Temuan Terbaru di Candi Bhre Kahuripan Mojokerto, Balai Pemujaan?

Temuan Terbaru di Candi Bhre Kahuripan Mojokerto, Balai Pemujaan?

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 30 Jul 2024 09:32 WIB
Temuan struktur sisa pilar dalam ekskavasi Candi Bhre Kahuripan
Temuan struktur sisa pilar dalam ekskavasi Candi Bhre Kahuripan (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Tim arkeolog mendapatkan temuan baru berupa struktur yang luasnya sekitar 20x20 meter persegi di depan Candi Bhre Kahuripan, Mojokerto. Bangunan kuno ini diperkirakan menjadi balai pemujaan pada zaman Majapahit.

Temuan baru diperoleh tim arkeolog Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI Jatim dalam ekskavasi 22 hingga 29 Juli 2024. Setelah menemukan separuh struktur gapura Candi Bhre Kahuripan di sudut tenggara lapangan sepakbola Desa Klinterejo, Sooko, Mojokerto, mereka menggali di sebelah utaranya.

Ternyata di titik ini juga ditemukan bangunan kuno berbahan bata merah. Ketua Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan BPKW XI Jatim, Muhammad Ichwan menjelaskan, struktur ini diduga bekas pilar yang tersisa bagian dasarnya. Luasnya mencapai 2,8x2,8 meter persegi berdenah bujur sangkar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menariknya, lanjut Ichwan, struktur pondasi pilar ini sebagai sudut barat laut sebuah bangunan besar. Tiga sudut lainnya berupa struktur yang sama, ditemukan dalam ekskavasi tahun sebelumnya. Yaitu sudut barat daya sekitar 2-3 meter di sebelah utara gapura, serta sudut tenggara dan timur laut.

"Antarsudut tapak pilar terhubung oleh struktur pagar yang tebalnya 100 cm. Kemungkinan ini membentuk ruangan tersendiri, ukurannya sekitar 20x20 meter, denahnya kemungkinan bujur sangkar," jelasnya kepada detikJatim di lokasi ekskavasi, Selasa (29/7/2024).

ADVERTISEMENT

Bangunan yang tersusun dari bata merah kuno dengan luas sekitar 400 meter persegi ini di depan atau di sebelah barat Candi Bhre Kahuripan. Struktur purbakala ini berada di dalam area sakral candi tersebut. Namun, saat ini Ichwan belum bisa memastikan fungsinya.

Temuan struktur sisa pilar dalam ekskavasi Candi Bhre KahuripanTemuan struktur sisa pilar dalam ekskavasi Candi Bhre Kahuripan Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim

"Saat ini kami belum bisa melihat secara utuh. Mungkin seperti itu (balai pemujaan), kami juga belum tahu seperti apa dulu bentuk bangunannya," terangnya.

Ekskavasi selama 7 hari juga menampakkan struktur sisa gapura Candi Bhre Kahuripan. Tinggi bangunan kuno ini tersisa 2-12 lapis bata merah. Meski hanya pondasinya yang tersisa, kemegahan gapura ini nampak jelas. Sebab panjangnya dari timur ke barat mencapai 11,5 meter.

Sedangkan lebarnya belum diketahui. Karena baru setengah tapak gapura yang berhasil ditemukan. Para arkeolog menduga terdapat gapura yang sama di sebelah utara bangunan seluas 20x20 meter persegi. Hipotesis mereka terdapat 2 gapura sebagai akses masuk ke area sakral Candi Bhre Kahuripan.

Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan dikerjakan oleh BPK Wilayah XI Jatim secara bertahap sejak tahun 2018. Halaman utama atau area sakral Situs Bhre Kahuripan berupa candi seluas 14x14 meter persegi berbahan batu andesit. Di tengahnya terdapat batu yoni berdimensi 191x184x121 cm. Ukiran pada kiri atas yoni menunjukkan angka tahun 1294 saka atau 1372 masehi.

Di dalam sumur Candi Bhre Kahuripan ditemukan lempengan emas berbentuk kura-kura sepanjang 6 cm. Sebuah arca berbahan batu andesit setinggi 200 cm, lebar 180 cm dan tebal 25-30 cm juga ditemukan di candi ini. Sayangnya, wujud arca tersebut tidak bisa dikenali karena sudah dirusak.

Sesuai angka tahun di batu yoni, Candi Bhre Kahuripan ini dibangun pada zaman Majapahit ketika Raja Hayam Wuruk memerintah 1350-1389 masehi. Para arkeolog meyakini candi tersebut dibangun untuk mendarmakan Ibu Hayam Wuruk, Tribhuwana Tunggadewi.

Tribhuwana menjadi ratu pertama Majapahit menggantikan saudaranya, Jayanegara. Ia memimpin dari tahun 1328 masehi sampai turun tahta tahun 1350 masehi. Mahkotanya lantas ia serahkan kepada putranya, Hayam Wuruk. Bhre Kahuripan merupakan salah satu gelar bagi Tribhuwana.

Candi Bhre Kahuripan ternyata dikelilingi pagar yang sangat luas. Panjangnya dari barat ke timur mencapai 183 meter, sedangkan lebarnya dari utara ke selatan 121 meter. Gerbang masuk utama di pagar sisi barat.

Sebab ditemukan 3 tapak gapura yang masing-masing berdenah cruciform seluas 26x20 meter persegi. Tapak gapura menyambung dengan struktur sisa-sisa pagar yang tebalnya 130-135 cm.

Pagar sisi utara juga tak kalah megah karena tebal struktur yang tersisa mencapai 100-105 cm. Dari sudut barat laut sampai timur laut terdapat 5 tapak pilar yang masing-masing berdenah bujur sangkar seluas 3,7x3,8 meter persegi. Antar pilar berjarak 40 meter.

Tinggal pagar sisi timur dan selatan yang belum ditampakkan sepenuhnya. Ekskavasi pagar sisi timur terganjal jalan aspal penghubung Desa Klinterejo dengan Desa Panggih, Kecamatan Trowulan. Sedangkan pagar sisi selatan sudah ditemukan di beberapa titik gali.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads