Becak Budiono baru saja sampai di Mojongampit mengantarkan seorang penumpang siang itu. Namun Budiono buru-buru balik kanan dan mengayuh cepat becaknya menuju rumah Puji Rahayu di Jalan Basuki Rahmat, Jombatan, Jombang.
Setiba di lokasi, ia langsung memarkir becak sebelah timur halaman rumah Puji. Budiono lalu berjalan menuju bagian belakang rumah. Di sana ia menjumpai Antok sedang berbincang dengan Puji yang tengah memasak di dapur.
Budiono merupakan pacar gelap Puji. Keduanya telah menjalin kasih selama 5 bulan terakhir, padahal Puji masih punya suami sah. Suami Puji diketahui berada di Kalimantan tapi jarang pulang.
Namun Budiono sakit hati karena hubungannya tiba-tiba diganggu dengan kehadiran Antok. Kepada Budiono, Puji berkilah bahwa Antok kerap memaksanya berhubungan badan dan minta uang kepadanya. Padahal antara Puji dan Antok sama-sama suka. Puji dan pria yang sehari-hari berjualan nasi lalapan di alun-alun Jombang itu telah menjalin kasih selama 3 bulan terakhir.
Karena hal ini lah, Budiono langsung menanyakan kebenaran cerita Puji tersebut ke Antok saat ditemui di rumah Puji itu. Saat menanyakan hal ini tangan Budiono sudah menggenggam balok kayu yang siap dihantamkan.
"Wis ping piro awakmu mekso Puji ngelayani nafsumu ambek jaluk duit Puji karo keluargane? (Sudah berapa kali maksa Puji melayani nafsumu sama minta duit Puji sama keluarganya)," ujat Budiono.
Pertanyaan ini kemudian dijawab Antok bahwa ia tak pernah minta apapun dari Puji dan keluarganya. "Gak tahu jaluk i (gak pernah itu)," ucap Antok.
Tak puas mendengar jawaban itu, Budiono langsung bertanya ke Suwolo, ayah Puji yang juga berada di lokasi saat itu. Namun Suwolo hanya diam karena ketakutan dengan amarah Budiono. Tiba-tiba, Puji langsung menyela dan menyebut memang pernah memberi Antok uang Rp 20.500.
Adu mulut antara Budiono dan Antok tak terhindarkan. Balok kayu yang dibawa Budiono langsung dihantamkan ke arah Antok. Namun masih bisa ditangkis dengan kedua tangannya.
Antok melawan dengan menabrakkan badannya ke Budiono sehingga keduanya sama-sama terjatuh. Antok lalu mencoba memukuli Budiono hingga berdarah di pelipisnya. Terdesak, Budiono langsung mengeluarkan 2 pisau dari balik bajunya, namun satu pisau terjatuh.
Pisau yang masih digenggam Budiono kemudian ditancapkan ke paha dan perut Antok. Tanpa ampun, pisau kembali ditancapkan ke tangan dan leher beberapa kali. Darah pun mengucur deras dari tubuh pria berusia 21 tahun itu.
(abq/iwd)