Selama bulan Mei 2024, terdapat setidaknya tujuh peristiwa penganiayaan/pembunuhan di Jawa Timur. Berikut rangkuman dari tujuh kejadian penganiayaan/pembunuhan yang terjadi pada bulan Mei di Jatim.
1. Bapak Bunuh Anak Kandung di Tulungagung
Seorang bapak tega membunuh anaknya yang masih berusia 3 tahun. Pembunuhan ini terjadi di rumahnya sendiri yang ada di Desa Blimbing, Rejotangan, Tulungagung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa keji ini dilakukan RAP (29) pada Minggu (15/5/2024) malam dengan mencekik leher dan menindih anaknya dalam posisi tengkurap hingga kehabisan oksigen. Pelaku diduga mengalami gangguan kejiwaan.
2. Kakek dan Cucu di Situbondo Tewas, Lehernya Tergorok
Enor (61) dan cucunya SM (5) ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya, Desa Kalisari, Banyuglugur, Situbondo. Mereka berdua dibunuh oleh Sunaryo (31), yang merupakan keponakan Enor sekaligus paman SM, pada selasa (21/5/2024).
Setelah aksi kejinya diketahui, warga lalu menangkap Sunaryo dan menyerahkannya ke Polsek Banyuglugur. Menurut warga, ia sudah dua tahun mengalami depresi sepulang dari Bali.
3. Jiono Tewas Setelah Berkelahi Diaku Kecelakaan di Ponorogo
Jiono (36) sempat disebut tewas kecelakaan tunggal di Jalan Tengah, Desa Kumpul, Balong, Ponorogo pada Kamis (6/4/2024) oleh teman-temannya. Namun timbul kecurigaan keluarga dan masyarakat yang melihat tak ada kerusakan di sepeda motor Jiyono.
Temuan janggal ini kemudian membuat keluarga korban memutuskan untuk membongkar makam. Polisi kemudian melakukan pembongkaran makam Jiono di Desa Poko, Jambon, Ponorogo pada Selasa (21/5/2024).
Setelah dilakukan otopsi, ditemukan luka benda tumpul pada kepala dan bagian tubuh lain Jiyono akibat perkelahian. SU (30) kemudian ditetapkan sebagai tersangka. DN, MK, dan AS yang ikut mengarang peristiwa kecelakaan sementara ditetapkan sebagai saksi.
4. Rombongan Pesilat Keroyok Pesilat di Gresik Hingga Tewas
M Satria Wahyu Muzakki (20) dikeroyok oleh gerombolan pesilat yang sedang melakukan sweeping. Warga Sidoarjo ini dianiaya hingga mengalami luka di kepala akibat dikepruk botol kaca pada Minggu (19/5/2024). Peristiwa ini terjadi ketika korban hendak berangkat ke tempat latihannya di Desa Banjaran, Driyorejo, Gresik.
Ia sempat koma dan mendapat perawatan di RS Petrokimia Driyorejo Gresik hingga dirujuk ke RS dr Soetomo Surabaya. Namun nyawa korban tak tertolong. Empat hari berselang, pada Jumat (24/5/2024) malam, ia mengembuskan napas terakhirnya.
5. Pelajar di Situbondo Tewas Dikeroyok
MF (15) siswa kelas 8 salah satu MTs di Situbondo dikeroyok oleh sembilan pelajar SMP dan SMA. Pengeroyokan ini dilakukan di Lapangan Desa Kalianget, Banyuglugur, Situbondo, sebab salah satu pelaku memiliki dendam karena kakaknya kalah duel dengan korban.
Korban sempat dirawat di RSUD Waluyo Jati Probolinggo selama seminggu dalam kondisi koma. Namun takdir berkata lain. Korban dinyatakan meninggal pada Minggu (26/5/2024).
6. Pasutri Probolinggo Dibegal, Suami Tewas
Sepulang membeli tempe, Amirullah (35) dan istrinya Pujiani Marwati (25) dicegat oleh orang tidak dikenal di Desa Pegalangan, Maron, Kabupaten Probolinggo pada Minggu (26/5/2024) sekitar pukul 21.23 WIB. Pelaku langsung mengacungkan celurit ke arah pasutri asal Desa Pikatan, Gending, Kabupaten Probolinggo tersebut.
Amirullah kemudian berduel dengan pelaku sembari sang istri mencari bantuan warga dengan mengendarai sepeda motor. Namun saat kembali ke lokasi bersama warga, Pujiani sudah mendapati suaminya tergeletak bermandikan darah.
Amirullah sempat dibawa ke RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo untuk dirawat. Namun karena luka berat akibat sabetan celurit, nyawanya tak tertolong.
7. Pelajar di Kota Batu Tewas Setelah Sempat Dikeroyok Temannya
RKW (14) dikeroyok oleh teman-temannya pada Rabu (29/5/2024) di Jalan Cempaka, Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu. Siswa kelas tujuh SMP ini dikeroyok lantaran di hari sebelumnya (Selasa, 28/5/2024) ia menolak ngeprint tugas sekolah temannya karena sudah terlalu malam.
Korban tidak langsung menceritakan peristiwa ini ke orang tuanya. Ia baru mengeluh mual dan sakit di bagian belakang kepala pada Jumat (31/5/2024) pukul 06.00 WIB. Di hari yang sama pukul 10.00 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia karena tempurung kepalanya retak dan terjadi pendarahan pada otak.
Ada lima anak di bawah umur yang terlibat dalam penganiayaan ini. MA dan MI (13) melakukan pemukulan, AS (13) menyuruh MI melakukan pemukulan, KB (13) menyuruh MA melakukan pemukulan, dan KA (13) mengambil video.
(abq/iwd)