Pilu Keluarga Meratapi Santri Kediri yang Tewas Dihajar 4 Senior

Round Up

Pilu Keluarga Meratapi Santri Kediri yang Tewas Dihajar 4 Senior

Hilda Rinanda - detikJatim
Selasa, 27 Feb 2024 09:56 WIB
santri di kediri tewas dianiaya
Kakak korban menunjukkan foto Bintang yang tewas dianiaya seniornya. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Duka menyelimuti keluarga santri asal Banyuwangi, Bintang Bintang Maulana (14). Mereka tak pernah menyangka, Bintang yang pergi untuk menuntut ilmu di Ponpes Al Hanifiyah Kediri harus tewas dengan kondisi mengenaskan. Bintang meninggal dunia usai dihajar kakak kelas.

Diketahui, korban meninggal pada Jumat (23/2) siang. Keluarga mengaku tak menyangka Bintang diantar pulang ke rumah dengan kondisi sudah tidak bernyawa. Mereka cuma meratapi jenazah Bintang yang dipenuhi sejumlah luka.

Kasus ini terungkap setelah video kemarahan keluarga korban kepada pria yang mengantarkan jenazah korban pulang ke Banyuwangi viral. Video tersebut beredar di media sosial hingga grup WhatsApp.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada sejumlah luka yang ditemukan di jasad warga Afdeling Kampunganyar, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi ini. Keluarga menemukan ada bekas sundutan rokok, luka lebam, hingga bekas jeratan di leher.

Kondisi tersebut ditemukan keluarga korban saat jenazahnya tiba di rumah duka, Sabtu (24/2) malam. Mia Nur Khasanah (22), kakak korban, menemukan luka-luka tersebut usai kain kafan yang membungkus tubuh adiknya dibuka.

ADVERTISEMENT

Menurut Mia, ceceran darah sempat keluar dari keranda yang membawa jasad adiknya tersebut. Berawal dari itulah kemudian dirinya meminta untuk dibukakan kain kafan yang membungkus jasad adiknya.

Permintaan keluarga awalnya sempat dihalangi FTH, sepupunya. FTH ikut mengantar Bintang bersama rombongan pesantren yang berjumlah 4 orang, 5 orang termasuk FTH.

"Kata sepupu saya sudah suci. Jadi nggak perlu dibuka (kain kafan) itu. Tapi kami tetap ngotot karena curiga adanya ceceran darah keluar dari keranda. Di situ perasaan saya dan ibu campur aduk," ungkap Mia saat dikonfirmasi, Senin (26/2/2024).

Desakan keluarga ditambah tetangga yang ikut menyambut kedatangan jenazah Bintang tak mampu ditolak FTH, termasuk pihak pesantren. Kondisi jasad korban membuat keluarga dan tetangga yang melihat kaget.

"Astaghfirullah. Luka lebam di sekujur tubuh ditambah ada luka seperti jeratan leher. Hidungnya juga terlihat patah. Tak kuasa menahan tangis. Ini sudah pasti bukan jatuh, tapi dianiaya," tegas Mia.

Mia menambahkan, sejumlah luka sundutan rokok terlihat di kaki korban. Jumlahnya lebih dari satu. Termasuk satu luka di dada yang menurutnya seperti berlubang.

Ia pun menyayangkan kabar yang diterima dari pihak ponpes. Semula, disebutkan Bintang meninggal dunia karena terjatuh di kamar mandi.

"Awalnya dikabarkan meninggal karena terjatuh di kamar mandi. Kami pun kaget. Saya langsung bergegas pulang ke kampung dari Bali," kata Mia.

Pihak keluarga pun kemudian melapor ke Polsek Glenmore. Jasad korban sempat dibawa ke RSUD Blambangan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Polisi tetapkan 4 kakak kelas korban jadi tersangka, baca di halaman selanjutnya!

Polisi pun langsung melakukan penyelidikan. Penyelidikan dilakukan Polres Banyuwangi dan Polres Kediri Kota. Hasilnya, Bintang ternyata tewas dihajar seniornya.

Polisi langsung menetapkan empat santri sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan hingga mengakibatkan tewasnya Bintang. Keempat tersangka tak lain merupakan senior atau kakak kelas korban di ponpes yang sama. Keempatnya berinisial MN (18) asal Sidorjo, MA (18) asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, dan AK (17) asal Surabaya.

"Minggu malam kami telah mengamankan 4 orang dan kita tetapkan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan untuk proses penyidikan lebih lanjut," ujar Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji kepada wartawan, Senin (26/2/2024).

Bramastyo menjelaskan, penetapan tersangka ini setelah pihaknya melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi. Dalam hal ini, pihaknya juga bekerja sama dengan Polresta Banyuwangi.

"Sejak dilaporkannya kasus ini di Polsek Glenmore Polresta Banyuwangi, Sabtu 24 Februari hasil koordinasi kami, kerja sama Sat Reskrim Polres Kediri Kota dan Sat Reskrim Polresta Banyuwangi telah melaksanakan tindak lanjut," jelas Bramastyo.

Polisi pun membeberkan motif penganiayaan Bintang. Penganiayaan santri asal Banyuwangi itu diduga karena adanya kesalahpahaman.

"Motif diduga karena kesalahpahaman antara anak-anak pelajar. Jadi antara mereka mungkin ada salah paham kemudian terjadi penganiayaan yang dilakukan berulang-ulang," ungkap Bramastyo Priaji.

Sayangnya, Bramastyo masih enggan menjelaskan kesalahpahaman seperti apa yang membuat korban dianiaya. Meski telah menetapkan olah TKP hingga penetapan 4 tersangka, lanjut Bramastyo pihaknya akan tetap berkoordinasi dengan pihak rumah sakit di Banyuwangi. Ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana para tersangka menganiaya korban.

"Termasuk cara para tersangka menganiaya korban dan hal yang menyebabkan dia tewas, kami akan berkoordinasi dengan pihak rumah sakit di Banyuwangi yang menerima jenazah," tandas Bramastyo.

Atas perbuatannya, keempatnya kini terancam Pasal 80 Ayat 3 tentang perlindungan anak, Pasal 170 dan Pasal 351 tentang penganiayaan berulang yang menyebabkan luka berat atau mati dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Halaman 2 dari 2
(hil/dte)


Hide Ads