Sejarah Tulungagung dengan Berbagai Versi Asal-usul Namanya

Eka Fitria Lusiana - detikJatim
Minggu, 16 Nov 2025 18:40 WIB
ILUSTRASI SEJARAH KABUPATEN TULUNGAGUNG. Foto: CHATGPT
Tulungagung -

Kabupaten Tulungagung bukan hanya dikenal karena pesona wisata dan kuliner khasnya. Wilayah di pesisir Jawa Timur ini menyimpan sejarah panjang yang membentuk identitas dan budaya masyarakatnya.

Sejak masa Kerajaan Daha hingga pencatatan dalam Babad Tulungagung, daerah ini memiliki kisah dan asal-usul nama yang beragam. Berbagai versi tersebut menjadi pintu masuk untuk memahami perjalanan sejarah Tulungagung secara lebih mendalam.

Sejarah Kabupaten Tulungagung

Sejarah Kabupaten Tulungagung tercatat dalam Prasasti Lawadan yang bertuliskan "Sukra Suklapaksa Manga Siramasa". Dari prasasti ini, tercatat bahwa Tulungagung resmi lahir pada 18 November 1205 Masehi, yang kemudian dijadikan sebagai hari jadi kabupaten tersebut.

Penetapan hari jadi ini menjadi pedoman resmi sejak sekitar tahun 2003. Prasasti tersebut diberikan Raja Daha Kertajaya sebagai penghargaan atas kesetiaan masyarakat Thani Lawadan saat menghadapi serangan musuh dari timur Daha.

Asal-usul nama Tulungagung memiliki beberapa versi. Salah satunya dari kata "Pitulung Agung", yang berarti pertolongan dari Yang Maha Agung. Nama ini terkait dengan kisah Joko Baru, pemuda dari Gunung Wilis yang berusaha mengeringkan sumber air di Ngrowo (sekarang Tulungagung).

Caranya dengan menyumbatnya menggunakan lidi pohon aren. Konon, Joko Baru dikutuk menjadi ular oleh ayahnya, yang dikenal dengan sebutan Baru Klinting. Untuk kembali menjadi manusia, ia harus melingkari tubuhnya di Gunung Wilis, namun tubuhnya kurang sejengkal untuk melingkar sempurna.

Saat mencoba menjulurkan lidahnya, ayahnya memotong lidah tersebut secara bersamaan, dan secara ajaib lidah itu berubah menjadi tombak sakti. Tombak ini hingga kini masih disimpan dan dirawat masyarakat setempat sebagai benda sakti.

Versi lain menyebutkan bahwa nama Tulungagung berasal dari gabungan kata Tulung yang berarti sumber dan Agung yang berarti besar. Dengan pengertian ini, Tulungagung dapat diartikan sebagai daerah yang memiliki sumber air yang melimpah.

Kabupaten ini memang dikenal kaya akan sumber air, bahkan sebelum dibangunnya Bendungan Niyama oleh tentara Jepang. Dahulu, banyak kawasan di Tulungagung tergenang air, baik pada musim kemarau maupun musim hujan.

Sehingga versi kedua dianggap lebih meyakinkan mengenai etimologi nama kabupaten ini. Hal ini juga terkait dengan sejarah ibu kota Tulungagung yang dulu berada di Kalambret dan bernama Kadipaten Ngrowo, di mana kata Ngrowo juga berarti sumber air.

Selain prasasti, sejarah Tulungagung juga tercatat dalam Babad Tulungagung, cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun melalui mulut ke mulut. Babad ini menceritakan asal-usul Tulungagung sejak pra-sejarah, ketika daerah ini masih bernama Kadipaten Ngrowo atau Bonorowo, hingga menjadi Kabupaten Tulungagung.

Babad Tulungagung tidak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi juga sumber kearifan lokal yang bernilai, karena mengandung sistem kehidupan, tata nilai, dan pengetahuan yang membantu masyarakat Tulungagung memahami, mempertahankan, dan melangsungkan hidup sesuai kondisi dan kemampuan mereka.

Kecamatan di Kabupaten Tulungagung

Kabupaten Tulungagung terdiri dari berbagai kecamatan yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Dari pusat kota hingga pelosok desa, pembagian wilayah ini membantu mengenal lebih dekat ragam budaya, tradisi, dan potensi lokal yang ada di setiap sudut Tulungagung.

  • Kecamatan Pagerwojo
  • Kecamatan Sendang
  • Kecamatan Gondang
  • Kecamatan Karangrejo
  • Kecamatan Kauman
  • Kecamatan Ngantru
  • Kecamatan Boyolangu
  • Kecamatan Kedungwaru
  • Kecamatan Tulungagung
  • Kecamatan Sumbergempol
  • Kecamatan Ngunut
  • Kecamatan Rejotangan
  • Kecamatan Pucanglaban
  • Kecamatan Tanggunggunung
  • Kecamatan Pakel
  • Kecamatan Bandung
  • Kecamatan Campurdarat
  • Kecamatan Besuki
  • Kecamatan Kalidawir

Logat Bahasa Tulungagungan

Selain kaya sejarah dan budaya, Tulungagung juga memiliki warna lokal yang khas lewat bahasa warganya. Logat unik ini tidak hanya menjadi cara berkomunikasi, tetapi mencerminkan identitas dan karakter masyarakat setempat. Berikut beberapa logat khas Tulungagung yang perlu diketahui.

  • Ujug-ujug: tiba-tiba
  • Tiomongi og: dibilangin kok
  • Peh/byuh: aduh/waduh
  • Mendah: masa'
  • Iyo ye: iya kah
  • Ho oh ye: iya kah
  • Dhanggling: pelupa
  • Jathukna: tau begitu
  • Ndilalah: ternyata
  • Kejenggreng: terjebak hujan
  • Nas-nis: khawatir
  • Ngecak: beruntung
  • Nyatuk: memang
  • Uapik: bagus
  • Uadoh: jauh
  • Jian soumuk: sungguh gerah
  • Mak benduduk: datang atau muncul tiba-tiba
  • Mak sliwer: melintas cepat
  • Ngilo sik: sabar dulu
  • Nang pasar po?: ke pasar ya?

Artikel ini ditulis oleh Eka Fitria Lusiana, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.



Simak Video "Video: Jalan Penghubung 2 Desa di Tulungagung Putus Akibat Longsor"

(auh/irb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork