Tak Tahu Ibunya Tewas Saat Tragedi Kanjuruhan, 2 Balita Dicek Kesehatan

Tak Tahu Ibunya Tewas Saat Tragedi Kanjuruhan, 2 Balita Dicek Kesehatan

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Rabu, 18 Jan 2023 19:43 WIB
Balita anak korban Tragedi Kanjuruhan dicek kesehatan.
Balita anak korban Tragedi Kanjuruhan dicek kesehatan. (Foto: Istimewa/dok Camat Sukun)
Kota Malang -

Pemerintah melalui petugas kecamatan dan kelurahan mendatangi Devan (1,5) dan kakaknya Yusril (4). Kedua balita itu dicek kesehatannya.

Dua balita itu adalah anak-anak dari Radina Astrida Lutfitasari (21), salah satu korban meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

"Kami dari Kecamatan, Kelurahan, Puskesos, Puskesmas, hingga RT dan warga datang memastikan kondisi warga negara baik-baik saja atau membutuhkan perawatan," ujar Camat Sukun I K Widi Wirawan saat dihubungi detikJatim, Rabu (18/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Widi mengatakan bahwa dari hasil pemeriksaan kesehatan, kondisi kedua balita yang kini dirawat kakek dan neneknya itu cukup sehat. Tapi perlu tambahan makanan dan vitamin.

"Yusril sama Devan itu intinya sudah dicek kesehatan dan ditimbang. Bobotnya masih normal, tapi perlu makanan tambahan. Sudah diberi makanan tambahan dan vitamin. Untuk neneknya juga diperiksa, tensinya tinggi," kata Widi.

ADVERTISEMENT

Ia memastikan bahwa untuk bantuan kesehatan maupun sosial bagi keluarga 2 balita itu sudah terkaver sesuai dengan kebutuhan mereka.

"Sudah terkaver sesuai kebutuhan. Kartu kesehatan diberikan, Bantuan sosial juga dapat dan terdaftar. Tahun 2022 kemarin beliaunya (kakek dari dua balita) juga dapat," terang Widi.

Sedangkan untuk pendidikan dua balita itu Widi mengatakan untuk SD dan SMP Negeri di Kota Malang dipastikan gratis sehingga tak perlu bingung soal biaya.

"Pendidikan kami gratis. Kan tidak ada masalah. Kalau di swasta beda. TK, SD, SMP itu pemerintah punya. Jadi bisa difasilitasi karena tidak dipungut biaya," kata Widi.

Sebelumnya, Devan dan Yusril dirawat kakeknya Hari Prasetyo (56) dan neneknya Satun (48) di sebuah rumah kontrakan di Jalan Bandulan, Gang 1, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Mirisnya sampai saat ini dua balita itu belum tahu jika ibunya tewas dalam Tragedi Kanjuruhan. Mereka hanya tahu ibunya tak kunjung pulang karena sedang bekerja untuk mencari uang.

"Ibunya sering ditanyakan. Terutama yang Yusril itu. Kalau sore tanya ibu kemana kok nggak pulang-pulang. Gitu saya cuman bisa jawab 'ibu kerja, nak, cari uang buat Yusril sekolah'," ujar Hari Prasetyo, Selasa (17/1/2023).

Kesedihan mendalam membuat Hari memutuskan tidak memberitahu kedua cucunya bahwa ibu mereka telah meninggal. Ia hanya bisa menunggu waktu yang tepat, suatu hari nanti, untuk menjelaskan yang sesungguhnya telah terjadi.

"Nanti akan ada waktunya sendiri. Kasihan mereka, karena masih kecil-kecil. Nanti, kan, pelan-pelan akan tahu," kata Hari.

Hari mengatakan, kondisi kedua balita itu sekarang sudah membaik. Sebelumnya, ada perubahan mendadak secara psikologis pada kedua cucunya usai ibunya meninggal.

Menurut Hari, kedua cucunya itu sempat mengurung diri di dalam kamar dan sama sekali tidak mau keluar rumah.

"Nggak tahu, saya sampai bingung karena biasanya nggak kayak gitu. Tiba-tiba setelah ibunya nggak ada, dia jadi sering marah-marah dan tidak mau keluar rumah atau main sama temen-temennya," tuturnya.

Hari yang bekerja sebagai sopir hanya bisa menaruh harapan terakhir kepada pemerintah agar mau mengulurkan tangan untuk membantu dan menjamin pendidikan kedua cucunya.

"Saya tidak meminta untuk membantu saya atau istri. Saya hanya berharap pemerintah bisa menjamin pendidikan Devan dan Yusril, karena saya ingin mereka menjadi orang pintar dan berpendidikan. Hanya itu saja permintaan saya," harapnya.

"Kalau untuk makan dan kebutuhan sehari-hari, Insyaallah saya mampu memberi kepada cucu-cucu saya. Tapi bagaimana nasib mereka ketika saya nanti tidak ada? Seperti apa kelangsungan hidup mereka?" Sambungnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads