MR (19), mahasiswa politeknik di Surabaya meninggal dunia diduga menjadi korban penganiayaan. M Yani, orang tua korban membeberkan kondisi anaknya setelah meninggal.
Yani mengaku mendapat kabar anaknya meninggal pada Senin (6/2) dini hari. Ternyata anaknya meninggal pada Minggu (5/2) malam. Ia menyayangkan pihak politeknik yang telat mengabarinya.
"Tadi malam jam 22.58 WIB. Jadi dua jam lebih dikabari sama dokter Politeknik itu. Kok lama gitu loh," kata Yani kepada detikJatim, Senin (6/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
M Yani mendapatkan kabar dari pihak kampus, awalnya putranya meninggal karena terpeleset di kamar mandi. Namun, saat di bawa ke rumah sakit Sukolilo, ia menemukan sejumlah luka di tubuh anaknya kemudian melaporkan ke Polsek Gununganyar.
"Awalnya laporannya terpeleset di kamar mandi," tutur Yani.
Namun, ia curiga karena banyak luka ditemukan di tubuh jenazah anaknya. Luka tersebut mulai lebam hingga gigi hampir lepas.
"Kalau lukanya banyak di bibir, sobek, terus giginya ada yang mau lepas. Terus hidung sebelah kanan atas itu memar hitam, batuknya (dahi) kanan-kiri hitam. Pipi kanan ada yang lecet sama luka hitam sama matanya kanan, terus dada sama leher itu memar semua hitam," tandas Yani.
Seorang mahasiswa politeknik di Kota Surabaya meninggal dunia. Mahasiswa itu meninggal diduga menjadi korban penganiayaan. Korban adalah MR (19), warga Mojokerto. Orang tua korban yang curiga kemudian melaporkan kejanggalan kematian anaknya.
(abq/iwd)