Polisi melakukan simulasi pengamanan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi sidang perkara Tragedi Kanjuruhan pada Senin (13/1/2023) mendatang.
Kabag Ops Polrestabes Surabaya AKBP Toni Kasmiri mengatakan dalam simulasi pengamanan kali ini, ada 800 personel yang disiagakan. Seluruhnya, berasal dari hampir semua satuan di Polsek Sawahan, Polrestabes Surabaya, dan Polda Jatim.
Kendati demikian, tak menutup kemungkinan jumlah personel akan bertambah hingga 3 kali lipat. Tambahan jika saat sidang berlangsung dalam kondisi rawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita siapkan 1.800 atau 3.600 personel kalau rawan. Sementara, 800 dulu," kata Toni saat ditemui awak media di PN Surabaya, Jumat (13/1/2023).
Toni menjelaskan jumlah personel tersebut diplot dalam 3 titik atau 3 ring. Titik-titik tersebut berada di luar maupun di dalam PN Surabaya. "Di PN dibagi 3 ring, 1 ABC, 2 ABC, dan jalur escape, termasuk ring 3 halaman luar," paparnya.
Sedangkan mengantisipasi adanya penyusup atau pengunjung sidang yang hendak mengacaukan jalannya dakwaan, pihaknya tak segan untuk menangkapnya.
"Jangan ganggu agenda sidang di PN Surabaya. Yang jelas, apabila terjadi masif atau tidak, akan kita amankan, kita interogasi seperti apa, bisa juga agar tidak bentrok dan jadi korban di sini. Karena di sini kita tahu sejarah-sejarah yang sudah terjadi, jangan dilupakan," tegasnya.
Tak hanya itu, ia juga mengimbau Bonek untuk tetap kondusif. Toni melarang Bonek untuk sweeping Aremania di sejumlah ruas jalan. "Bonek juga tidak usah sweeping, tidak boleh, karena berisiko tinggi," tandas Toni.
(abq/iwd)