Sidang agenda pemeriksaan saksi kasus Tragedi Kanjuruhan kembali bergulir. Kali ini sejumlah aparat dari Brimob diperiksa kesaksiannya saat tragedi pecah.
Salah satu saksi adalah Ari Dwi Nanto. Ia merupakan anggota Brimob yang ikut menjaga laga antara Arema FC vs Persebaya pada 1 Oktober 2022.
Ari mengaku saat itu ditugaskan berjaga di pintu luar stadion atau ring 2. Namun sebelum laga bubar, ia mendapat perintah masuk ke stadion karena ada pergantian penjagaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Skor waktu itu Arema sudah 2-3 skornya," kata Ari, Kamis (9/2/2023).
Menurut Ari, saat Arema tertinggal, situasinya berubah menjadi panas. Apalagi sudah mendekati menit-menit akhir. Aremania pun mulai melakukan pelemparan berbagai benda termasuk air seni.
"Saat menggantikan kompi Malang situasi saat itu sudah panas. Suporter sudah seperti kecewa. Mereka melampiaskan kekecewaan mereka dari kami dapat lemparan dalam bentuk nasi bungkus bekas. Bungkus popmie, botol isi air kencing," tuturnya.
"Kami bertahan. Cuma baunya amis dan pesing itu aja," imbuh Ari.
Setelah laga bubar, lanjut Ari, lemparan ke arah aparat semakin menggila. Tak lama suporter turun dan selanjutnya memprovokasi suporter lainnya turun.
"Begitu peluit bunyi, pemain Persebaya langsung lari ke loker atau ruang ganti tanpa adanya salaman dengan pemain lawan dan wasit seperti biasa," ujar Ari.
Di situlah kami liat banyak lemparan ke pemain-pemain itu. Kemudian suporter turun ke lapangan berusaha memprovokasi suporter lain akhirnya di sektor selatan juga terprovokasi banyak yang turun," tandas Ari.
(abq/iwd)