BP (24) dan UD (22) digelandang di Polres Gresik dengan memakai baju oranye bertulisan tahanan. Keduanya mengaku tidak menyangka tindakannya menitipkan bayi di Panti Asuhan Ponpes Al Hikmah Gresik viral hingga akhirnya dianggap kriminal.
Rabu 23 Agustus pagi, BP dan UD datang berboncengan naik motor ke panti asuhan itu membawa bayi laki-laki yang baru saja lahir dibungkus dengan sarung warna hijau. Mereka meletakkan bayi itu di depan pagar yayasan ponpes.
Sebelum meninggalkan bayi itu, BP menuliskan pesan di secarik kertas berisi nama untuk bayi yang baru saja dilahirkan UD, kekasihnya. Dia sertakan juga tanggal lahir bayi itu disertai pesan kepada pengurus panti dan sebuah nomor telepon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, BP beberapa kali menghubungi nomor pengasuh ponpes. Saat pengasuh Ponpes Al Hikmah mengangkat panggilan itu BP sempat mengonfirmasi apakah benar itu nomor pengasuh panti asuhan? Setelah mendapat jawaban BP menyampaikan ada bayi di depan pagar.
Kabar tentang bayi dalam keadaan hidup yang dibuang di panti asuhan itu tersiar juga di media sosial dan diberitakan di media massa. Polisi pun segera melakukan penyelidikan untuk menemukan siapa pembuang bayi itu.
BP mengakui dia dan UD sudah menjalin asmara selama 2 tahun. Selama itu keduanya sudah sering melakukan hubungan layaknya suami istri padahal mereka belum menikah. BP sendiri mengaku tidak tahu bahwa UD hamil dengan usia kandungan 7 bulan.
"Selama ini nggak tau. Saya dan dia (UD) tidak tahu kalau mengandung. Karena memang perutnya besar dari sebelum hamil. Beberapa bulan ini dia (UD) memang tidak pernah datang bulan. Tapi tidak merasa hamil ataupun perutnya membesar. Makanya kami nggak tahu," dalih BP.
Hingga akhirnya Rabu (23/8) dini hari itu ketika UD berada di rumah BP di kawasan Menganti, UD mengeluh sakit perut. Saat UD berada di kamar mandi, BP hendak mengambil obat pelancar haid.
"Karena biasanya sakit perut, pacar saya ini minum obat pelancar haid. Jadi saya ambilkan. Pas saya balik ke kamar mandi ternyata dia sudah melahirkan bayi," ujar BP dibenarkan UD yang ada di sampingnya.
Keduanya pun panik. Namun, BP meminta UD tenang. Dia keluar mengambil gunting dan memotong tali pusar bayi itu tanpa pendampingan tim medis.
"Iya, melahirkan di kamar mandi. Saya yang motong tali pusarnya dengan gunting," tuturnya.
Rencana cepat tanpa berpikir panjang. Baca di halaman selanjutnya.
Setelah bayi itu lahir, BP dan UD pun membuat rencana cepat. Mereka bertolak ke Panti Asuhan Al Hikmah naik sepeda motor dengan niat menitipkan bayi itu sementara mereka berdua hendak membicarakan masalah kehamilan dan lahirnya anak mereka kepada orang tua masing-masing.
"Makanya saya tulis pesan di kertas. Kemudian saya telepon pemilik panti asuhan. Harapannya setelah diselamatkan kami mau rundingan sama keluarga dan mengambilnya," kata BP.
Ketika mengetahui bahwa berita penemuan bayi di panti asuhan itu viral, mereka akhirnya lebih cepat memberi tahu orang tua masing-masing dan memutuskan untuk menengok bayi itu di rumah sakit. Pada saat berada di rumah sakit itulah mereka berdua diamankan oleh polisi.
"Saya khilaf. Saya menyesal arena bertindak tanpa berpikir dulu. Harusnya sebelum bertindak musyawarah dulu sama orang tua. Saya waktu itu panik, belum siap juga," katanya lirih.
Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom menyampaikan hal senada dengan apa yang disampaikan BP. Sejoli itu memang diamankan saat hendak menjenguk bayi yang mereka buang di panti asuhan di rumah sakit tempat bayi dirawat.
"Keduanya kami amankan setelah melakukan penyelidikan. Kedua orang tua bayi ini kami amankan saat hendak menjenguk bayi itu di Rumah Sakit," kata Adhitya kepada detikJatim.
Dia membenarkan bahwa setelah berita pembuangan bayi itu viral, kedua pelaku ini memberitahukan kepada keluarga masing-masing soal bayi itu. Setelah mengetahui bayi itu berada di rumah sakit, keduanya datang bersama orang tuanya.
"Keduanya langsung kami bawa ke Polres untuk dilakukan pemeriksaan. Keduanya juga mengakui bahwa bayi yang ditemukan di depan Panti Asuhan itu adalah putra mereka," tambahnya.
Mantan Kapolres Blitar itu menambahkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, kedua pelaku nekat membuang buah hatinya karena belum siap memiliki anak. Ibu sang bayi itu saat ini masih kuliah semester 7 di salah satu universitas di Surabaya.
"Ibu bayi ini masih kuliah semester 7. Keduanya saat itu panik karena memiliki bayi sebelum menikah," kata Adhitya.