Ratusan Perempuan di Malang Jadi Korban Arisan Fiktif Senilai Rp 6 M

Ratusan Perempuan di Malang Jadi Korban Arisan Fiktif Senilai Rp 6 M

Muhammad Aminudin - detikJatim
Jumat, 08 Agu 2025 15:20 WIB
Ratusan perempuan di Kabupaten Malang melapor jadi korban arisan bodong.
Ratusan perempuan di Kabupaten Malang melapor jadi korban arisan bodong. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Praktik penipuan berkedok arisan online kembali terjadi di Malang. Kali ini, sebanyak ratusan orang perempuan di Kabupaten Malang menjadi korban para pelaku dugaan penipuan ini.

Mereka melaporkan 2 orang wanita asal Turen, Malang yang mengelola arisan online itu ke Polres Malang. Korban menyebut bahwa arisan online itu dihimpun oleh kedua pelaku dalam 1 Grup WhatsApp bernama 'Grup Jual Beli Arisan Amanah'.

Dalam grup tersebut, setidaknya ada ratusan member yang tersebar di wilayah Malang Raya. Para korban ini menyampaikan nilai total kerugian akibat mandeknya arisan itu mencapai Rp 6 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu korban arisan itu adalah Anisa (23), warga Desa Talangsuko, Kecamatan Turen, Malang. Dia turut melapor bersama puluhan orang perwakilan korban. Menurutnya, setidaknya ada 500 member arisan yang tergabung dalam grup WhatsApp (WA) tersebut.

Namun, kata dia, yang mengalami kerugian akibat tertipu sistem fiktif slot arisan oleh 2 orang owner grup itu hanya sebanyak 350 orang. Modusnya, kata Anisa, pelaku mengiming-imingi keuntungan hampir 100% dari modal yang mereka setorkan.

ADVERTISEMENT

Dia ceritakan pelaku menawarkan slot arisan di grup WA dengan total member hampir 500 orang. Salah tawaran yang diberikan adalah agar menyetor dana untuk mendapatkan arisan di tanggal yang sudah ditentukan dengan keuntungan berlipat ganda.

"Pelaku menawarkan slot arisan. Misalnya beli arisan tanggal 15 Juli sebesar Rp 500 ribu, nanti tanggal 2 Agustus akan mendapatkan Rp 1 juta," ujar Anisa kepada wartawan di Polres Malang, Jumat (8/8/2025).

"Dalam grup ada 500 orang, yang menjadi korban 350 orang, kerugiannya kurang lebih hampir Rp 1 miliar," sambungnya.

Anisa menyebut, para korban mayoritas telah mengikuti jual beli arisan ini mulai 2024. Namun, arisan mulai berhenti alias tidak cair pada 24 Juli 2025.

"Ada yang sudah setor mulai Rp 20 juta sampai ratusan juta," katanya.

Hal senada juga disampaikan Diana, para korban memilih melapor ke polisi karena pelaku tak kunjung menepati janji sejak arisan terhenti pada 24 Juli 2025.

Diana menambahkan, sebanyak 350 orang lebih yang sudah menyetorkan uang modal arisan kepada pelaku. Mayoritas berasal dari wilayah Malang Raya hingga luar kota.

"Pelaku janji mau mengembalikan modal pada tanggal 24 Juli kemarin. Tapi minta juga dikurangi dengan laba-laba yang sudah kita cairkan sebelumnya. Tapi kita juga punya modal jual beli yang sudah jadi kesepakatan dan minta dikembalikan," imbuhnya.




(dpe/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads