Perang sarung kembali marak di Surabaya. Perang sarung ini kerap terjadi saat bulan Ramadhan. Para remaja kerap melakukan perang sarung saat dini hari kala warga tengah sahur.
Biasanya, para remaja menggulung sarung hingga menyerupai cambuk. Namun di dalam sarungnya diisi dengan senjata tajam.
Berikut sederet fakta yang dihimpun detikJatim:
1. Terjadi di Dekat Unesa-Dharmawangsa
Perang sarung antarkelompok remaja terjadi menjelang sahur hari kedua puasa, Sabtu (25/3). Para remaja itu dilaporkan perang sarung di Jalan Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, dan Jalan Dharmawangsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya betul ada dua kejadian perang sarung (dini hari tadi)," kata Kepala Satpol PP Surabaya Eddy Christijanto kepada detikJatim, Sabtu (25/3/2023).
Perang sarung ini juga terjadi di Jalan Dharmawangsa, Taruna Command Center menerima laporan pada pukul 02.00 WIB.
2. Polisi Amankan Pelaku hingga Sarung
Ada 3 pelaku perang sarung yang diamankan dan terluka. Mereka berinisial N (18), warga Jambangan gang 10, F (15) warga Mulyorejo Barat, dan H (17) warga Sidoarjo. Ketiganya kemudian mendapatkan perawatan medis dari PMI.
Selanjutnya, ketiga pelaku langsung dijemput unit Jatanras Polrestabes Surabaya untuk diperiksa keterangannya lebih lanjut.
Sedangkan barang bukti yang diamankan yakni 1 unit motor, 2 HP, 1 KTP (tidak sesuai dengan terduga pelaku), 1 buah sarung sudah diikat ujungnya, 1 batang pipa besi.
3. Korban Alami Luka Serius
Perang sarung pecah yang terjadi di Jalan Raya Unesa dan Dharmawangsa, Surabaya menelan korban. Satu remaja dilaporkan mengalami luka yang cukup serius akibat perang sarung.
Korban diketahui berinisial AAS (16) pelajar kelas XI. Ia merupakan warga Dusun Mojosari Desa Njelebak Driyorejo, Kabupaten Gresik.
"Korban mengalami luka di kepala dan pendarahan di telinga, serta indikasi fraktur kaki kanan," kata Kabid Darlog BPBD Surabaya Buyung Hidayat kepada detikJatim, Sabtu (25//3/2023).
Buyung menjelaskan bahwa korban juga merupakan salah satu anggota dari kelompok perang sarung. Namun, kelompoknya kalah dan korban sempat tertabrak temannya sendiri. Bukannya ditolong, korban justru ditinggal kabur oleh temannya.
"Bahwa yang bersangkutan sedang melakukan perang sarung bersama dengan teman-teman yang lain. Namun yang bersangkutan dan rombonganya terdesak dan kalah, sehingga berlarian dan sebagai korban jatuh tertabrak oleh rekanya sendiri dan ditinggal melarikan diri," jelasnya.
Satpol PP ungkap wilayah mana saja yang rawan perang sarung. Baca di halaman selanjutnya!
4. Wilayah Rawan Perang Sarung
Kepala Satpol PP Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, memasuki Ramadhan disinyalir ada aktivitas remaja yang sangat mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum. Baik perang sarung, balap liar, maupun tawuran dengan senjata tajam.
Beberapa wilayah diwaspadai oleh petugas. Seperti di wilayah Surabaya Timur ada di Merr, Kampus C Unair, Jalan Arif Rahman Hakim, Pondok Tjandra, Rungkut Menanggal. Surabaya Selatan di Jalan Margorejo, Ahmad Yani, Waduk Unesa, KPU, Aditya Warman, Mayjen Sungkono.
Surabaya Barat yang perlu diwaspadai ada di Margomulyo, Tanjungsari, Tandes, Manukan Lor, Manukan Wetan, Dupak, Banyu Urip. Kemudian Surabaya Utara di Wonokusumo, Pabena Cantikan, Indrapura, Jalan Coklat, Jalan Karet, Jalan Muhammad Nur, perempatan Tuwowo, pantai batu dan seputaran Suramadu.
"Konsen kita, sasaran pesta miras, perang sarung, balap liar, sajam termasuk kendaraan knalpot brong," kata Eddy kepada wartawan usai apel di Balai Kota, Minggu (26/3/2023) dini hari.
"Perang sarung yang sering muncul barat selatan dan timur, utara itu ada spot. Masing-masing ada spot," sambungnya.
5. Pelaku Disanksi
Eddy menyebut, sudah ada ada puluhan orang yang ditangkap karena terlibat perang sarung. Mirisnya, mayoritas pelaku adalah remaja maupun pelajar.
"Yang ditangkap Satpol PP semalam (puasa hari kedua) ada 7, sebelumnya 5 malam Jumat (puasa hari pertama), terus yang diamankan Polsek dan Polres itu ada banyak, sekitar 12-an, karena sudah kriminal. Rata-rata usianya 15, 16, 17, 18," ujarnya.
Pemkot Surabaya pun memberikan sanksi sosial kepada pelaku perang sarung. Selain itu, pemkot juga berkoordinasi dengan kepolisian jika memang ada pelaku perang sarung yang menjurus ke tindakan pidana.
"Hasil tangkapan ini diamankan dibawa ke Liponsos, dilakukan pendekatan oleh tim psikolog DP3A dan Dinsos, mereka dilakukan treatment untuk membersihkan Liponsos dan memberi makan penghuni Liponsos. Ini untuk menunjukkan bahwa di luar masih ada orang yang membutuhkan bantuan dari mereka," jelasnya.
6. Sarung Diikat Batu-Senjata
Eddy mengatakan, sarung yang dipakai para pelaku bukan sembarang sarung. Di ujungnya sudah dimasukkan batu dan diikat sebagai senjata.
"Mereka itu alibinya cari makan sahur, tapi kenapa ikut-ikutan perang sarung itu aja. Alibinya nggak nyambung. Mereka masih anak-anak dan perlu perhatian kita," katanya.
Para pelaku perang sarung tersebut punya kelompok sendiri. Seperti yang dibawa ke kantor Satpol PP, mereka berasal dari kelompok Jalan Nginden dan Jalan Lulumba.
Satpol PP juga sudah berkoordinasi dengan Dispendik Surabaya untuk sosialisasi ke sekolah-sekolah. Mengingat pelaku perang sarung yang tertangkap didominasi pelajar.
"Kami koordinasi dengan sekolah, Dispendik, dan Kepala Dinas cabang Sidoarjo SMA. Kita minta anak-anak selama Ramadhan dan setelah liburan selesai dilaksanakan kegiatan dan aktivitas yang bernuansa Ramadhan. Supaya ada aktivitas dan tidak keluar malam hari," tukasnya.
7. Dilakukan Patroli-Penyekatan
Pemkot Surabaya dan Polrestabes Surabaya langsung melakukan patroli. Petugas juga melakukan penyekatan di sejumlah jalan. Khususnya di jalan lurus panjang yang kerap digunakan untuk balap liar dan sering menelan korban.
"Yang kita sekat trek lurus dan panjang. Seperti Samsat sampai KONI itu trek lurus panjang, sering digunakan balap liar dan sering menelan korban. Diponegoro mulai BCA sampai Jalan Layang itu trek lurus juga sering digunakan balap liar dan memakan korban. Termasuk di Margorejo, Dolog sampai Cito sisi jalur cepat keluar kota. Itu kami tutup," jelas Eddy.
8. Polisi Kembali Bubarkan Perang Sarung
Polisi kembali membubarkan sekawanan remaja yang diduga hendak melakukan perang sarung di Surabaya. Sejumlah anak di antaranya diamankan di Polsek Asemrowo, Surabaya.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKBP Herlina mengatakan ada 6 anak yang diamankan saat razia. Seluruhnya diamankan saat hendak tawuran di kawasan Kalianak, Surabaya.
"Pengamanan tawuran di area Kalianak 51 pada dini hari tadi," kata Herlina dalam keterangannya, Minggu (26/3/2023).
Selain perang sarung Herlina memastikan ada beberapa hal yang menjadi perhatian atau atensi dari polisi. Di antaranya konvoi kendaraan, balap liar, hingga aksi kejahatan jalanan lain seperti curat, curas, dan curanmor.