Respons Dinsos Soal 2 Balita Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Di-PHP Pejabat

Respons Dinsos Soal 2 Balita Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Di-PHP Pejabat

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Rabu, 18 Jan 2023 23:00 WIB
Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Penny Indriani.
Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Penny Indriani. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Malang -

Devan (1,5) dan kakaknya Yusril (4) menjadi sasaran janji palsu menteri hingga wakil rakyat. Mereka dijanjikan bakal mendapatkan trauma healing tapi tak kunjung datang.

Kisah kedua balita di Kota Malang itu mengharukan. Hingga sekarang Devan dan Yusril tidak tahu ibunya sudah tewas dalam Tragedi Kanjuruhan. Mereka hanya tahu ibunya sedang pergi bekerja.

Ibu dua balita yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan tersebut bernama Radina Astrida Lutfitasari (21).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal itu, Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Penny Indriani mengatakan bahwa dua balita itu telah dapat trauma healing. Bahkan hal itu sudah dilakukan hingga 3 kali.

"Sudah kami lakukan trauma healing sekitar 3 kali kalau enggak salah," ujarnya saat dihubungi detikJatim pada Rabu (18/1/2023).

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan bahwa selain trauma healing, bantuan berupa sembako juga telah diberikan kepada keluarga yang merawat dua balita itu. Bahkan untuk pendidikan juga telah dikomunikasikan dengan dinas terkait.

"Saat dia minta bantuan pendampingan dan bantuan ekonomi sudah kami penuhi. Terus soal pendidikan juga sudah saya koordinasikan dengan pak Swarjana (Kepala Dinas pendidikan)," kata Penny.

Meski begitu, rencananya pihak Dinsos-P3AP2KB Kota Malang akan kembali mendatangi dua balita itu untuk melihat kondisi terkini.

"Rencananya hari ini juga akan kami tinjau lagi kondisi mereka seperti apa," kata dia.

Sebelumnya, Kakek dua balita itu Hari Prasetyo (56) mengatakan sejumlah pejabat hingga wakil rakyat melontarkan janji memberi bantuan trauma healing tapi tak terealisasi.

"Berulang kali ada yang datang ke sini, ada juga yang ngomong dari Mensos hingga DPRD mau mendatangkan trauma healing atau psikolog untuk membantu cucu saya. Pada kenyataanya sampai detik ini tidak ada," kata Hari.

Untungnya, berbagai upaya telah dilakukan sendiri oleh Hari hingga akhirnya kondisi cucunya membaik. Dia menyebutkan, sejak beberapa hari lalu kedua cucunya sudah mau keluar rumah dan bermain dengan temannya.

"Setelah berbagai cara dilakukan, dia baru-baru ini sudah mau keluar rumah dan bermain bersama teman-temannya di luar. Alhamdullilah sudah membaik seperti ini, nggak kayak kemarin-kemarin nggak mau keluar rumah," kata Hari.

Hari yang bekerja sebagai sopir itu hanya bisa berharap pemerintah mau mengulurkan tangan menjamin pendidikan kedua cucunya.

"Saya tidak meminta untuk membantu saya atau istri. Saya hanya berharap pemerintah bisa menjamin pendidikan Devan dan Yusril, karena saya ingin mereka menjadi orang pintar dan berpendidikan. Hanya itu saja permintaan saya," harapnya.

"Kalau untuk makan dan kebutuhan sehari-hari, Insyaallah saya mampu memberi kepada cucu-cucu saya. Tapi bagaimana nasib mereka ketika saya nanti tidak ada? Seperti apa kelangsungan hidup mereka?" Sambungnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads