti lebih dalam mengenai mikroflora alami di kulit manusia yang menghasilkan senyawa neurokimia untuk mengurangi gejala atopic dermatitis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ide penelitian yang belum pernah ada sebelumnya menjadi salah satu kriteria seleksi pada beasiswa ini," kata Arief dalam rilis yang diterima detikJatim, Selasa (14/2/2023).

Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) program Doktor dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini mengau tak mudah meraih beasiswa tersebut. Karena ada rekam jejak riset dan publikasi karya ilmiah yang ditinjau melalui H Index Scopus turut menjadi pertimbangan.

ADVERTISEMENT

Diketahui, riset Arief terdahulu mampu menemukan bakteri staphylococcus penghasil neurotransmitter di usus yang berperan dalam kolonisasi bakteri di usus dan di kulit yang mampu mempercepat penyembuhan luka terbuka.

"Penemuan gen yang mampu mendegradasi plastik di usus manusia juga menjadi salah satu riset terdahulu saya," ungkapnya.

Arief melanjutkan, saat mendaftar di beasiswa ini, para peserta juga sudah harus memiliki referensi universitas yang dipastikan akan menerima peneliti melakukan riset di sana. Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi ITS ini menambahkan, pemilihan universitas juga harus memiliki landasan yang kuat.

"Julius Maximilian University of Würzburg tempat riset saya nantinya terkenal dengan studi mengenai interaksi bakteri dan inang yang akan menunjang topik penelitian saya," ujar alumnus S1 Biologi ITS ini.

Pria yang menjadi alumnus doktoral dari Eberhard Karls Universität Tübingen ini bersyukur bisa terpilih menjadi salah satu penerima penghargaan tingkat internasional, mengingat ketatnya persaingan dalam proses seleksi.

"Kesempatan ini akan saya gunakan untuk memperluas relasi dan membagikan ilmu berharga yang saya dapat ke akademisi di Indonesia," tandasnya.




(hil/fat)


Hide Ads