Ekskavasi di kompleks Candi Bhre Kahuripan, Desa Klinterejo, Sooko, Mojokerto berhasil menampakkan seluruh bagian struktur kuno yang bentuknya unik. Sebab struktur berbahan bata merah ini berbentuk bintang dengan 8 sudut lancip yang mengarah ke 8 mata angin.
Ekskavasi bangunan kuno berbentuk bintang 8 sudut lancip menjadi salah satu fokus tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI Jatim. Penggalian di bagian barat kompleks Candi Bhre Kahuripan ini digelar 23 Juli-7 Agustus 2025 untuk melanjutkan ekskavasi tahun-tahun sebelumnya.
Hasilnya, 8 sudut lancip struktur bintang ini berhasil ditemukan. Semua sudut lancip bangunan kuno ini mengarah ke 8 mata angin. Sayangnya, sudut lancip di arah utara dan barat laut telah rusak sehingga tak tersisa. Pada sudut lancip barat juga terdapat struktur yang tebalnya mencapai 130 cm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebagai gambaran denahnya, struktur bintang ini seperti 2 bujur sangkar masing-masing berukuran 14x14 meter yang ditumpuk menyilang. Jarak antar sudut lancip 5 meter, sedangkan jarak antar kaki sudut lancip 7 meter.
"Kami dapatkan benar-benar struktur ini berdenah bintang sudut lancip 8 yang sudut lancipnya mengarah ke 8 mata angin," terang Ketua Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan BPKW XI Jatim, Muhammad Ichwan kepada wartawan di lokasi, Rabu (6/8/2025).
Di dalam struktur bintang juga banyak ditemukan struktur lain berbahan bata merah. Sedangkan sudut lancip arah timur tersambung dengan struktur yang membujur barat ke timur selebar 45 cm. Persis di tengahnya terdapat cekungan selebar 15 cm. Panjang struktur ini yang sudah ditemukan sekitar 200 cm.
"Kami duga sebagai selokan air di sudut lancip timur. Struktur diduga selokan ini mengarah ke timur," jelas Ichwan.
Sejauh ini, lanjut Ichwan, hipotesisnya tetap sama, yakni struktur bintang sudut lancip 8 ini bagian dari sebuah kompleks yang sangat luas. Di dalam kompleks ini terdapat Candi Bhre Kahuripan. Menurutnya, struktur unik tersebut berfungsi sebagai mandala pada Zaman Majapahit.
"Hipotesis kami ini mandala berupa bangunan yang fungsinya untuk sarana aktivitas pemujaan, kami duga seperti itu," ungkapnya.
Mandala bintang sudut lancip 8 ini diduga dulunya dinaungi atap. Sebab banyak temuan lepas berupa fragmen genting dan beberapa ukel atau hiasan pada sudut atap. Temuan lepas lainnya berupa bata berprofil yang diindikasikan dulunya menghiasi tepian struktur.
"Namun, kami belum bisa menyimpulkan bangunan ini dulunya beratap atau tidak. Umpak-umpak batu (pondasi tiang bangunan) di sini pindahan dari sekitarnya. Karena dulu banyak umpak di situs ini," tandas Ichwan.
Berita selengkapnya di halaman selanjutnya!
Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan dikerjakan oleh BPK Wilayah XI Jatim secara bertahap sejak 2018. Halaman utama atau area sakral Situs Bhre Kahuripan berupa candi seluas 14x14 meter persegi berbahan batu andesit. Di tengahnya terdapat batu yoni berdimensi 191x184x121 cm. Ukiran pada kiri atas yoni menunjukkan angka tahun 1294 saka atau 1372 masehi.
Di dalam sumur Candi Bhre Kahuripan ditemukan lempengan emas berbentuk kura-kura sepanjang 6 cm. Sebuah arca berbahan batu andesit setinggi 200 cm, lebar 180 cm dan tebal 25-30 cm juga ditemukan di candi ini. Sayangnya, wujud arca tersebut tidak bisa dikenali karena sudah dirusak.
Sesuai angka tahun di batu yoni, Candi Bhre Kahuripan ini dibangun pada zaman Majapahit ketika Raja Hayam Wuruk memerintah 1350-1389 masehi. Para arkeolog meyakini candi tersebut dibangun untuk mendarmakan Ibu Hayam Wuruk, Tribhuwana Tunggadewi.
![]() |
Tribhuwana menjadi ratu pertama Majapahit menggantikan saudaranya, Jayanegara. Ia memimpin dari tahun 1328 masehi sampai turun tahta tahun 1350 masehi. Mahkotanya lantas ia serahkan kepada putranya, Hayam Wuruk. Bhre Kahuripan merupakan salah satu gelar bagi Tribhuwana.
Candi Bhre Kahuripan ternyata dikelilingi pagar yang sangat luas. Panjangnya dari barat ke timur mencapai 183 meter, sedangkan lebarnya dari utara ke selatan 121 meter. Gerbang masuk utama di pagar sisi barat.
Sebab ditemukan 3 tapak gapura yang masing-masing berdenah cruciform seluas 26x20 meter persegi. Tapak gapura menyambung dengan struktur sisa-sisa pagar yang tebalnya 130-135 cm.
Pagar sisi utara juga tak kalah megah karena tebal struktur yang tersisa mencapai 100-105 cm. Dari sudut barat laut sampai timur laut terdapat 5 tapak pilar yang masing-masing berdenah bujur sangkar seluas 3,7x3,8 meter persegi. Antar pilar berjarak 40 meter.
Tinggal pagar sisi timur dan selatan yang belum ditampakkan sepenuhnya. Ekskavasi pagar sisi timur terganjal jalan aspal penghubung Desa Klinterejo dengan Desa Panggih, Kecamatan Trowulan. Di dalam kompleks candi yang dikelilingi pagar ini, banyak ditemukan struktur sisa bangunan yang dulunya megah.
Simak Video "Video Mobil Wisatawan Terjun ke Jurang Mojokerto: 1 Tewas dan 5 Luka"
[Gambas:Video 20detik]
(auh/hil)