Moncer! Dosen ITS Ini Punya 6 Gelar Akademik dari Rumpun Ilmu Berbeda

Kabar Kampus

Moncer! Dosen ITS Ini Punya 6 Gelar Akademik dari Rumpun Ilmu Berbeda

Tim detikEdu - detikJatim
Rabu, 27 Jul 2022 16:16 WIB
Dosen ITS
Prof Dr Ir Dra Danawati Hari Prajitno SE MPd, Foto: Dok ITS
Surabaya -

Jika umumnya hobi seseorang berkaitan dengan bidang seni atau olahraga, lain halnya dengan salah satu dosen Teknik Kimia Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang hobi menuntut ilmu. Dia bahkan mengantongi 6 gelar akademik, sebagian dari rumpun ilmu yang berbeda.

Dilansir dari detikEdu, dosen ini adalah Prof Dr Ir Dra Danawati Hari Prajitno SE MPd. Bagi Dana, menuntut ilmu merupakan kegemarannya sejak muda. Bahkan, usia tidak melunturkan semangatnya untuk terus belajar.

Wanita kelahiran 29 Juli tersebut merampungkan studi sarjananya di Departemen Teknik Kimia ITS pada tahun 1978 silam. Mulanya, dia terjun ke sebuah industri cat dan berkarir di sana hingga berhasil memperoleh jabatan sebagai kepala pabrik pada tahun 1981 hingga 1985.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu tahun kemudian, Dana memutuskan untuk melanjutkan pendidikan dan beralih profesi sebagai dosen di ITS. Kala itu, sang suami memberikan saran kepada Dana untuk beralih profesi.

Punya Gelar Akademik Sarjana Bahasa Inggris hingga Ekonomi Pembangunan

Sedari kecil, Dana sangat menyukai Bahasa Inggris. Kegemaran itu bermula pada masa kecilnya yang sering mendengarkan siaran radio BBC Australia sebelum berangkat sekolah.

ADVERTISEMENT

"Demi mendengarkan siaran itu, saya harus terburu-buru berangkat ke sekolah karena siaran baru berakhir pukul 6.45 pagi," tuturnya dikutip dari situs resmi ITS.

Berawal dari kegemaran itu, Dana mengambil pendidikan S1 Bahasa Inggris di Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya dan lulus pada tahun 1992. Kuliah tersebut Dana tempuh bersama sang suami. Bahkan, sang suamilah yang pertama kali mengajak karena mengetahui Dana menyukai bahasa Inggris.

Belum puas dengan gelar yang didapat, Dana menempuh pendidikan S1 Ekonomi Pembangunan di Universitas Terbuka (UT) pada tahun 1994.

"Biasanya pulang kerja adalah waktu saya kuliah bahasa Inggris, lalu untuk kuliah di UT masih bisa disambi karena fleksibel," jelas Dana.

Setelahnya, wanita tujuh bersaudara tersebut juga tergiur untuk melanjutkan jenjang pascasarjana. Yakni melalui program beasiswa Magister di luar negeri.

Mendapatkan Beasiswa S3 Luar Negeri Tanpa Melalui Pendidikan S2

Semangat dan kecintaan Dana terhadap ilmu pengetahuan membuahkan hasil. Dia berhasil mendapatkan beasiswa program under special regulation pada tahun 1995. Dana mengatakan, program tersebut terdiri dari 2 tipe. Yakni program S2 atau program S3 yang bisa diambil tanpa harus menamatkan S2 terlebih dahulu.

"Karena saya suka sesuatu yang susah dan menantang, tentu saya memilih program S3 yang bertempat di University of Brimingham Inggris," tambahnya.

Dia pun berhasil menyandang Gelar PhD atau doktor pada tahun 1999.

Baca kisah Dana yang pernah kuliah D1 dan menjadi guru besar di halaman selanjutnya

Pernah Kuliah D1 dan Buka Kursus Bahasa Inggris

Selain ilmu Teknik Industri, Bahasa Inggris, dan Ekonomi, Dana juga sempat mencicipi D1 Ilmu Komputer PIKTI ITS. Setelahnya, pada tahun 2003 ia melanjutkan studi S2 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM).

Di tahun yang sama, Dana dilantik sebagai Kepala Prodi (Kaprodi) D3 Teknik Kimia ITS. Semasa menjadi Kaprodi, Dana melihat banyak mahasiswa yang kesulitan dalam bahasa Inggris. Terlebih, ITS mulai memberlakukan nilai Test of English as a Foreign Language (TOEFL) sebagai syarat kelulusan saat itu.

Dari situlah Dana tergerak untuk membantu mahasiswanya dan membuka Kursus Bahasa Inggris Gratis di Tahun 2005. Upaya Dana untuk membantu mahasiswanya dengan membuka kursus gratis itu berhasil membuat mahasiswanya lulus tes TOEFL.

"Syukurnya, program ini berhasil membuat mahasiswa saya lulus TOEFL," ujar Dana.

Kursus tersebut membuat Dana bahagia karena mengajar les menjadi penambah semangatnya menjalani hari. Bahkan, dalam seminggu dia bisa mengisi kelas dari Senin hingga Jumat dengan alokasi waktu sekitar 3,5 jam.

Dikukuhkan Sebagai Guru Besar ITS Bidang Mixing dan Desain Reaktor

Seiring berjalannya waktu, keseriusan Dana dalam mengabdikan diri menjadi dosen terus dimaksimalkan. Pada tahun 2008, dia berhasil menjadi Guru Besar ITS bidang mixing dan desain reaktor.

Uniknya, saat itu ia dikukuhkan bersamaan dengan suami tercintanya. Sebab, SK pengangkatan guru besar mereka turun bersamaan.

"Istimewanya lagi, angka kredit kita sama persis yakni 1010. Sementara untuk memenuhi jabatan sebagai guru besar, hanya diperlukan 850 poin," kata dosen ITS tersebut.

Dana juga bercerita bahwa dirinya selalu menjadi siswi berprestasi di sekolah. Salah satu kuncinya ialah selalu mempelajari materi yang akan diajarkan sebelum kelas dimulai. Selain itu, Dana juga mengerjakan latihan soal lebih banyak dari yang diberikan oleh sang guru.

"Selain menambah keterampilan, hal ini juga yang membuat saya terbiasa dengan soal-soal yang diujikan," papar Dana.



Hide Ads