Blitar -
Miftakul Faiq alias Imam Basori tak langsung ke rumahnya sepulang kerja petang itu. Pemuda 20 tahun itu memilih untuk menuju ke rumah Frediansyah, temannya.
Di sana, Basori berujar ke Frediansyah hendak meminjam parang. Basori mengaku hendak menebang pohon sekitar rumahnya di Desa Selorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
Namun, pengakuan Basori ke temannya itu hanya dalih semata. Sebab, parang tersebut sebenarnya digunakan untuk menebas Abdul Rokim, kakak kandungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basori memang telah memendam sakit hati ke Rokim sejak setahun terakhir ini. Sebabnya, Basori tak terima karena mengetahui ibunya kerap diperlakukan kasar oleh Rokim.
Dendam Basori terhadap Rokim mencapai puncaknya setelah Basori mendengar dari tetangga bahwa ia difitnah Rokim pernah menyetubuhi ibunya. Fitnah ini membuat Basori mantap membuat perhitungan dengan kakaknya.
Setelah mengambil parang dari rumah Frediansyah, Basori pulang. Dalam perjalanan ke rumah, secara kebetulan Basori melihat Rokim berada di rumah tetangganya.
Basori lalu menghampiri Rokim dan berujar menunggunya di rumah. Permintaan ini rupanya dipenuhi oleh Rokim, ia kemudian menyusul adiknya ini pulang.
Setiba di rumah, Basori langsung menghampiri Rokim yang tengah duduk di ruang tamu itu rumah. Basori lalu mencecar pertanyaan mengenai tuduhan Rokim yang menyebut dirinya pernah menyetubuhi ibunya.
"Aku nggak ngerti," kata Rokim enteng, menjawab pertanyaan Basori.
Mendengar jawaban ini, Basori lantas keluar rumah mengambil parang yang telah disiapkan. Ia lalu kembali masuk ke rumah dan langsung menganyunkan parang tersebut ke kepala Rokim.
Baca halaman selanjutnya...
Sabetan parang ini membuat Rokim terjatuh, Basori lalu kembali melayangkan parang hingga mengengai punggung Rokim. Rokim yang kewalahan lalu berteriak minta tolong.
Teriakan Rokim ini ternyata didengar oleh Baidowi yang kemudian mencoba melerai kakak adik tersebut. Nahas, Baidowi malah terkena sabetan parang di bagian tangannya. Sedangkan Rokim langsung berlari keluar.
Basori yang sudah gelap mata tetap mengejar Rokim. Ia lalu menyabetkan parang ke tubuh Rokim sekitar tujuh kali. Rokim sebenarnya tak diam saja, ia coba melawan dengan mendorong Basori.
Akibatnya, Basori terjatuh. Parang itu mengenai kaki Basori hingga terluka. Namun, perlawanan Rokim tersebut sia-sia karena ia telah berlumuran darah dan ambruk karena bacokan parang bertubi-tubi dari Basori.
Puas menghajar kakaknya, Basori lalu kabur meninggalkan Rokim yang terkapar. Peristiwa pada Rabu, 14 November 2018 sekitar pukul 19.00 WIB itu langsung menggemparkan desa setempat.
Warga yang mengetahui itu segera melapor ke polisi. Sedangkan Rokim yang terluka dilarikan ke rumah sakit RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Beruntung Rokim ternyata masih hidup meski harus menjalani perawatan selama 5 hari karena luka-lukanya.
Sedangkan polisi langsung memburu Basori. Keesokan harinya, Basori berhasil diamankan di sekitar pasar desa setempat tanpa perlawanan.
Atas perbuatannya, Basori dijerat pasal mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Basori selanjutnya menjadi pesakitan di Pengadilan Negeri (PN) Blitar.
Selasa, 9 April 2019, majelis hakim PN Blitar kemudian menjatuhkan pidana penjara 2 tahun 4 bulan kepada Basori. Putusan itu sendiri lebih ringan dari tuntutan jaksa yakni 4 tahun.
"Menyatakan terdakwa Miftakul Faiq alias Imam Basori alias Bas tersebut di atas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga sebagaimana dalam dakwaan Keduaa. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 tahun dan 4 bulan," kata hakim ketua Fransiskus Wilfrirdus Mamo.
Crime Story merupakan rubrik khusus yang mengulas kisah kriminal yang pernah terjadi di Jatim. Crime Story tayang setiap Senin dan Jumat.
.webp)
