Kesaksian Polisi Bawa Korban Kanjuruhan yang Lolos dari Amukan Suporter

Kesaksian Polisi Bawa Korban Kanjuruhan yang Lolos dari Amukan Suporter

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Kamis, 09 Feb 2023 22:45 WIB
Kendaraan polisi dirusak dan dibakar massa suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang
Truk polisi yang dibakar supoerter Aremania saat Tragedi Kanjuruhan (Foto file: detikJatim)
Surabaya -

Kengerian Tragedi Kanjuruhan kembali diungkapkan saksi di persidangan. Kali ini, Eriga Angga Romadhon anggota Samapta Polres Malang yang menuturkannya.

Selain menjadi saksi, Eriga juga sempat menjadi korban keganasan suporter. Ini karena ia mendapat luka-luka saat menyopiri truk berisi korban suporter dari dalam stadion.

"Saya diminta standby di dalam truk. Saya driver truk. Kemudian saya persiapkan terus maju ke depan berhenti dulu turun lagi. Saya lihat kapolres wakapolres bantu suporter masukkan korban ke truk saya. Saya sendirian saat itu. Polisi bawa korban. Saya saat itu kondisinya takut mati yang mulia," kata Eriga di Pengadilan Negeri Surabaya, Kamis (9/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah para korban dimasukkan truk, ia kemudian membawa truk melaju. Ia mengaku ketakutan tewas di tangan suporter. Karena saat itu suporter begitu beringas menyerang aparat.

Eriga sendiri mengaku tak tahu korban yang diangkut di dalam truknya tersebut sudah meninggal atau masih hidup. Ia juga tak mampu menghitung karena juga saking banyaknya.

ADVERTISEMENT

"Saya coba melaju pelan-pelan terus saya dihentikan suporter. Saya berhenti posisi kaca saya kanan tertutup, kiri separuh. 'Pak nunut pak ada korban lalu lanjut lg ketemu lah dengan Kabagops, Kasat Samapta dan lain-lain yang lagi menyeterilkan jalan," ujar Eriga.

"Trus saya jalan lagi dalam hati saya 'mati aku mati aku'. Ulo marani gepuk lah istilahnya saya bunuh diri. Karena apa? Setelah saya melewati watercanon barakuda, saya lihat ada jalan saya masuk. Sempat terhenti di gerbang yang paling besar selamat datang di Stadion Kanjuruhan terhenti oleh suporter dilempar-lempar tapi gak sampai pecah karena dikira yang di dalam polisi. Terus saya bilang saya bawa suporter," bebernya.

Meski mengaku membawa korban suporter, lanjut Eriga, ia dan truk yang dikendarai tetap saja mendapat lemparan. Ini setelah ia melewati dua mobil milik polisi yang dibakar massa suporter.

"Saya lewat kobaran api dua mobil terbakar ada celah saya lewat terus ke kiri. Lalu truk saya habis. Jadi mulai dari kobaran api kedua dari depan itu kaca tengah saya pecah. Dilempar paving. Mengenai suporter yang saya bawa, benjot," paparnya.

"Saya tetep lanjut nyalakan sirine. Akhirnya (malah) mengundang massa dan dilempar lagi sampai habis kaca saya, untung saya masih pakai helm. Kasian suporter saya ga pake apa-apa. Cuma bilang 'tolong pak tolong'. Saya lanjut ke RSUD full, saya lanjut lagi ke Wava Husada. Saya berhenti di situ dengan keadaan udah habis semua kaca.

Karena mendapat serangan dan lemparan itu, Eriga mengaku sempat pingsan dan mendapat perawatan di rumah sakit sehingga tak sempat menurunkan korban dari truk. Ia pun mengaku sempat disembunyikan perawat karena takut disweeping suporter di rumah sakit.

Saya sampai gak sempat nurunkan korban, saya pingsan dan sesak. Saya cuma luka lecet di tangan kena kaca. Saya siuman yang saya lihat cuma security. Saya minat disembunyikan di pos satpam. Lalu saya ada yang manggil-manggil ternyata Propam namanya Pak Tri, lalu saya dijemput kembali ke Mako," tandas Eriga.




(abq/iwd)


Hide Ads