2 Balita Tak Tahu Ibunya Wafat Saat Tragedi Kanjuruhan Malah Di-PHP Pejabat

2 Balita Tak Tahu Ibunya Wafat Saat Tragedi Kanjuruhan Malah Di-PHP Pejabat

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Selasa, 17 Jan 2023 14:42 WIB
Balita yang belum tahu ibunya jadi korban tewas Tragedi Kanjuruhan
Hari bersama istri dan cucunya. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Malang -

Devan (1,5) dan kakaknya Yusril (4) menjadi sasaran janji palsu menteri hingga wakil rakyat. Kisah kedua balita di Kota Malang itu begitu mengharukan. Hingga sekarang mereka tidak tahu bahwa ibunya sudah tewas dalam Tragedi Kanjuruhan.

Sampai saat ini yang diketahui dua balita itu ibunya, Radina Astrida Lutfitasari (21) tak kunjung pulang karena sedang bekerja untuk mencari uang. Kakeknya, Hari Prasetyo (56) tak kuasa untuk memberitahu fakta yang sebenarnya kepada mereka.

Melihat kondisi itu, sejumlah pejabat maupun wakil rakyat melontarkan janji-janji memberikan bantuan trauma healing agar kondisi cucunya bisa membaik. Tapi pada kenyataanya, janji itu hanya sekadar janji. Para pejabat itu cuma PHP (Pemberi Harapan Palsu).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berulang kali ada yang datang ke sini, ada juga yang ngomong dari Mensos hingga DPRD mau mendatangkan trauma healing atau psikolog untuk membantu cucu saya. Pada kenyataanya sampai detik ini tidak ada," ujarnya.

Untungnya, berbagai upaya telah dilakukan sendiri oleh Hari hingga akhirnya kondisi cucunya mulai membaik. Dia menyebutkan bahwa sejak beberapa hari lalu kedua cucunya sudah mau keluar rumah dan bermain dengan temannya.

ADVERTISEMENT

"Setelah berbagai cara dilakukan, dia baru-baru ini sudah mau keluar rumah dan bermain bersama teman-temannya di luar. Alhamdullilah sudah membaik seperti ini, nggak kayak kemarin-kemarin nggak mau keluar rumah," kata Hari.

Meski begitu, dirinya benar-benar merasa sangat kecewa karena janji-janji dari pemerintah maupun wakil rakyat yang tidak ada realisasinya. Hari yang bekerja sebagai sopir hanya bisa berharap pemerintah mau mengulurkan tangan menjamin pendidikan kedua cucunya.

Dengan tegas dia memastikan bahwa untuk proses hukum terkait kematian putrinya, ibu dari kedua cucunya, dia sudah tidak mau tahu. Ia serahkan seluruh proses hukum itu kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Saya tidak meminta untuk membantu saya atau istri. Saya hanya berharap pemerintah bisa menjamin pendidikan Devan dan Yusril, karena saya ingin mereka menjadi orang pintar dan berpendidikan. Hanya itu saja permintaan saya," harapnya.

"Kalau untuk makan dan kebutuhan sehari-hari, Insyallah saya mampu memberi kepada cucu-cucu saya. Tapi bagaimana nasib mereka ketika saya nanti tidak ada? Seperti apa kelangsungan hidup mereka?" Sambungnya.

Sebelumnya, Hari mengakui bahwa hingga detik ini dirinya belum menceritakan bahwa ibu mereka telah meninggal. Setiap kali mereka menanyakan ibunya, Hari mengatakan bahwa ibunya sedang bekerja.

"Ibunya sering ditanyakan. Terutama yang Yusril itu. Kalau sore tanya ibu ke mana kok nggak pulang-pulang. Gitu saya cuman bisa jawab 'ibu kerja, nak, cari uang buat Yusril sekolah'," ujar Hari.

Kesedihan mendalam membuat Hari memutuskan tidak memberitahu kedua cucunya bahwa ibu mereka telah meninggal. Ia hanya bisa menunggu waktu yang tepat, suatu hari nanti, untuk menjelaskan yang sesungguhnya telah terjadi kepada mereka.

"Nanti akan ada waktunya sendiri. Kasihan mereka, karena masih kecil-kecil. Nanti, kan, pelan-pelan akan tahu," kata Hari.

Sejak ditinggal pergi ibunya untuk selamanya, Devan dan Yusril dirawat Hari bersama istrinya Satun (48) di sebuah rumah kontrakan di Jalan Bandulan Gang 1, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Hari mengatakan kondisi kedua balita itu sudah membaik. Sebelumnya, ada perubahan mendadak secara psikologis kedua cucunya usai ibunya meninggal dunia. Menurut Hari, kedua cucunya itu setiap hari sempat mengurung diri di kamar dan tidak mau keluar rumah.

"Nggak tahu, saya sampai bingung karena biasanya nggak kayak gitu. Tiba-tiba setelah ibunya nggak ada, dia jadi sering marah-marah dan tidak mau keluar rumah atau main sama temen-temennya," kata Hari.




(dpe/dte)


Hide Ads