Tradisi Sunggi Susu Bremi Probolinggo Hadirkan Fashion Show Peternak Sapi

M Rofiq - detikJatim
Sabtu, 15 Nov 2025 16:20 WIB
Tradisi sunggi susu di Probolinggo (Foto: M Rofiq/detikJatim)
Probolinggo -

Tradisi Sunggi Susu di Desa Bremi, Kecamatan Krucil, Probolinggo kembali menyedot perhatian. Ratusan warga peternak sapi perah tampil penuh kebanggaan, membawa susu di atas kepala sambil berlenggak-lenggok dalam fashion show unik yang memadukan budaya dan kreativitas.

Festival tahun ini menghadirkan nuansa berbeda dengan adanya Fashion Show Sunggi Susu yang diikuti 132 peserta, terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak peternak sapi perah dari berbagai dusun di Desa Bremi. Tradisi Sunggi Susu merupakan budaya turun-temurun masyarakat setempat.

Diketahui, Sunggi berarti membawa barang di atas kepala, sementara wadah yang dibawa berisi susu segar hasil perahan pagi hari. Selain menjadi sarana pengumpulan susu, tradisi ini merepresentasikan rasa syukur, kebersamaan, dan peran kuat perempuan dalam perekonomian keluarga.

Peserta berjalan beriringan menuju Bremi Eco Park sambil membawa susu di atas kepala, menampilkan kekompakan dan keterampilan yang diwariskan lintas generasi.

Tradisi sunggi susu di Probolinggo Foto: M Rofiq/detikJatim

Dalam festival kali ini, kreativitas peserta makin terlihat melalui fashion show, di mana kostum tradisional, kontemporer, dan ornamen bernuansa peternakan membuat penampilan semakin menarik perhatian pengunjung.

Wulan, salah satu peserta, mengaku sangat senang tradisi ini kembali digelar secara besar.

"Perasaan saya bahagia sekali. Apalagi ini tradisi yang harus dijaga di Desa Bremi. Ini sebagai wujud rasa bersyukur kami," ungkap Wulan.

Selain sebagai prosesi budaya, susu yang terkumpul dalam acara ini didistribusikan melalui koperasi desa untuk kemudian diolah menjadi produk turunan seperti yoghurt dan keju tradisional. Dengan demikian, Sunggi Susu menjadi bagian penting dari rantai ekonomi warga.

Bupati Probolinggo, dr. Haris Damanhuri, turut hadir dan menyampaikan apresiasinya terhadap pelestarian tradisi sekaligus perkembangan peternakan sapi perah di Krucil.

Ia mengungkapkan bahwa potensi produksi susu di wilayah tersebut mencapai 29.000 liter per hari.

"Kita lagi kuatkan sistem di Dinas Peternakan. Kemarin serangan PMK sempat membuat data dan produksi terganggu. Sekarang kita bangun sistem berbasis data agar produksi bisa tumbuh lagi," jelas Bupati Probolinggo.

Namun menurutnya, bukan hanya volume produksi yang penting, tetapi juga konsumsi susu oleh masyarakat setempat.

"Produksi susu terbesar itu ada di sini. Tapi anak-anak di sini juga harus minum susu. Ini penting agar kita punya SDM yang bagus, anak-anak yang hebat." tegas dr Haris.



Simak Video "Video: Kafe di Probolinggo Diserang Gerombolan Remaja, Polisi Selidiki"


(irb/hil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork