Pilu 2 Balita Hingga Kini Tak Tahu Ibunya Meninggal Saat Tragedi Kanjuruhan

Pilu 2 Balita Hingga Kini Tak Tahu Ibunya Meninggal Saat Tragedi Kanjuruhan

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Selasa, 17 Jan 2023 13:54 WIB
Balita yang belum tahu ibunya jadi korban tewas Tragedi Kanjuruhan
Balita yang belum tahu ibunya jadi korban tewas Tragedi Kanjuruhan. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Malang - Dua balita di Kota Malang, Devan (1,5) dan Yusril (4), hingga saat ini hanya tahu jika ibunya Radina Astrida Lutfitasari (21) tak kunjung pulang karena sedang bekerja untuk mencari uang. Padahal ibunya telah meninggal dunia jadi korban Tragedi Kanjuruhan.

Ayah dari Radina, Hari Prasetyo (56) mengakui bahwa hingga detik ini dirinya belum bisa menceritakan kepada kedua anak itu bahwa ibunya telah meninggal. Setiap kali mereka menanyakan ibunya, Hari mengatakan bahwa ibunya sedang bekerja.

"Ibunya sering ditanyakan. Terutama yang Yusril itu. Kalau sore tanya ibu kemana kok nggak pulang-pulang. Gitu saya cuman bisa jawab 'ibu kerja, nak, cari uang buat Yusril sekolah'," ujar Hari kepada awak media, Selasa (17/1/2023).

Kesedihan mendalam membuat Hari memutuskan tidak memberitahu kedua cucunya bahwa ibu mereka telah meninggal. Ia hanya bisa menunggu waktu yang tepat, suatu hari nanti, untuk menjelaskan yang sesungguhnya telah terjadi kepada mereka.

"Nanti akan ada waktunya sendiri. Kasihan mereka, karena masih kecil-kecil. Nanti, kan, pelan-pelan akan tahu," kata Hari.

Sejak ditinggal pergi ibunya untuk selamanya, Devan dan Yusril dirawat Hari bersama istrinya Satun (48) di sebuah rumah kontrakan di Jalan Bandulan Gang 1, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Balita yang belum tahu ibunya jadi korban tewas Tragedi KanjuruhanHari dan istrinya menunjukkan foto putri mereka yang menjadi korban tewas Tragedi Kanjuruhan. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)

Hari mengatakan, kondisi kedua balita itu sekarang sudah membaik. Sebelumnya, ada perubahan mendadak secara psikologis pada kedua cucunya usai ibunya meninggal dunia. Menurut Hari, kedua cucunya itu setiap hari sempat mengurung diri di kamar dan tidak mau keluar rumah.

"Nggak tahu, saya sampai bingung karena biasanya nggak kayak gitu. Tiba-tiba setelah ibunya nggak ada, dia jadi sering marah-marah dan tidak mau keluar rumah atau main sama temen-temennya," kata Hari.

Kini, Hari yang bekerja sebagai sopir hanya bisa menaruh harapan terakhir kepada pemerintah agar mau mengulurkan tangan untuk membantu dan menjamin pendidikan kedua cucunya.

Ia juga secara tegas memastikan bahwa untuk proses hukum terkait kematian anaknya, dia sudah tidak mau tahu. Ia serahkan seluruh proses hukum itu kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Saya tidak meminta untuk membantu saya atau istri. Saya hanya berharap pemerintah bisa menjamin pendidikan Devan dan Yusril, karena saya ingin mereka menjadi orang pintar dan berpendidikan. Hanya itu saja permintaan saya," harapnya.

"Kalau untuk makan dan kebutuhan sehari-hari, Insyallah saya mampu memberi kepada cucu-cucu saya. Tapi bagaimana nasib mereka ketika saya nanti tidak ada? Seperti apa kelangsungan hidup mereka?" Sambungnya.


(dpe/dte)


Hide Ads