Sepintar-pintarnya guru les musik bernama Rochmad Bagus Apryatna alias Roy menutupi jasad Angeline Nathania, baunya tetap tercium juga. Berbekal rekaman CCTV apartemen, polisi berhasil mengungkap pembunuhan sadis yang dilakukan Roy terhadap korban yang merupakan mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya) itu.
Roy adalah orang terakhir yang terekam CCTV bersama Angeline di sebuah apartemen di kawasan Tenggilis Mejoyo, Surabaya. Rekaman itulah yang menjadi dasar polisi mengungkap pembunuhan sadis di mana pelaku memasukkan jenazah korban ke dalam koper lalu membuangnya di kawasan Pacet, Mojokerto.
Guru les musik itu tertangkap kamera CCTV sedang berjalan bersama mahasiswi Ubaya yang dilaporkan hilang oleh kedua orang tuanya ke parkiran mobil, ke lobi, hingga berjalan di lorong menuju kamar apartemen. Dalam rekaman CCTV itu Angeline tampak memakai baju putih dengan rambut panjang tergerai. Sementara Roy yang memakai topi merah tidak begitu jelas terlihat wajahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berusaha mengidentifikasi semua yang terkait dan tersorot CCTV. Kebetulan pada saat kami pantau di CCTV itu kami pertanyakan bahwa yang paling terakhir bersama korban adalah guru les musik yang diidentifikasi berinisial R. Pelakunya warga Surabaya juga," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana, Kamis (8/6).
Angeline terakhir kali berpamitan kuliah ke orang tuanya berangkat dari rumahnya naik Mitsubishi Xpander abu-abu bernopol L-1893-FY pada Rabu, 3 Mei 2023. Orang tua korban melapor ke polisi setelah mahasiswi itu dua hari tidak pulang ke rumah, tepatnya pada Jumat 5 Mei 2023.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce mengungkapkan bahwa pada 3 Mei 2023 sekitar pukul 06.30 WIB, korban Angeline berangkat dari rumahnya di Sidoarjo naik Xpander. Hari itu korban menjemput laki-laki yang belakangan diketahui adalah Roy. Mereka bertemu di kafe dekat UBAYA.
Setelah itu, Angeline sempat pergi ke kampus untuk Ujian Tengah Semester (UTS). Sepulang kuliah, Angeline kembali bersama Roy dan menemui beberapa orang. Polisi mendapati bahwa mobil Xpander milik korban hendak digadaikan diduga untuk membiayai usaha yang direncanakan pelaku di Pacitan.
"Rencananya mobil Xpander ini akan digadaikan karena sudah kehabisan uang. Pelaku berencana membuat usaha di Pacitan tapi belum punya modal. Karena tidak ada orang yang ditemui untuk menerima penggadaian mobil, mereka (Angeline dan Roy) berkeliling sampai malam," ujar Pasma.
Setelah keliling sampai malam, Roy dan Angeline mengarahkan mobil Xpander ke parkiran sebuah apartemen di kawasan Tenggilis Mejoyo. Mereka tidak sampai menyewa kamar, tetapi tidur di dalam mobil.
Keesokan harinya, 4 Mei 2023, mereka kembali keliling mencari orang gadai mobil. Hingga akhirnya mereka tiba di kawasan Kebun Bibit Wonorejo, Surabaya. Di sana mereka terlibat cekcok yang menurut Royce sempat diketahui oleh warga setempat karena Angeline sempat berteriak-teriak.
"Mereka keliling sekitar 12.30 WIB, di depan Kebun Bibit Wonorejo, mobil berhenti. Mereka cekcok mulut, bertengkar. Pertengkaran diketahui oleh warga sekitar, karena korban berteriak-teriak," ungkap Pasma.
Dengan alasan sakit hati dan ingin menguasai barang milik Angeline berupa HP dan mobil, Roy mencekik korban. Tidak hanya itu, mulut korban juga dibekap oleh Roy. Kemudian Roy menjerat leher Angeline dengan tali di celana pelaku hingga akhirnya korban tewas.
"Dicekik, dibekap mulutnya hingga lemas. Dan terakhir menggunakan tali di celananya (pelaku) dan akhirnya (korban) lemas dan meninggal dunia," tegas Pasma.
Tak ada penyesalan di wajah pelaku. Baca di halaman selanjutnya.