Irit Banget, Motor Bikinan SMK Jember Tempuh 300 Km Hanya dengan 3 Kg Elpiji

Irit Banget, Motor Bikinan SMK Jember Tempuh 300 Km Hanya dengan 3 Kg Elpiji

Yakub Mulyono - detikJatim
Jumat, 16 Sep 2022 21:08 WIB
Motor hasil ciptaan siswa SMK di Jember berbahan bakar elpiji
Sepeda motor berbahan bakar elpiji yang bisa menempuh 300 km lebih cukup dengan 3 kg elpiji.(Foto: Yakub Mulyono/detikJatim)
Jember - Sepeda motor berbahan bakar gas elpiji buatan siswa SMK Teknologi Balung, Jember mampu menjadi solusi di tengah kenaikan harga BBM. Betapa tidak, dengan 3 kg gas elpiji saja motor itu mampu menempuh jarak hingga lebih dari 300 km. Sangat irit, kan?

Salah seorang siswa SMK Teknologi Balung, Deni Setiawan yang menyatakan bahwa sepeda motor roda tiga tersebut mampu menempuh jarak yang sangat jauh hanya dengan 3 kg gas elpiji.

"Dengan satu tabung gas elpiji 3 Kg, motor ini bisa dipakai untuk menempuh jarak sejauh kurang lebih 300 Km," ujarnya ketika ditemui di SMK Teknologi Balung, Jember, Jumat (16/9/2022).

Sayangnya, kecepatan motor yang masih menggunakan mesin sepeda motor merek tertentu hasil modifikasi itu lebih rendah dari kecepatan umumnya sepeda motor berbahan bakar bensin.

"Kecepatan maksimalnya 50 Km/jam. Tapi dengan jarak sejauh itu lebih irit menurut kami. Juga lebih ramah lingkungan," ujarnya.

Guru Jurusan TSM SMK Teknologi Balung Ahmad Ashari mengatakan bahwa teknologi motor berbahan gas elpiji itu merupakan solusi di kala harga BBM naik.

"Kendaraan motor berbahan gas ini dipakai sebagai kendaraan operasional sekolah. Semisal saat ada kegiatan karnaval ataupun kegiatan lain. Bahan bakarnya dari tabung gas elpiji 3 Kg dan kami yakin motor ini sangat hemat bahan bakar," kata Ashari.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa motor berbahan bakar gas elpiji itu masih menggunakan mesin hasil modifikasi dari sepeda motor berbahan bakar bensin. Karena itu pembuatannya tidak butuh waktu yang terlalu lama.

"Motor yang pakai karbu (karburator) itu bisa langsung dimodifikasi pakai gas elpiji," ujarnya.

Hanya saja, dirinya mengakui bahwa dalam prosesnya memang para siswa SMK Teknologi Balung sempat kesulitan mencari alat atau regulator yang sesuai dengan kebutuhan mesin.

"Kesulitan kami membuat motor ini, bagaimana mencari alat atau memodifikasi regulator untuk menyesuaikan kebutuhan gas, agar motor bisa bergerak dan hidup," ujarnya.

Karena tidak menemukannya, para siswa pun terpaksa harus melakukan modifikasi sejumlah peralatan, terutama regulator tabung gas. Selain itu, mereka juga melakukan penyesuaian pada mesin sepeda motor.

"Untuk alat itu (regulator) kami akhirnya modifikasi sendiri. Penyesuaian juga kami lakukan berkaitan dengan CC (volume ruang silinder) pada mesin motor," katanya.


(dpe/iwd)


Hide Ads