Polres Blitar Beri Trauma Healing pada Anak Uswatun Korban Mutilasi Antok

Polres Blitar Beri Trauma Healing pada Anak Uswatun Korban Mutilasi Antok

Fima Purwanti - detikJatim
Selasa, 28 Jan 2025 11:05 WIB
Kapolres Blitar AKBP, Arif Fazlurrahman bersama kedua anak Uswatun Khasanah saat takziah
Kapolres Blitar AKBP, Arif Fazlurrahman bersama kedua anak Uswatun Khasanah saat takziah (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Anak dan keluarga Uswatun Khasanah (29), korban mutilasi dalam koper mendapat layanan trauma healing dari Polres Blitar dan anggota Polda Jatim. Hal itu dilakukan sebagai wujud simpati dan kepedulian Polres Blitar Polda Jatim terhadap keluarga korban Uswatun.

Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman bersama jajaran PJU Polres Blitar bertakziah ke rumah duka keluarga Uswatun di di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum. Selain menyampaikan duka cita, Arif juga menghibur dua anak korban dengan memberikan bantuan sebagai dukungan moral.

Tim psikologis dari Polres Blitar dan Polda Jatim dihadirkan dalam rangka membantu trauma healing anak sekaligus keluarga Uswatun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami datang untuk menyampaikan duka cita sekaligus membawa tim trauma healing, dengan rasa simpati yang mendalam kepada keluarga korban. Tim psikologis dari Polres Blitar dan Polda Jatim akan memberikan trauma healing dengan membantu terapi psikis terhadap anak dan keluarga korban," kata Arif kepada wartawan, Selasa (28/1/2025).

Arif menyebut, korban meninggalkan 2 anak yang berusia 10 tahun dan 7 tahun. Menurutnya, mereka memiliki masa depan yang panjang. Sehingga, kepercayaan diri mereka harus dijaga dan dimotivasi agar dapat melalui peristiwa tersebut.

ADVERTISEMENT

"Anak-anak ini masih mempunyai masa depan panjang yang harus dijaga, jangan sampai kehilangan rasa percaya diri dan motivasi. Kami ajak beraktivitas dengan membawa buku dan perlengkapan lainnya. Kami juga akan memotivasi kembali untuk belajar dan sekolah, " jelasnya.

Saat ini, ada 3 personel Polres Blitar yang diterjunkan sebagai tim psikologis. Selanjutnya akan ada back up personel dari Polda Jatim untuk melengkapi layanan trauma healing kepada keluarga korban.

Adapun pendampingan psikologis itu dilakukan dengan penyampaian motivasi, bimbingan rohani dan sebagainya. Tujuannya, agar keluarga tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

"Seluruh keluarga dilakukan asesmen, agar tidak terjebak dalam trauma mendalam. Jangan sampai muncul depresi yang berdampak lebih buruk ke depannya," terang Arif.

Lebih lanjut, Arif berharap, layanan trauma healing dapat membantu keluarga korban untuk melanjutkan hidup dengan baik. Untuk itu, layanan trauma healing akan dilakukan secara berkelanjutan dan disesuaikan dengan kebutuhan keluarga korban.

"Pendampingan psikologis ini akan diberikan selama diperlukan. Yang jelas kami berharap keluarga korban dapat perlahan-lahan bangkit dan menjalani kehidupan dengan lebih baik," tandasnya.

Sebelumnya, mayat Uswatun ditemukan dalam koper besar di tumpukan sampah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, Kamis (23/1/2025). Penemuan ini dilaporkan Yusuf Ali, warga setempat, yang membuka koper tersebut. Mayat tersebut tanpa kepala dan dua kakinya.

Keluarga Uswatun di Blitar kemudian bertolak ke Ngawi untuk melihat jasad tersebut yang ternyata memang keluarganya yang hilang. Polisi pun melakukan penyelidikan hingga pelaku diamankan pada Minggu (26/1/2025) malam.

Setelah itu, terungkap bahwa kepala korban dibuang di bawah jembatan Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, sedangkan kedua kakinya ditemukan di Desa Sampung, Ponorogo. Ternyata, Uswatun dibunuh dan dimutilasi di kamar 301 Hotel Adi Surya, Kota Kediri.




(irb/hil)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjatim


Hide Ads