Jika umumnya hobi seseorang berkaitan dengan bidang seni atau olahraga, lain halnya dengan dosen Teknik Kimia Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Dr. Ir. Dra. Danawati Hari Prajitno, SE., M.Pd.
Dana berhasil mengantongi beberapa gelar dari rumpun ilmu yang berbeda-beda. Bagi Dana, menuntut ilmu merupakan kegemarannya sejak muda. Bahkan, usia tidak melunturkan semangatnya untuk terus belajar.
Wanita kelahiran 29 Juli tersebut merampungkan studi sarjananya di Departemen Teknik Kimia ITS pada tahun 1978 silam. Mulanya, ia terjun ke sebuah industri cat dan berkarier di sana hingga berhasil memperoleh jabatan sebagai kepala pabrik pada tahun 1981-1985.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu tahun kemudian, Dana memutuskan untuk sekolah kembali dan beralih profesi sebagai dosen pengajar di ITS untuk mendapatkan beasiswa pendidikan lanjutan. Kala itu, sang suami memberikan saran kepada Dana untuk beralih profesi.
Menyukai Bahasa Inggris Semenjak Kecil
Kegemaran Dana pada Bahasa Inggris bermula pada masa kecilnya yang sering mendengarkan siaran radio BBC Australia sebelum berangkat sekolah.
"Demi mendengarkan siaran itu, saya harus terburu-buru berangkat ke sekolah karena siaran baru berakhir pukul 6.45 pagi," tuturnya dikutip dari situs resmi ITS.
Kemudian Dana mengambil pendidikan S1 Bahasa Inggris di Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya dan lulus pada tahun 1992. Pendidikan bahasa Inggris tersebut Dana tempuh bersama sang suami, bahkan beliaulah yang mengajak karena mengetahui dirinya menyukai bahasa Inggris.
Belum puas dengan gelar yang didapat, Dana menempuh pendidikan S1 Ekonomi Pembangunan di Universitas Terbuka (UT) pada tahun 1994.
"Biasanya pulang kerja adalah waktu saya kuliah bahasa Inggris, lalu untuk kuliah di UT masih bisa disambi karena fleksibel," jelas Dana.
Setelahnya, wanita tujuh bersaudara tersebut juga tergiur untuk melanjutkan jenjang akademik melalui program beasiswa Magister di luar negeri.
Mendapatkan Beasiswa S3 Luar Negeri Tanpa Melalui Pendidikan S2
Semangat dan kecintaan Dana terhadap ilmu pengetahuan membuahkan hasil. Ia berhasil mendapatkan beasiswa program under special regulation pada tahun 1995. Dana mengatakan, program tersebut terdiri dari dua tipe, ada program S2 saja dan program S3 yang bisa diambil tanpa harus menamatkan S2 terlebih dahulu.
"Karena saya suka sesuatu yang susah dan menantang, tentu saya memilih program S3 yang bertempat di University of Brimingham Inggris," tambahnya.
Semasa sekolahnya, Dana selalu menjadi siswi berprestasi di sekolahnya. Ia menjelaskan, dirinya selalu mempelajari materi yang akan diajarkan sebelum kelas dimulai.
Selain itu, Dana juga mengerjakan latihan soal lebih banyak dari yang diberikan oleh sang guru di sekolah.
"Selain menambah keterampilan, hal ini juga yang membuat saya terbiasa dengan soal-soal yang diujikan," papar Dana.
Menyandang Gelar PhD Pada tahun 1999
Selain ilmu Bahasa Inggris dan Ekonomi, Dana juga sempat mencicipi D1 Ilmu Komputer PIKTI ITS. Setelahnya, pada tahun 2003 ia melanjutkan studi S2 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM).
Di tahun yang sama, Dana dilantik sebagai Kepala Prodi (Kaprodi) D3 Teknik Kimia ITS. Semasa menjadi Kaprodi, Dana melihat banyak mahasiswa yang kesulitan dalam bahasa Inggris, apalagi saat itu ITS mulai memberlakukan nilai Test of English as a Foreign Language (TOEFL) sebagai syarat kelulusan.
Dari situlah Dana tergerak untuk membantu mahasiswanya.
Buka Kursus Bahasa Inggris Gratis di Tahun 2005
Upaya Dana untuk membantu mahasiswanya dengan membuka kursus gratis di kampus dan hal itu berhasil membuat mahasiswanya lulus tes TOEFL.
"Syukurnya, program ini berhasil membuat mahasiswa saya lulus TOEFL," ujar Dana.
Kursus tersebut membuat Dana bahagia karena selain mengisi selingan waktu di tengah kesibukannya sebagai dosen, mengajar les menjadi penambah semangatnya menjalani hari. Bahkan, dalam seminggu ia bisa mengisi kelas dari Senin hingga Jumat dengan alokasi waktu sekitar 3,5 jam.
Dikukuhkan Sebagai Guru Besar ITS Bidang Mixing dan Desain Reaktor
Seiring berjalannya berlalu, keseriusan Dana dalam mengabdikan diri menjadi dosen terus dimaksimalkan. Pada tahun 2008, ia berhasil menjadi Guru Besar ITS bidang mixing dan desain reaktor.
Uniknya, saat itu ia dikukuhkan bersamaan dengan suami tercintanya karena SK pengangkatan guru besar mereka turun bersamaan.
"Istimewanya lagi, angka kredit kita sama persis yakni 1010. Sementara untuk memenuhi jabatan sebagai guru besar, hanya diperlukan 850 poin," kata dosen ITS tersebut.
(nwy/nwy)