Surabaya -
"Kamu tega sekali sama saya? Kamu kurang ajar sekali sama saya," demikian ucap Sambo kepada Almarhum Yosua di rumah dinas Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta. Sambo menginterogasi Yosua usai mendengar istrinya mengadu tentang apa yang ia alami di Magelang.
Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, ajudan dan sopir pribadi Putri, sebetulnya adalah ajudan yang paling diandalkan Sambo. Tapi setelah peristiwa yang disebut 'merendahkan harkat dan martabat keluarganya' di Magelang itu Sambo pun muntab.
Apalagi setelah Sambo mendengar jawaban dari Yosua pada saat interogasi yang terkesan merasa tak bersalah dan justru menantangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tega apa, Komandan?" jawab Yosua seperti dilansir detikX.
"Kamu kurang ajar sama Ibu," timpal Sambo.
"Kurang ajar apa, Komandan?" jawab Yosua lagi.
Seketika itu Sambo naik pitam. Ia perintahkan agar Yosua berjongkok.
"Jongkok, kamu, jongkok!" Perintah Sambo. Hingga terjadilah penembakan yang mengakhiri hidup Yosua.
Rangkaian kronologi penembakan Yosua itu adalah pengakuan Sambo sendiri ketika dirinya diminta menyampaikan penjelasan dalam sidang etik kasus pembunuhan Brigadir J. Sebegitu marahnya Sambo hingga ia tega membunuh ajudan andalannya. Semua karena aduan Putri Candrawathi, istrinya.
Putri yang baru pulang dari Magelang mengadukan apa yang ia alami di rumah Puri Cempaka Residence, Banyurojo, Mertoyudan, Magelang pada 7 Juli. Itu adalah hari di mana dirinya terus menangis membuat cemas Kuat Ma'ruf dan Susi, ART keluarga Sambo, juga para ajudan seperti Bripka Ricky Rizal dan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu.
Tak satu pun dari mereka di rumah itu yang benar-benar tahu tentang apa yang dialami oleh Putri. Kamis petang itu tiba-tiba saja Nyonya Sambo ditemukan tergeletak di lantai kamar mandi sembari menangis. Susi yang pertama kali mendapati Putri di kamar mandi setelah diminta oleh Kuat Ma'ruf untuk mengecek keadaan majikan mereka.
Sikap tertutup Putri soal peristiwa Magelang bahkan kepada orang-orang di sekitarnya. Baca di halaman selanjutnya.
Kuat yang oleh para ART dan ajudan akrab disapa Om Kuat itu meminta Susi mengecek keadaan Putri setelah mendapati Yosua berdiri di tangga dekat kamar majikannya. Saat ia menghampirinya, Yosua justru lari menjauh sembari terlihat menangis.
Setidaknya itulah yang Kuat ceritakan kepada Bripka Ricky Rizal yang segera pulang ke rumah setelah Richard alias Bharada E mendapat telepon dari Putri yang meminta mereka berdua segera pulang. Saat menelepon, Putri terdengar menangis.
Ricky dan Richard yang baru saja tuntas mengirimkan makanan dan kipas angin untuk anak Putri yang sekolah di SMA Taruna Nusantara, Magelang pun bergegas meninggalkan Masjid Agung dekat Alun-Alun Magelang tempat mereka singgah sebentar.
Keduanya tiba di rumah Puri Cempaka sekitar pukul 19.15 WIB dan melihat sisa-sisa ketegangan di rumah tersebut. Di tangga menuju kamar Putri itu Susi terlihat menangis di ujung tangga lantai 2. Mereka menuju ke kamar Putri dan mendapati Ma'ruf berdiri di depan pintu itu.
Kepada majelis etik Polri Ricky mengaku tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ia mengaku sempat bertanya langsung kepada Putri tapi Putri enggan berterus terang dan justru menanyakan keberadaan Yosua. Begitu juga dengan Kuat Ma'ruf, pada akhirnya ART sekaligus sopir kepercayaan Sambo itu mengakui dirinya takut menanyakan langsung apa yang terjadi kepada putri.
Namun, Kuat mengaku bahwa Putri yang setelah peristiwa di kamar mandi itu lebih banyak diam sambil terus meneteskan air mata akhirnya buka suara kepadanya. Kepada dirinya Putri hanya mengatakan bahwa Yosua telah berlaku sadis. Tidak ada penjelasan lebih lanjut yang bisa membuat Kuat bercerita lebih banyak tentang apa yang terjadi sebelum Putri ditemukan di kamar mandi.
Kepada majelis etik Polri Kuat mengaku, setelah mendengar pernyataan singkat Putri itu, ia menyarankan kepada Nyonya Sambo untuk melaporkan apa yang dia alami hari itu kepada Sambo. Agaknya, saran Kuat itu menjadi satu-satunya pilihan bagi putri meski pada kesempatan yang lain ia sempat menyatakan kepada Kuat agar tidak ribut dengan Yosua dan menyelesaikan masalah itu baik-baik.
Dari kesaksian yang disampaikan Kuat maupun Ricky dari materi sidang etik beberapa waktu lalu yang didapat detikNews, seharian itu Putri bersikap sangat tertutup terhadap orang-orang di sekitarnya. Bahkan terkesan misterius. Terutama saat ia memutuskan untuk memanggil Yosua setelah peristiwa itu melalui Bripka Ricky. Keduanya lantas berbincang empat mata, entah tentang apa.
Komnas HAM dan Komnas Perempuan menduga Putri korban kekerasan seksual. Baca di halaman selanjutnya.
Sehari sebelum peristiwa pembunuhan terhadap Yosua pada Jumat 8 Juli itu putri diduga menjadi korban kekerasan seksual. Hal itu sebagaimana kesimpulan penyelidikan kasus Pembunuhan Brigadir J yang dilakukan oleh Komnas HAM.
Komnas Perempuan juga menemukan adanya pelecehan seksual terhadap Putri yang perlu ditindaklanjuti penyidik kepolisian. Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengatakan Putri sebelumnya mengaku enggan melaporkan kekerasan seksual itu karena malu dan takut terhadap ancaman Yosua.
"Dalam kasus ini, posisi sebagai seorang istri seorang petinggi kepolisian pada usia menjelang 50 tahun, memiliki anak perempuan, maupun rasa takut kepada ancaman, dan menyalahkan diri sendiri, sehingga merasa lebih baik mati. Ini disampaikan berkali-kali," kata Andy.
Pengacara Yosua, Johnson Panjaitan, merasa heran terhadap temuan lembaga-lembaga itu. Ia mempertanyakan data-data yang diperoleh oleh Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk mengambil kesimpulan itu.
Sebab, dalam rekonstruksi pembunuhan Yosua yang telah digelar, tidak ada soal pelecehan seksual tersebut. Selain itu, sebelumnya Timsus Polri telah memutuskan bahwa pelecehan seksual itu merupakan bagian dari skenario kebohongan yang dilakukan Sambo.
Seperti dilansir dari detikNews pada Rabu (31/8) Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik juga membenarkan bahwa rekonstruksi pembunuhan Brigadir J tidak menyertakan peristiwa di kamar mandi.
BACA JUGA: Tangis Putri di Magelang
"Iya, artinya itu kan peristiwa yang di kamar (mandi) tidak direkonstruksi kan," katanya.
Taufan saat itu mengatakan, dari keterangan saat pemeriksaan, Putri memang terjatuh di kamar mandi di rumah Magelang. Ia mengetahui itu dari keterangan ART mereka yang bernama Susi alias S.
"Iya, Susi dengar ibu nangis-nangis. Dia pertama ngira Ibu PC sedih karena anaknya gitu, tapi itu kan sekali lagi versi kelompok mereka kan," ujarnya.