Ekskavasi di Candi Bhre Kahuripan, Desa Klinterejo, Sooko, Mojokerto juga berhasil menemukan pagar sisi selatan candi ini. Karena terbatasnya waktu dan biaya, panjang struktur pagar yang ditemukan baru 20 meter.
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI Jatim menggelar ekskavasi Situs Bhre Kahuripan selama 15 hari, 23 Juli-7 Agustus 2025. Fokus utama mereka menampakkan mandala berbentuk bintang dengan 8 sudut lancip, serta pagar sisi selatan candi.
Pencarian pagar sisi selatan Candi Bhre Kahuripan pun membuahkan hasil. Tim arkeolog menemukan pagar selatan juga berbahan bata merah kuno. Namun, panjang pagar yang berhasil digali baru sekitar 20 meter. Tebal struktur ini 97-100 cm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cuman kami belum dapatkan pilar-pilar dengan interval jarak tertentu seperti di pagar sisi utara," kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan BPKW XI Jatim, Muhammad Ichwan kepada wartawan di lokasi, Jumat (8/8/2025).
Apabila dibandingkan dengan pagar sisi utara Candi Bhre Kahuripan yang ditemukan tahun 2024, pagar sisi selatan seharusnya juga 183 meter. Untuk memastikannya, Ichwan dan tim menggali di sisi barat pagar selatan. Ternyata ditemukan struktur dengan ketebalan yang sama dan segaris.
"Maka ekskavasi selanjutnya kami tinggal melanjutkan penggalian ke arah barat," terangnya.
Candi Bhre Kahuripan dikelilingi pagar berdenah persegi panjang. Sejauh ini, pagar sisi barat, selatan dan utara sudah ditemukan. Sehingga tersisa pagar timur candi ini yang diperkirakan di bawah jalan aspal penghubung Desa Klinterejo dengan Desa Panggih.
"Pagar timur kami duga di bawah jalan aspal. Karena ekskavasi tahun 2024 kami dapatkan indikasi sudut pagar timur laut dan bagian dalam sudut tenggara," jelasnya.
Ekskavasi kali ini juga berhasil menampakkan bangunan unik berdenah bintang dengan 8 sudut lancip. Semua sudut lancip bangunan kuno ini mengarah ke 8 mata angin. Sayangnya, sudut lancip di arah utara dan barat laut telah rusak sehingga tak tersisa. Pada sudut lancip barat juga terdapat struktur yang tebalnya mencapai 130 cm.
Sebagai gambaran denahnya, struktur bintang ini seperti 2 bujur sangkar masing-masing berukuran 14x14 meter yang ditumpuk menyilang. Jarak antar sudut lancip 5 meter, sedangkan jarak antar kaki sudut lancip 7 meter.
Pada sudut lancip timur tersambung dengan struktur yang membujur barat ke timur selebar 45 cm. Persis di tengahnya terdapat cekungan selebar 15 cm. Panjang struktur ini yang sudah ditemukan sekitar 200 cm. Tim arkeolog menduga struktur ini dulunya berfungsi sebagai selokan.
![]() |
Di dalam struktur bintang 8 sudut lancip juga banyak ditemukan struktur lain berbahan bata merah. Bangunan unik ini diindikasikan sebagai mandala. Fungsinya sebagai sarana aktivitas pemujaan pada zaman Majapahit.
Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan dikerjakan oleh BPK Wilayah XI Jatim secara bertahap sejak 2018. Halaman utama atau area sakral Situs Bhre Kahuripan berupa candi seluas 14x14 meter persegi berbahan batu andesit. Di tengahnya terdapat batu yoni berdimensi 191x184x121 cm. Ukiran pada kiri atas yoni menunjukkan angka tahun 1294 saka atau 1372 masehi.
Di dalam sumur Candi Bhre Kahuripan ditemukan lempengan emas berbentuk kura-kura sepanjang 6 cm. Sebuah arca berbahan batu andesit setinggi 200 cm, lebar 180 cm dan tebal 25-30 cm juga ditemukan di candi ini. Sayangnya, wujud arca tersebut tidak bisa dikenali karena sudah dirusak.
Sesuai angka tahun di batu yoni, Candi Bhre Kahuripan ini dibangun pada zaman Majapahit ketika Raja Hayam Wuruk memerintah 1350-1389 masehi. Para arkeolog meyakini candi tersebut dibangun untuk mendarmakan Ibu Hayam Wuruk, Tribhuwana Tunggadewi.
Tribhuwana menjadi ratu pertama Majapahit menggantikan saudaranya, Jayanegara. Ia memimpin dari tahun 1328 masehi sampai turun tahta tahun 1350 masehi. Mahkotanya lantas ia serahkan kepada putranya, Hayam Wuruk. Bhre Kahuripan merupakan salah satu gelar bagi Tribhuwana.
Candi Bhre Kahuripan ternyata dikelilingi pagar yang sangat luas. Panjangnya dari barat ke timur mencapai 183 meter, sedangkan lebarnya dari utara ke selatan 121 meter. Gerbang masuk utama di pagar sisi barat.
Sebab ditemukan 3 tapak gapura yang masing-masing berdenah cruciform seluas 26x20 meter persegi. Tapak gapura menyambung dengan struktur sisa-sisa pagar yang tebalnya 130-135 cm.
Pagar sisi utara juga tak kalah megah karena tebal struktur yang tersisa mencapai 100-105 cm. Dari sudut barat laut sampai timur laut terdapat 5 tapak pilar yang masing-masing berdenah bujur sangkar seluas 3,7x3,8 meter persegi. Antar pilar berjarak 40 meter.
Di dalam kompleks candi yang dikelilingi pagar ini, banyak ditemukan struktur sisa bangunan yang dulunya megah.
Simak Video "Video Mobil Wisatawan Terjun ke Jurang Mojokerto: 1 Tewas dan 5 Luka"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/hil)