Emak-emak di Bondowoso mengaku menjadi korban arisan online dan investasi bodong. Jumlah korban diduga antara puluhan hingga ratusan orang dengan kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Salah seorang korban, Musnawati (40) menjelaskan awalnya owner yang diketahui berinisial Y hanya menawarkan arisan dengan jumlah kecil. Yakni antara Rp 1 juta hingga Rp 10 juta.
Setelah beberapa bulan, Y lantas menawarkan nominal arisan yang lebih besar, yakni mulai Rp 40 hingga Rp 100 juta. Meskipun sebenarnya banyak peserta yang tidak mampu membayar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat mau membayar kami mengusahakan segala cara. Misalnya, menjual mobil dan lain sebagainya," ujar Musnawati kepada wartawan, Selasa (11/4/2023).
Hal senada disampaikan Non (34), korban lainnya. Menurutnya, saat pembayaran mulai seret, beberapa peserta bertanya kepada owner berinisial Y. Ia beralasan karena ada peserta fiktif (zonker) yang tidak bayar.
![]() |
"Tapi setelah ditelusuri, ada kecurigaan member fiktif karena didapat data satu orang tapi namanya banyak," kata Non.
Keterangan lain diperoleh dari para korban. Modus arisan online dan investasi bodong ini adalah para emak yang diiming-imingi keuntungan cukup besar beberapa bulan ke depan setelah menanamkan investasi.
Selama beberapa bulan awal pembayaran lancar dengan keuntungan yang berlipat. Para emak itu lantas tergiur menanamkan modalnya lebih besar. Harapannya, keuntungannya juga berlipat.
Kalau belum bisa membayar investasi, biasanya mereka akan kembali ditawarkan dana talangan terlebih dulu. Dengan catatan harus dibayar setelah ada pencairan dari investasi itu.
Kini bandar arisan online dan investasi bodong itu mulai sulit ditemui. Pun ditelpon tak pernah diangkat. Didatangi ke rumahnya pun tak pernah bisa ditemui.
(dpe/iwd)