Curhat Korban Arisan Online Mojokerto, Batal Rehab Rumah-Gagal Bayar Utang

Curhat Korban Arisan Online Mojokerto, Batal Rehab Rumah-Gagal Bayar Utang

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 02 Nov 2022 19:59 WIB
korban arisan online di mojokerto
Eva Atika Sari, salah satu korban arisan online (Foto: Enggran Eko Budianto)
Mojokerto -

Bandar arisan online (arisol) di Mojokerto berinisial EAS dilaporkan ke polisi karena diduga menipu ratusan peserta. Kaburnya penyelenggara Eva Arisol Mojosari itu memupuskan mimpi para peserta. Salah satunya mereka batal merehab rumah dan mengembangkan usaha.

Seperti yang dirasakan MK (27), peserta Eva Arisol Mojosari asal Kelurahan Tambak Kemerakan, Krian, Sidoarjo. Ia menjadi peserta arisan yang digelar EAS itu sejak 9 bulan lalu. Pemuda lajang ini ikut 3 arisol sekaligus. Yaitu bayar Rp 900 ribu setiap bulan untuk mendapatkan Rp 9 juta, bayar Rp 500 ribu setiap 2 minggu untuk mendapatkan Rp 9 juta, serta bayar Rp 130 ribu setiap minggu untuk mendapatkan arisan Rp 4 juta.

Ketiga arisannya dijadwalkan cair pada 15 Desember 2022, serta 25 Februari dan 16 Mei 2023. Untuk membayar 3 arisan tersebut, MK hanya mengandalkan penghasilannya sebagai kuli bangunan. Gajinya hanya Rp 150 ribu per hari. Sehingga ia harus berhemat agar mampu membayar arisol yang nantinya untuk merehab rumahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rencana arisan itu kalau cair nanti untuk renovasi rumah warisan orang tua yang saya tinggali sendiri. Karena kondisi rumah sudah waktunya direnovasi," kata MK kepada wartawan di minimarket Jalan Gajah Mada, Mojosari, Mojokerto, Rabu (2/11/2022).

Namun, kini mimpi MK memperbaiki tempat tinggalnya pupus sudah. Sebab EAS tiba-tiba membubarkan arisol melalui grup WhatsApp para peserta. Bandar arisol asal Desa Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari itu juga kabur begitu saja tanpa memberi penjelasan nasib uang para peserta.

ADVERTISEMENT

"Kerugian saya Rp 13.390.000. Belum pernah dapat arisan sama sekali. Tiba-tiba terjadi masalah seperti ini, tanpa memberi penjelasan nasib uang kami, dia (EAS) langsung kabur," terangnya.

Kini MK hanya berharap polisi menangani kasus penipuan arisol ini secara adil. "Harapan saya kasus ini diusut secara adil. Kalau harapan uang kami kembali sih masih ada," cetusnya.

Nasib serupa dialami Ida (28), peserta Eva Arisol Mojosari asal Desa Kedunguneng, Bangsal, Mojokerto. Ibu anak satu ini mengaku rugi Rp 8,45 juta. Karena 2 arisan yang sejak Maret lalu rutin ia bayar tak jelas rimbanya sejak EAS kabur 26 Oktober 2022.

Ida mengikuti arisol Rp 150 ribu setiap 2 minggu untuk mendapatkan Rp 5 juta dan Rp 700 ribu setiap bulan untuk memperoleh Rp 10 juta. Ia dijadwalkan menerima arisol Rp 5 juta pada Desember 2022. Sedangkan arisol Rp 10 juta miliknya dijadwalkan cair Februari tahun depan.

"Kerugian itu karena saya sudah rutin membayar, belum sampai dapat, arisan sudah berhenti, bandarnya kabur," jelasnya.

Padahal selama ini Ida sudah payah menyisihkan uang untuk membayar arisol kepada EAS. Yaitu dari penghasilannya berdagang baju secara online. Ia berencana menggunakan uang arisan itu untuk membayar utang, menafkahi anak dan orang tuanya, serta mengembangkan usahanya.

"Saya susah payah mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk bayar arisan. Tapi ditinggal kabur. Karena orangnya lari, tidak tahu lagi bagaimana uang saya," ungkapnya.

Kerugian paling besar akibat kaburnya penyelenggara Eva Arisol Mojosari harus ditanggung DA, warga Kecamatan Mojosari. Ya, ia mengaku rugi Rp 100 juta lebih. Karena tak sempat menikmati 5 arisan yang sudah ia bayar rutin. Yaitu arisan dengan nilai pencairan Rp 35 juta, Rp 30 juta, Rp 45 juta, Rp 25 juta dan Rp 10 juta.

"Saya kumpulkan duit itu sejak lama biar uangnya berkembang dan saya punya tabungan. Rencana mau buat rehab rumah sendiri," terangnya.

Meski begitu, DA enggan melaporkan EAS ke polisi. Karena ia tidak mau bolak-balik ke kantor polisi untuk memberikan keterangan. Sehingga ia menunggu inisiatif pelaku untuk mengembalikan uangnya.

"Jelas tidak ikhlas, kalau ikhlas kan tidak ada tuntutan di akhiratnya. Urusan di akhirat saja kalau uang saya tidak dikembalikan," tegasnya.

Berdasarkan daftar yang ditunjukkan Ida, korban Eva Arisol Mojosari mencapai 179 orang. Nilai kerugian setiap korban bervariasi. Mulai dari yang paling sedikit Rp 440 ribu sampai paling besar Rp 300 juta per orang. Jika ditotal, kerugian para korban mencapai Rp 3 miliar.

Sejauh ini baru perwakilan korban arisol EAS yang melapor ke Polres Mojokerto. Salah seorang korban yang melapor ke polisi adalah ADS, warga Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Ia menderita kerugian Rp 132 juta. Sayangnya ADS tidak bersedia memberikan statemen kepada wartawan.

Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Gondam Prienggondhani membenarkan adanya laporan dugaan penipuan arisol tersebut. Menurutnya baru 2 korban yang sudah melapor.

"Dua orang yang sudah melapor, untuk kerugian masih kami dalami," tandasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Jalankan Arisan Online, Mama Muda Garut Tipu 125 Orang!"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads