Langkah Sugeng mencari kayu terhenti saat memasuki hutan lindung di Desa Manggis, Puncu, Kediri. Hidungnya tiba-tiba mencium bau menyengat yang tak biasa.
Insting Sugeng untuk mencari sumber bau pun muncul. Tak lama ia menemukan sebuah karung di semak-semak yang menjadi sumber bau. Sabitnya lantas diayunkan untuk meraih dan mengintip karung.
Dari dalam karung rangkap dua itu, Sugeng terkejut karena menyembul rambut manusia. Sugeng yang berusaha tenang lalu mundur dan lari meninggalkan lokasi. Ia melaporkan kepada penjaga hutan lindung bernama Suprih.
Dari Suprih ini lah mayat yang ditemukan Sugeng pada Minggu, 4 April 2010 itu dilaporkan ke polisi. Tak berselang lama, sejumlah polisi tiba di lokasi dan langsung mengeluarkan mayat dari karung.
Dari pemeriksaan awal mayat tanpa identitas itu berjenis kelamin perempuan. Mayat selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
Dari proses identifikasi, polisi menduga perempuan itu telah meninggal sejak 3 minggu lalu. Ini diketahui berdasarkan kondisi tulang tengkorak korban yang sudah mulai terlihat, meski beberapa anggota tubuh masih tampak utuh.
Untuk ciri-ciri lain dari mayat tersebut adalah tinggi badan sekitar 155 cm, dan saat ditemukan mengenakan kaus warna putih bertuliskan JOGJA, sweater warna merah bertuliskan angka 8 dan MCB SPORT, serta celana pendek berukuran 3/4 warna hijau.
Dalam proses penyelidikan, polisi berhasil mengungkap identitas mayat tersebut yakni Eni Astuti (26), warga Desa Jajar, Wates, Kabupaten Kediri. Sehari-hari, Eni dikenal sebagai guru Taman Kanak-kanan (TK).
Keberhasilan polisi mengungkap identitas korban bermula dari pihak keluarga Eni yang merasa kehilangan. Saat dicek, pihak keluarga membenarkan semua ciri-ciri fisik dan pakaian sesuai dengan Eni.
Dari sini polisi lantas melakukan penyelidikan. Namun mengungkap pembunuhan Eni tak semudah membalikkan tangan. Setidaknya polisi butuh waktu sekitar sebulan untuk menangkap pelaku.
(abq/iwd)