Satu persatu kasus arisan bodong di Jatim terkuak. Korbannya beramai-ramai menjerit. Mereka kehilangan uang jutaan yang bila ditotal jumlahnya mencapai miliaran rupiah.
Kasus arisan bodong yang terkuak belakangan menjelang lebaran ini tercatat terjadi di Kota Malang, Situbondo, Bondowoso, dan Sidoarjo.
Situbondo
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan emak-emak di Situbondo tetiba mendatangi sebuah rumah di Desa/Kecamatan Besuki. Bukan hanya datang, mereka juga langsung menjarah perabotan dan perlengkapan rumah.
Usut punya usut, mereka menggeruduk rumah pengelola arisan online. Para emak berasal dari Besuki dan sekitarnya itu datang dan langsung menjarah rumah terduga pelaku, Baqiatus Solehah alias Kiki. Para korban mengaku kerugian mereka jika ditotal mencapai Rp 4 miliar.
Akibatnya, hampir seisi rumah nyaris habis. Mulai dari ranjang, kasur, lemari beserta isinya, sofa, meja, serta perkakas rumah tangga lainnya. Barang-barang itu diangkut menggunakan sepeda motor hingga pikap.
Kapolsek Besuki AKP Achmad Sulaiman mengatakan, ihwal arisan online itu sebenarnya sudah dilaporkan ke Polres Situbondo. Jajarannya hanya bertugas menjaga kondusifitas wilayah.
"Kami mengimbau agar masyarakat tak melakukan tindakan yang justru akan menimbulkan masalah hukum baru. Percayakan saja ke polisi," pungkasnya.
Setelah emak-emak itu melakukan aksinya, polisi langsung mendatangi tempat kejadian. Ternyata seisi rumah tersebut sudah kosong isinya. Terduga pelaku juga sudah tidak ada.
Kota Malang
Sejumlah perempuan yang tergabung dalam komunitas penyanyi dangdut atau biduan mendatangi Polresta Kota Malang. Mereka mengadukan rekan sesama mereka, Mentari Gusta Dewanty (27), atas tuduhan dugaan penipuan bermodus arisan bodong.
Aduan ini dilayangkan usai Mentari selaku pengelola arisan kabur dan menghilang sejak awal April 2023. Dari 118 korban, bila ditotal kerugian mereka mencapai Rp 5 miliar.
"Kami bersama enam orang sudah mengadukan perkara arisan ini ke Polresta, karena Mentari sebagai pengelola arisan tidak bertanggung jawab. Kami cari di rumahnya tidak ada, dihubungi juga tidak bisa," terang Fifin Arista, salah satu korban ditemui usai mengadu ke Polresta Malang Kota, Selasa (11/4/2023).
Selain melapor ke polisi, mereka juga mendatangi rumah orang tua Mentari di Jalan Temenggungan Ledok, Kesatrian, Kota Malang.
Winda (22), salah satu korban menyebut kerugian arisan online ditaksir mencapai Rp 4,5 hingga Rp 5 miliar. Besarnya jumlah itu karena yang tertipu mencapai 118 orang.
"Iya aku salah satu korbannya. Sekarang Rp 4 dan hampir Rp 5 miliar. Itu totalnya semua," kata Winda kepada detikJatim, Selasa (11/4/2023).
"Ada 118 orang. Nominalnya itu ada yang Rp 350 juta, ada yang Rp 200 juta, ada yang Rp 50 juta, ada yang Rp 100 juta. Kalau saya Rp 20 juta," imbunya.
Sidoarjo
Puluhan orang di Sidoarjo menjadi korban arisan bodong. Mereka mengaku telah menyetorkan uang yang jumlahnya bervariasi.
Eki (32) warga Desa Sidorejo mengatakan bahwa dirinya telah menjadi korban penipuan arisan bodong. Arisan yang dikelola oleh seorang perempuan yang berinisial D, tetangganya sendiri.
Eki menyebut pelaku diduga telah membawa kabur uang arisan hingga mencapai miiaran rupiah milik para korban. Saat ini, pelaku kabur dan tak diketahui rimbanya.
Rumah orang tuanya pengelola arisan bodong di Perum Alam Pesona saat ini dalam keadaan kosong. Kondisi ini telah terjadi sejak sebulan ini.
"Memang akhir-akhir ini banyak orang yang mendatangi rumah ini. Mereka menanyakan mbak Dinda, katanya urusan arisan," kata Yanu, salah satu tetangga.
"Sudah satu bulan terakhir ini tidak keliatan di rumah, sementara itu tantenya dan adiknya baru kemarin meninggalkan rumahnya," tandas Yanu.
Bondowoso
Emak-emak di Bondowoso mengaku menjadi korban arisan online dan investasi bodong yang dibuka oleh Y. Jumlah korban diduga antara puluhan hingga ratusan orang dengan kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Modus arisan online dan investasi bodong ini adalah para emak yang diiming-imingi keuntungan cukup besar beberapa bulan ke depan setelah menanamkan investasi.
Selama beberapa bulan awal pembayaran lancar dengan keuntungan yang berlipat. Para emak itu lantas tergiur menanamkan modalnya lebih besar. Harapannya, keuntungannya juga berlipat.
Kalau belum bisa membayar investasi, biasanya mereka akan kembali ditawarkan dana talangan terlebih dulu. Dengan catatan harus dibayar setelah ada pencairan dari investasi itu.
Kini bandar arisan online dan investasi bodong itu mulai sulit ditemui. Pun ditelpon tak pernah diangkat. Didatangi ke rumahnya pun tak pernah bisa ditemui.
(abq/iwd)