Gempar Dugaan Penganiayaan Siswa di Asrama SMP Al Izzah Batu

Round Up

Gempar Dugaan Penganiayaan Siswa di Asrama SMP Al Izzah Batu

Hilda Rinanda - detikJatim
Selasa, 05 Mar 2024 11:35 WIB
Al Izzah Kota Batu
SMP Al Izzah Kota Batu. (Foto: M Bagus Ibrahim)
Surabaya -

Nestapa dialami siswa kelas 7 SMP Al Izzah Leadership School, Kota Batu. Ia diduga dianiaya oleh teman satu asramanya. Kasus tersebut telah dilaporkan ke polisi.

Informasi yang diterima detikJatim, korban berinisial JD (12). Dia diduga dianiaya oleh temannya berinsial F. Dugaan penganiayaan itu terjadi di kamar asrama pada Minggu (3/3).

Kakak korban, Agus Setyawan (29) mengatakan, awal mengetahui kejadian yang menimpa adiknya itu setelah mendapat laporan dari salah satu pengasuh di asrama. Pengasuh asrama itu menyampaikan bahwa JD terlibat perkelahian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dikabarin pengasuhnya. Penyampaiannya waktu itu berantem sama temennya karena ejek-ejekan dan dijelaskan kalau mukanya agak sakit. Setelah itu, selang sekitar 1 jam saya telepon adik saya," ujarnya kepada detikJatim, Senin (4/3/2024).

Pada saat telepon itulah, JD menceritakan kronologi yang telah dia alami kepada Agus. JD mengatakan bahwa peristiwa itu memang bermula saat JD bersama dengan F, temannya dan teman-teman korban lainnya saling ejek soal Ambalan Pramuka di kamar asrama.

ADVERTISEMENT

Tiba-tiba, F marah karena tidak terima dengan ejekan JD kemudian melayangkan pukulan beberapa kali kepada adik Agus. Teman-temannya yang melihat pun ketakutan dan tidak berani memisahkan keduanya.

"Temannya yang di kamar itu langsung lari keluar minta pertolongan. Tidak berselang lama teman-teman JD datang dan memisahkan mereka. Pada saat itu F juga sempat mengancam teman JD yang (berupaya) misahin (memisahkan) mau dipukuli juga," terang Agus.

Mendengar cerita adiknya, Agus meragukan keterangan pengasuh asrama terkait JD terlibat perkelahian dengan F. Sebab saat ditanya, JD mengaku tidak memberikan perlawanan sama sekali saat dipukuli oleh F.

"Sampai saya pastikan apakah bales mukul? Dan kata adik saya bilang tidak. Artinya ini bukan perkelahian tapi bentuk penganiayaan karena adik saya tidak membalas sama sekali saat dipukuli itu," ungkapnya.

Pria yang tinggal di Bantur, Kabupaten Malang itu langsung melaporkan kejadian itu ke Polres Batu. Dia bersyukur setelah melaporkan perkara itu, petugas langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan.

"Begitu dengar kabar ini, keluarga langsung laporan ke Polres Batu dan langsung memperoleh respons cepat. Petugas langsung datang ke Mahad Al Izzah dan sudah dilakukan visum serta proses laporan," kata Agus.

Dia menyampaikan, jalur hukum yang ditempuh ini bertujuan untuk memberikan efek jera dan pembelajaran. Sebab jika tidak mengambil langkah hukum, dikhawatirkan kejadian serupa kemungkinan bisa terjadi lagi.

"Saya sangat menyayangkan perbuatan tersebut karena tindak kekerasan dalam bentuk apapun tidak dibenarkan. Ini juga menjadi kekhawatiran kami apalagi beberapa waktu lalu sempat ada kekerasan di salah satu ponpes di Kediri sampai meninggal dunia," terangnya.

"Kami (keluarga) memasukkan JD ke Al Izzah karena kami percaya itu adalah pilihan terbaik. Seharusnya dengan adanya kasus di Kediri itu Al Izzah bisa melakukan pengawasan yang lebih ketat agar tindak kekerasan tidak terjadi," sambungnya.

Sementara itu, Humas Al Izzah Budi Utomo membantah kabar tersebut. Dia menegaskan, tidak ada tindakan dugaan penganiayaan di sekolah internasional tersebut.

"Untuk informasi tersebut (dugaan penganiayaan yang dialami salah satu siswa SMP) tidak ada," tegas Budi singkat.

Pernyataan Budi ini bertolak belakang dengan keterangan polisi. Kasat Reskrim Polres Batu AKP Rudi Kuswoyo memastikan bahwa pihaknya telah mendapatkan laporan dari keluarga korban terkait dugaan penganiayaan tersebut. Kini polisi sedang melakukan penyelidikan.

"Sudah (mendapat laporan), ini masih ditindaklanjuti," ujar Rudi dikonfirmasi terpisah.

Sebelumnya, detikJatim sudah mencoba mendatangi Al Izzah di Jalan Indragiri, Sumberejo, Kecamatan/Kota Batu. Salah seorang sekuriti tidak memperkenankan detikJatim untuk masuk dan mengonfirmasi kabar tersebut ke pengurus. Dia menegaskan, bagi tamu yang datang ke Al Izzah harus membuat janji terlebih dahulu.

"Jadi tamu yang datang harus janjian dulu, 'pak saya mau ketemu dengan ini'. Kalau masih cari tahu ke sini, saya sarankan cari kontak dulu untuk janjian, takutnya yang enggak-enggak," kata sekuriti yang di emblem dadanya tertulis nama Agung tersebut.

Ketika detikJatim mencoba untuk membuat janji secara langsung, satpam tersebut enggan memberikan kesempatan reporter untuk masuk.

"Bukannya saya melarang, tapi semua yang ke sini meskipun baru pertama kali ke sini harus janjian dulu. Mohon maaf ya," tukasnya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads