Budi menyebut, pelabuhan tikus itu salah satunya paling banyak berada di Sumatra Timur. Karena hal itu, pihaknya kemudian menerjunkan satgas khusus untuk mengawasi lokasi tersebut.
"Satgas laut itu khusus maksimal memantau yang di wilayah Sumatra bagian timur karena memang ini yang paling padat lalu lintas lautnya begitu, di sini disebut dengan jalur tikus, kalau dari pemetaan jumlah lebih 300 lebih (jalur tikus)," kata Budi dalam Konpers Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan di Surabaya, Rabu (5/2/2025).
Sementara Menkeu Sri Mulyani menambahkan, selain pelabuhan tikus, jalur perbatasan darat juga kerap digunakan untuk penyelundupan.
"Jalurnya kalau dari sisi impor bisa menggunakan kapal kayu, modus-modus yang tidak resmi atau melalui perbatasan darat. Jadi telah disampaikan oleh Pak Menko ada 351 pelabuhan tikus yang sudah teridentifikasi sebagai landing spot dari berbagai kemungkinan penyelundupan," ternag Sri Mulyani.
"Atau juga modus yang lain adalah barang tersebut di karoseling dalam artian dia pura-pura di ekspor, tapi kemudian kembali lagi ke dalam negeri," imbuhnya.
Kemudian modus dari sisi alat untuk penyelundupan, pelaku menggunakan kapal high speed atau kecepatan di atas 70 knot. Kemenhub dan Kemen Polkam pun menginstruksika pembatasan kecepatan dan implementasi enforcement kapal.
"Ini adalah berbagai hal yang merupakan tantangan yang perlu untuk terus kita jawab, jadi tadi modus tadi telah dilaporkan oleh semua Kementerian lembaga dan kita juga sepakat bahwa enggak ada satu Kementerian yang bisa menangani sendiri," tandas Sri Mulyani.
(abq/iwd)