Mobil Isuzu Panther yang ditumpangi Sugianto, Susanto, dan Sumarno dini hari itu meluncur ke rumah kontrakan Sri Murni yang berada di Bulu Sarang, Tuban. Mobil saat itu dikendarai Susanto.
Ketiga lelaki itu bukan untuk bertamu, namun ingin menghabisi perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai sales promotion girl (SPG) barang-barang elektronik. Otak rencana pembunuhan adalah Sugianto, selingkuhan Sri Murni sendiri.
Sugianto sakit hari karena Sri Murni pergi meninggalkannya. Sugianto dan Sri Murni merupakan pasangan selingkuh. Hubungan mereka telah terjalin selama 2 tahun terakhir. Padahal keduanya sudah berkeluarga.
Yang membuat sakit hari Sugianto adalah perempuan 34 tahun itu pergi dengan pria lain. Penyebabnya, Sugianto dianggap sudah tak lagi bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Karena hal ini lah, Sugianto lantas berencana membunuh Sri Murni. Pria asal Tuban ini lantas mengajak serta dua temannya yakni Susanto dan Sumarno. Keduanya bersedia membantu karena diiming-imingi Sugianto upah masing-masing Rp 14 juta.
Pembunuhan itu lantas dilaksanakan pada Jumat, 3 Maret 2016. Pada dini hari itu, ketiga pria itu masuk ke rumah kontrakan Sri Murni. Tanpa basa basi, Susanto lantas mencekik Sri Murni, sedangkan Susanto dan Sumarno memukuli dan menginjak kepala Sri Murni.
Sekitar dianiaya selama10 menit, Sri Murni tak bergerak. Setelah memastikan Sri Murni tewas, ketiga pelaku membawa jenazah Sri Murni ke dalam mobil dan membawanya menuju Lamongan.
Kini mereka berniat untuk menghapus jejak keji mereka. Setiba di Desa Bengkok, Brondong, Lamongan, pakaian Sri Murni kemudian dilucuti hingga bugil dan dibuang begitu saja ke anak sungai.
Setelah membuang jenazah Sri Murni, Sugianto lantas memenuhi janjinya memberi uang Rp 14 juta ke Susanto dan Sumarno. Uang itu ternyata dari ATM milik Sri Murni yang berisi sekitar 30 Juta.
ATM milik Sri Murni itu diambil dan dikuras Sugianto yang kebetulan mengetahui pin-nya. Setelah membagi-bagikan uang, ketiganya lantas kabur berpencar.
(abq/iwd)