Bantahan Keras Muhammadiyah Jombang Kala Ibu Andi Pangerang Ngaku Anggotanya

Round-Up

Bantahan Keras Muhammadiyah Jombang Kala Ibu Andi Pangerang Ngaku Anggotanya

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Kamis, 27 Apr 2023 09:20 WIB
Andi Pangerang Hasanuddin ditemani ibunya saat diperiksa polisi
Andi Pangerang Hasanuddin ditemani ibunya saat diperiksa polisi (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Ibunda peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin mengaku sebagai salah satu anggota Muhammadiyah. Hal ini dilontarkan sang ibu pada polisi saat anaknya diperiksa sebagai saksi terlapor dalam kasus ujaran kebencian 'halalkan darah semua Muhammadiyah' di Facebook.

Namun, pengakuan sang ibu mendapat bantahan keras dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Jombang. Bagaimana sebenarnya?

Klaim ibu Andi Pangerang Hasanuddin sebagai warga Muhammadiyah pertama kali disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto. Informasi didasarkan atas pengakuan ibu Andi saat mendampingi pemeriksaan anaknya di kantor polisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aldo menyebut, sang ibu mengantarkan anaknya ke kantor polisi untuk diperiksa usai mengetahui pernyataan anaknya viral di media sosial.

"Ibunya tahu setelah beberapa hari anaknya viral di televisi, di medsos. Kami tidak menginterogasi ibunya, kami fokus ke saudara AP. Ibunya sendiri kemarin mengaku warga Muhammadiyah," kata Aldo, Rabu (26/4/2023).

ADVERTISEMENT

Namun, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Jombang membantah keras pengakuan ibu Peneliti BRIN, Andi Pangerang adalah warga Muhammadiyah.

"Tidak benar. Kalau benar dia (Ibu Andi) pasti punya kartu tanda Muhammadiyah atau Aisyiyah," kata Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jombang Koordinator Bidang Hukum dan HAM, Abdul Wahid kepada detikJatim, Rabu (26/4/2023).

Wahid menjelaskan, Ketua Majelis Informasi dan Digital PDM Jombang telah mengunjungi tempat tinggal ibu Andi di Desa/Kecamatan Diwek, Jombang pada Selasa (25/4/2023) pagi. Saat itu, ibu peneliti BRIN itu pun mengaku bukan warga Muhammadiyah.

"Ayah dari ibunya APH atau kakek APH yang katanya warga Muhammadiyah, itu pun masih katanya," ujar Wahid.

Wahid menambahkan, seandainya ibu Andi warga Muhammadiyah, dia pastinya datang ke PDM Jombang terkait kasus yang menjerat anaknya.

"Kalau dia warga Muhammadiyah pasti datang ke PDM Jombang kalau tahu anaknya melakukan ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan ke warga Muhammadiyah, setelah viral dan diperiksa polisi baru ngaku-ngaku Muhammadiyah," tandasnya.

Sebelumnya, peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin bikin heboh menyusul komentarnya 'halalkan darah semua Muhammadiyah' di Facebook.

Dikutip dari detikNews, perihal itu dibagikan di media sosial oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma'mun Murod. Setidaknya ada empat tangkapan layar yang dibagikan Murod dengan caption sebagai berikut:

"Pak Presiden @jokowi Prof. @mohmahfudmd , Pak Kapolri @ListyoSigitP @DivHumas_Polri , Gus Menag @YaqutCQoumas , Kepala @brin_indonesia bgmn dg ini semua? Kok main2 ancam bunuh? BRIN sbg lembaga riset hrsnya diisi mereka yg menampakkan keintelektualannya, bkn justru spt preman."

Di salah satu tangkapan layar, tampak peneliti BRIN lain, Thomas Jamaluddin, menyampaikan soal perbedaan hari Lebaran. Dia mengatakan pemerintah memfasilitasi Muhammadiyah yang telah menentukan awal Lebaran 2023.

Kemudian, Andi Pangerang Hasanuddin dengan akun AP Hasanuddin membalas komentar seorang dengan akun bernama Ahmad Fauzan S di unggahan Thomas. AP Hasanuddin melontarkan ancaman.

"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads