Polisi mengarahkan dugaan pelaku pembunuhan nenek di Malang kepada cucunya yang masih dalam perawatan medis. Ada indikasi cucu MS yang mengalami luka sayatan benda tajam di leher dan perutnya telah melukai dirinya sendiri dan masih melakukan percobaan bunuh diri saat menjalani perawatan di rumah sakit.
Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat sempat menyatakan kecurigaan penyidik mengenai luka sayatan di perut MS (18) cucu nenek Wurlin yang sudah menjalani operasi dan masih menjalani perawatan intensif di RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Menurutnya, meski MS mengalami luka sayatan di perut tapi bajunya diketahui tidak robek.
"(Cucu korban mengalami) luka sayatan di perut dan juga di leher. Kami temukan luka (sayatan) itu langsung ke bagian tubuh (tetapi) tidak ada baju yang robek akibat sayatan yang melukai perutnya," kata kepada wartawan, Senin (20/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi mencurigai fakta itu berdasarkan logika, bila perut seseorang yang sedang memakai baju atau kaus dilukai orang lain dengan cara disayat dengan benda tajam maka baju yang bersangkutan akan turut robek. Ada dugaan luka sayatan itu terjadi ketika bajunya dibuka atau sengaja dibuka.
Sayangnya, hingga saat ini polisi belum bisa memintai keterangan MS yang tidak hanya diduga pelaku penganiayaan tetapi sejak awal sudah dinyatakan sebagai saksi kunci kasus pembunuhan Nenek Wurlin. MS belum bisa diajak berbicara meski kondisinya membaik karena masih harus memakai alat bantu pernapasan akibat luka di leher.
"Masih belum keluar dari ICU walaupun kondisinya sudah membaik dan dalam pengawasan ketat oleh penyidik. Tetapi meski sudah membaik yang bersangkutan belum bisa diambil keterangan. Dari dokter belum bisa," ujar Ferli.
Tidak hanya belum bisa diajak berbicara, polisi menyatakan bahwa ada indikasi MS masih berupaya melakukan percobaan bunuh diri. Karena sebab itu juga pihak kepolisian belum mendapat izin untuk memintai keterangan pelaku.
"Ada indikasi MS masih ingin melakukan upaya bunuh diri," kata Ferli.
Sebelumnya, mengenai luka sayatan benda tajam di perut MS yang tidak disertai robekan baju itu polisi sempat mengarahkan dugaan pada percobaan bunuh diri tapi belum bisa menyimpulkan kebenarannya karena masih memerlukan pengungkapan berdasarkan alat bukti dan petunjuk yang ada.
"Kami belum bisa menyimpulkan seperti itu. mohon bersabar dulu. Penyidik melakukan pengungkapan tidak bisa berdasarkan dugaan semata, tidak dengan alat bukti semata, tapi dengan petunjuk yang ada. Ini yang berusaha kami kejar. Kami enggak ngejar kesaksian siapa pun, kami fokus pada pengungkapan petunjuk," kata Ferli beberapa waktu lalu.
Sedangkan mengenai dugaan bahwa MS merupakan pelaku penganiayaan dan pembunuhan Nenek Wurlin yang merupakan neneknya sendiri ditemukan oleh polisi setelah melakukan penyelidikan mendalam di TKP dan hasil identifikasi sejumlah alat bukti yang ditemukan di lokasi.
"Ada jejak darah, alat bukti di TKP, dan beberapa keterangan saksi. Tapi sekali lagi kami belum menetapkan MS sebagai tersangka," kata Ferli.
"Nanti mudah-mudahan beberapa hari ke depan kalau dia memang sudah bisa berbicara diambil keterangan. Baru kami lakukan gelar lagi untuk menetapkan tersangka," ujar Ferli.
Sebelumnya, nenek Wurlin yang tinggal di Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang ditemukan tewas di dapur rumahnya. Peristiwa tewasnya Wurlin diketahui setelah MS cucunya keluar rumah dalam kondisi bersimbah darah pada Selasa (7/6/2022) pagi.
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
(dpe/iwd)