Kematian Janggal Mahasiswa Politeknik Pelayaran Surabaya di Tangan Senior

Kematian Janggal Mahasiswa Politeknik Pelayaran Surabaya di Tangan Senior

Dida Tenola - detikJatim
Selasa, 07 Feb 2023 07:31 WIB
Surabaya -

Seorang mahasiswa Politeknik Pelayaran Surabaya asal Mojokerto bernama Muhammad Rio Ferdinan Anwar tewas. Mahasiswa berusia 19 tahun itu diduga tewas di tangan seniornya. Dia diduga menjadi korban penganiayaan di lingkungan kampus.

Orang tua korban, M Yani mengungkapkan, kabar kematian anaknya itu diterima pada Senin (6/2) dini hari. Padahal, anaknya sudah dinyatakan meninggal sehari sebelumnya atau Minggu (5/2) malam.

"Awalnya laporan terpeleset di kamar mandi," beber Yani kepada detikJatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Yani mendapati kejanggalan di tubuh anaknya. Dia menemukan luka lebam hingga gigi yang hampir lepas dan luka memar lainnya. Aneh, kalau kemudian anaknya disebut meninggal karena terpeleset. Dia lalu memutuskan melapor ke Polsek Gunung Anyar.

"Kalau lukanya banyak di bibir, sobek, terus giginya ada yang mau lepas. Terus hidung sebelah kanan atas itu memar hitam, batuknya (dahi) kanan-kiri hitam. Pipi kanan ada yang lecet sama luka hitam sama matanya kanan, terus dada sama leher itu memar semua hitam," ungkap Yani.

ADVERTISEMENT

Yani menduga anaknya tewas usai dianiaya seniornya. Ini berdasarkan rekaman CCTV kampus yang dilihatnya sendiri.

"Diduga dianiaya oleh senior di kamar mandi, kalau menurut video CCTV, dari luar kan kita bisa prediksi penganiayaan terjadi di dalam," imbuh Yani.

Yani mengaku melihat rekaman CCTV sesaat setelah melaporkan kematian anaknya ke pihak polisi. Dari rekaman itu, ia tampak anaknya masuk ke kamar mandi dan keluar telah meninggal dunia.

"Soalnya setelah anak saya masuk kamar mandi, tenggang 8 menit sudah dibopong seniornya dalam keadaan meninggal," ucapnya.

Yani melanjutkan, anaknya selama ini mengaku sering di-bully oleh seniornya. Hal itu diutarakan korban kepada nenek dan ibunya.

Yani berharap polisi segera bisa mengungkap tuntas para pelaku dugaan penganiayaan terhadap anaknya. Ia pun berharap kasus kekerasan itu cukup menimpa anaknya saja.

"Ya segera terungkap, biar ke depannya tidak ada kejadian seperti itu," harap Yani.

Pihak kampus buka suara. Baca halaman selanjutnya.

Rencananya pihak penyidik bersama tim Labfor akan melakukan ekshumasi di makam anaknya. Ekshumasi dilakukan hari ini, Selasa (7/2/2023)..

"Sudah (dimakamkan). Besok (hari ini) ada autopsi ulang dari labfor besok. Pembongkaran makam (eskhumasi) antara 10.30 -11.00 WIB," terang Yani.

Sementara itu, Direktur Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya Heru Widada menyampaikan duka cita atas meninggalnya korban.

"Kami pertama, dari civitas akademika Politeknik Pelayaran Surabaya menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya taruna atas nama M Rio Ferdinan Anwar," kata Heru kepada wartawan.

"Sekali lagi, kami dari civitas akademika Politeknik Pelayaran Surabaya dan badan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perhubungan, menyampaikan duka cita mendalam, atas meninggalnya anak didik kami," imbuhnya.

Heru menambahkan pihaknya bersama civitas Poltekpel juga sempat menghadiri proses pemakaman korban di Mojokerto. Tak hanya itu, pihaknya juga sempat bertemu dengan keluarga korban langsung.

"Tadi saya bersama dengan teman-teman juga menghadiri pemakamannya, bertemu dengan orang tuanya, ketemu dengan neneknya. Karena Rio ini, merupakan cucu yang sangat disayang oleh neneknya dan dia taat beribadah," ungkap Heru.

Menurut Heru, saat ini kasus kematian korban tengah diselidiki oleh pihak polisi. Sebab memang sudah ada laporan dari pihak keluarga korban terkait kejadian tersebut.

"Kebetulan saat ini, kejadian ini sudah ditangani Polrestabes Surabaya, yang awalnya dari Polsek, tapi kini ditarik oleh Polrestabes Surabaya," tutur Heru.

"Saat ini beberapa taruna sedang dimintai keterangan. Tentang kejadian yang kemarin, hari minggu malam, terjadi di Poltekpel Surabaya," sambungnya.

Heru mengaku akan kooperatif dengan proses penyelidikan dan pengusutan kasus kematian korban. Ia juga akan memberikan ruang sepenuhnya kepada pihak polisi.

"Sehingga kami memberikan ruang dan kesempatan. Dan membuka pintu lebar lebar terkait dengan pemeriksaan dari teman teman Polrestabes Surabaya," ucapnya.

"Nanti tentunya, kalau ada tindak pidana, kami akan serahkan, ke pihak polisi. Kalau memang dari sisi aturan pendidikan dan arahan kepala bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perhubungan, sudah jelas, mengutuk keras, sekali lagi, mengutuk keras tindakan tindakan itu. Dan tentunya akan disanksi, dan sanksinya sangat berat dan bisa langsung dikeluarkan," tandas Heru.



Hide Ads